Pulau Kakaban Keajaiban Alam Berusia Jutaan Tahun di Berau

Tanjung Redeb, IDN Times - Pulau Kakaban adalah salah satu dari lima pulau di kawasan Kepulauan Derawan di Berau Kalimantan Timur (Kaltim). Berbeda dengan pulau pada umumnya, Kakaban terbentuk dari pasir, bebatuan, dan lempung yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati dan mengendap di wilayah tersebut.
Di balik keunikan geologisnya, Pulau Kakaban juga menyimpan cerita dan mitos yang berkembang di kalangan masyarakat setempat. Nama pulau ini memiliki arti khusus yang dikaitkan dengan budaya dan sejarah lokal. Artikel ini akan mengulas Pulau Kakaban sebagai destinasi wisata di Kabupaten Berau.
1. Sejarah Pulau Kakaban
Menurut sejarah geologis, Pulau Kakaban muncul dari permukaan laut sekitar 12 juta tahun yang lalu akibat pergeseran pada Semenanjung Mangkalihat dan Semenanjung Simpurna. Penelitian yang dilakukan di pulau ini menunjukkan bahwa Kakaban terbentuk akibat proses pergerakan lempeng tektonik yang mengangkat karang dari dasar laut dengan laju pengendapan 10 hingga 20 sentimeter per tahun selama dua juta tahun.
Nama Kakaban sendiri berasal dari bahasa setempat yang berarti "pelukan," merujuk pada karakteristik pulau ini yang seolah-olah memeluk danau di tengahnya. Namun, penelitian dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman, Samarinda, menyebutkan bahwa Kakaban berasal dari bahasa Suku Bajau, yang mendiami wilayah tersebut. Dalam bahasa Bajau, "Derawan" bermakna perawan, "Maratua" bermakna mertua, "Sangalaki" berarti laki-laki, dan "Kakaban" bermakna kakak.
2. Pulau Atoll
Pulau Kakaban dikenal istimewa karena formasi alamnya yang berupa atol atau pulau karang berbentuk cincin. Jika dilihat dari udara, bentuk pulau ini menyerupai angka sembilan, dengan laguna di tengah yang diisi oleh air laut. Pulau Kakaban merupakan salah satu habitat terumbu karang yang masih sangat terjaga kelestariannya, di mana hanya sekitar 0,2 persen kawasan serupa yang ada di dunia. Terumbu karang di wilayah ini menjadi rumah bagi sekitar 25 persen makhluk laut, sebagaimana diungkapkan dalam penelitian The Nature Conservancy Indonesia.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menetapkan kawasan seluas 285.000 hektare di Kepulauan Derawan, termasuk Pulau Kakaban, sebagai kawasan konservasi pesisir. Keanekaragaman hayati di pulau ini sangat tinggi, mulai dari penyu hijau, hiu paus, ikan napoleon, hingga ubur-ubur Cassiopea ornata yang hidup di dalam danau. Flora dan fauna di kawasan ini menjadikan Kakaban sebagai ekosistem yang harus dilestarikan.
3. Danau setengah asin

Pulau Kakaban juga dikenal dengan danau air campur yang terbentuk di tengah pulau, di mana air tawar dan air laut bercampur. Perubahan ini menyebabkan evolusi flora dan fauna yang berbeda dibandingkan dengan biota laut lainnya. Para ahli menyimpulkan bahwa keunikan ekosistem Kakaban merupakan hasil evolusi jutaan tahun.
Keindahan Kakaban tidak hanya memikat wisatawan domestik, tetapi juga turis mancanegara. Banyak wisatawan yang datang untuk merasakan sensasi berenang bersama ubur-ubur tanpa sengat, serta menikmati wisata alam seperti snorkeling, diving, dan menyelam bersama penyu hijau.
Pada 2016, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mencatat sebanyak 2.363 turis asing mengunjungi pulau ini. Dengan keindahan alamnya yang luar biasa, Kakaban telah menjadi destinasi wisata internasional yang mendatangkan pengunjung dari berbagai negara, sekaligus meningkatkan citra positif pariwisata Kaltim di mata dunia.