Kesultanan Kukar tentang Sejarah Masuknya Islam ke Kalimantan  

Perjalanan panjang kerajaan di Kalimantan

Tenggarong, IDN Times - Kesultanan Kutai Kertanegara merupakan kerajaan Melayu yang bermula dari kerajaan Hindu. Kerajaan Kutai Kertanegara menjadi kerajaan Islam pada tahun 1575, namun kerajaan ini berakhir pada tahun 1960. Awalnya, raja yang menjadi Sultan di Kertanegara adalah Aji Raja Mahkota Mulia Alam.

Untuk lebih jelas mengenal sejarah Kesultanan Kutai Kertanegara beserta daftar raja-rajanya mari simak penjelasan berikut. 

1. Sejarah Kesultanan Kutai Kertanegara

Kesultanan Kukar tentang Sejarah Masuknya Islam ke Kalimantan  Sejarah Lengkap

Kesultanan Kutai Kertanegara pertama kali didirikan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti pada tahun 1300 hingga tahun 1325 Masehi. Awalnya, kesultanan ini menganut ajaran Hindu. 

Kerajaan Kutai beraliran Hindu sudah berdiri di Kalimantan Timur (Kaltim) sejak tahun 400 an Masehi berdasarkan penemuan prasasti dan sejarah masa lalu. 

Letak kesultanan Kutai Kertanegara berada di Jahitan Layar, kemudian berpindah ke tepian batu atau Kutai lama hingga tahun 1732. Nama Kertanegara berasal dari kata Kute yang pernah menjadi bagian dari wilayah Majapahit. 

Seiring berjalanya waktu dan runtuhnya kerajaan Majapahit, pada paruh kedua abad ke-16 akibat serangan dari Kesultanan Demak yang merupakan Kerajaan Islam pertama di Jawa, maka pengaruh ajaran Hindu di Kerajaan Kutai Kertanegara ikut luntur. 

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Kutai sebagai Peradaban Tertua di Indonesia

2. Perkembangan ajaran Islam di Kaltim

Kesultanan Kukar tentang Sejarah Masuknya Islam ke Kalimantan  Kompleks Makam Kesultanan Kutai Ing Martadipura. (Sumber: situsbudaya.id)

Sejak saat itu, ajaran islam mulai menyebar luas ke wilayah nusantara dan mempengaruhi berbagai kerajaan-kerajaan yang sebelumnya merupakan kerajaan yang menganut agama Hindu dan Budha. 

Raja Aji Raja Mahkota Mulia Alam adalah raja Kutai Kertanegara pertama yang memeluk agama Islam. Pengaruh ajaran Islam semkain kuat seiring dengan keberadaan pendakwah. 

Saat Kutai Kartanegara dipimpin oleh Sultan Aji Muhammad Idris, posisi Kutai Kertanegara sebagai kerajaan Islam di Kaltim. Ia merupakan penguasa pertama di Kerjaan Kutai yang menyandang gelar Sultan.

Ketika Sultan Aji Muhammad Idris memimpin kerajaan, ibukota kerajaan dipindahkan dari Kutai Lama ke Pemarangan. 

3. Pertempuran Kerajaan Kutai Martapura dengan Kesultanan Kutai Kartanegara

Kesultanan Kukar tentang Sejarah Masuknya Islam ke Kalimantan  IDN Times/ Mela Hapsari

Kerajaan Kutai Martapura dengan Kesultanan Kutai Kertanegara dulunya hidup berdampingan. Namun suatu hari terjadi perselisihan antar dua kerajaan tersebut pada abad ke-16 Masehi. Pada saat itu Kerajaan Kutai Martapura yang menganut ajaran Hindu dipimpin oleh Dharma Setia, sedangkan Kesultanan Kutai Kertanegara menganut ajaran Islam.

Kesultanan Kutai Kertanegara memenangkan perang dan menguasai wilayah Kutai Martapura pada tahun 1635. Kemenangan itu ditandai sebagai sejarah baru dengan munculnya Kesultanan Kutai kertanegara Ing Martapura.

4. Perlawanan penjajah Belanda

Kesultanan Kukar tentang Sejarah Masuknya Islam ke Kalimantan  IndonesiaKaya

Kesultanan Kutai Kertanegara dipimpin oleh pemimpin yang keras melawan penjajahan VOC Belanda. Ia adalah Sultan Aji Muhammad Idris yang rela mengorbankan nyawanya saat berjuang bersama Sultan Wajo.

Meninggalnya Sultan Muhammad Idris terjadi pada tahun 1778, kepergiannya meninggalkan perselisihan di Kesultanan Kutai Kertanegara. Pangeran Aji Kedo merebut kekuasaan yang pada saat itu kekuasaan tersebut seharusnya diberikan kepada Aji Imbut. Aji Kedo menobatkan dirinya sebagai Sultan Kutai Kartanegara, yakni penerus Sultan Muhammad Idris. 

Dua tahun setelahnya, Pangeran Aji Imbut merebut kembali tahta yang menjadi haknya. Tentunya dibantu oleh para pengikutnya, ayahnya dan dari orang-orang Bugis Kesultanan Wajo. Kemudian Aji Kedo mewalahan melawan Aji Imbut. Aji Kedo meminta bantuan VOC, namun usahanya sia-sia sehingga Aji berhasil memenangkan peperangan di tahun 1780. 

Kemudian, pangeran Aji Imbut resmi menjadi Raja dari Kesultanan Kutai Kertanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin. Pada 28 September 1782  melakukam pemindahan ibu kota kerajaan ke daerah tepian Pandan. Hingga sekarang, pusat Kutai Kertanegara masih berada di tepian Pandang, tepatnya di Tenggarong Kukar Kaltim. 

Dua tahun setelah Indonesia merdeka, Kesultanan Kutai Kertanegara berstatus daerah Swapraja dan masuk dalam Federasi di Kaltim. 

Baca Juga: Sejarah Berdirinya Berau sebagai Penguasa Pulau-Pulau di Kaltim

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya