Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
antarafoto-borneo-fc-samarinda-kalahkan-dewa-united-banten-fc-1762358918.jpg
Pesepak bola Borneo FC Samarinda Mariano Peralta (tengah) mencetak gol ke gawang Dewa United Banten FC dalam lanjutan BRI Super League 2025/2026 di Stadion Segiri Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (5/11/2025). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Samarinda, IDN Times - Direktur Akademi Borneo FC Samarinda, Jacksen F. Tiago, baru saja menuntaskan program Academy Director Spain Internship yang digelar I-League bekerja sama dengan Ekkono di Spanyol. Program ini menjadi wadah bagi Jacksen untuk memperdalam wawasan terkait manajemen dan pembinaan akademi sepak bola modern.

Jacksen menjelaskan, program tersebut berlangsung dalam beberapa tahapan. Pada pekan pertama, peserta mengikuti sesi kelas setiap pagi di Barcelona yang membahas berbagai aspek pengelolaan akademi, mulai dari metodologi latihan hingga pengembangan pemain muda.

“Pada pekan pertama kami mengikuti sesi classroom setiap pagi di Barcelona, dengan materi seputar manajemen dan pembinaan akademi sepak bola,” ujar Jacksen dalam website Borneo FC.

1. Kunjungan ke klub amatir di Barcelona

Direktur Akademi Borneo FC Samarinda, Jacksen F. Tiago. Dok. Istimewa)

Selama berada di Spanyol, Jacksen juga berkesempatan mengunjungi sejumlah klub amatir di Barcelona serta menjalani observasi langsung di klub La Liga, Real Sociedad. Ia mendapatkan akses menyeluruh untuk mengamati aktivitas klub, mulai dari akademi usia 13 tahun hingga tim utama.

Menurut Jacksen, terdapat perbedaan signifikan antara sistem pembinaan sepak bola di Spanyol dan Indonesia, baik dari segi budaya maupun pendekatan pembinaan.

“Perbedaannya sangat terasa. Salah satu yang paling menonjol adalah pembentukan karakter pemain yang sudah dimulai sejak usia sangat dini,” jelasnya.

2. Adaptasi di Borneo FC

Direktur Akademi Borneo FC Samarinda, Jacksen F. Tiago.Instagram/@jacksen_tiago

Ia menilai banyak hal yang bisa diadaptasi dan diterapkan di Akademi Borneo FC, terutama terkait penguatan metodologi latihan yang spesifik, terstruktur, dan berkelanjutan. Selain itu, Jacksen juga menekankan pentingnya memperkuat sistem pencarian bakat di berbagai daerah di Indonesia.

“Kami sudah menjalin komunikasi dengan beberapa daerah, seperti Bontang dan Sekolah Khusus Olahragawan Indonesia (SKOI), serta membangun jaringan dengan wilayah Nusa Tenggara Timur, Papua, Makassar, hingga Ambon,” tambahnya.

3. Peningkatan kualitas akademi Borneo FC

Pemain Bali United (putih) dijaga ketat pemain Borneo FC. (Instagram.com/baliunitedfc)

Jacksen berharap pengalaman dan ilmu yang didapat selama program tersebut dapat berkontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas Akademi Borneo FC Samarinda, sekaligus melahirkan pemain-pemain muda potensial untuk masa depan sepak bola Indonesia.

Editorial Team