TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dongkrak Ekonomi Kaltim, Batu Bara dan CPO Laris Manis di Luar Negeri

Ekspor CPO ke Tiongkok berkontribusi sebesar 61 persen

Ilustrasi tongkang mengangkut batu bara (IDN Times/Yuda Almerio)

Samarinda, IDN Times - Ekonomi Kaltim masih bertumpu kepada pertambangan dan industri pengolahan. Kedua sektor ini memberikan dampak signfikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV tahun 2020 yang tumbuh sebesar 2,06 persen.

“Berdasarkan lapangan usaha (LU), perbaikan ekonomi Kaltim pada triwulan keempat bersumber dari kedua sektor ini,” ujar Tutuk SH, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim dalam keterangan pers yang diterima IDN Times pada Kamis (18/2/2021) sore.

Baca Juga: Jadi Operator Pelabuhan, PTB Bawa Investasi Rp470 Miliar ke Kaltim

1. Ekspor batu bara dan CPO mencatatkan kinerja positif

Tutuk SH, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim (Dok.IDN Times/Istimewa)

Lebih lanjut dia menerangkan, perbaikan di sektor pertambangan didorong oleh realisasi produksi batu bara Kaltim yang mengalami perbaikan. Meski demikian pada triwulan IV 2020 ini masih terkontraksi sebesar 1,28 persen (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi cukup dalam sebesar 22,67 persen (yoy).

Senada, industri pengolahan ikut memperlihatkan kinerja positif walau masih alami kontraksi. Perbaikan ini tercermin dari peningkatan volume ekspor crude palm oil (CPO). Wajar demikian, kondisi tersebut juga didukung oleh peningkatan terhadap harga jual minyak kelapa sawit ini.

Pengiriman CPO ke luar negeri ini alami peningkatan sebesar 32,26 persen (yoy) setelah sebelumnya tumbuh sebesar 25,07 persen (yoy). Kondisi serupa juga terjadi dengan ekspor batu bara yang tumbuh positif sebesar 2,61% (yoy).

“Tingginya ekspor CPO ke Tiongkok sendiri berkontribusi sebesar 61 persen terhadap total ekspor CPO di Kaltim,” imbuhnya.

2. Konsumsi rumah tangga juga mulai alami perbaikan

Ilustrasi panen kelapa sawit (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Tak hanya itu, kata dia, kinerja konsumsi rumah tangga juga alami perbaikan. Hal tersebut terjadi setelah ada relaksasi dari berbagai pembatasan. Maklum kondisi virus corona Kaltim saban hari selalu terjadi penambahan.

Dan hingga kini akumulasi positifnya sudah mencapai 50 ribu kasus lebih. Sehingga saat pusat perbelanjaan mendapat lampu hijau untuk beroperasi, kemudian didukung kemudahan akses transportasi maka sektor ini perbaikan.

“Peningkatan mobilitas masyarakat ikut tergambar dari Google Mobility Index yang menunjukkan perbaikan pada triwulan IV. Dari -11,45 persen menjadi -9,99 persen,” tuturnya.

Baca Juga: Ekonomi Kaltim Mulai Membaik, Sektor Pertambangan dan CPO Jadi Pemicu 

Berita Terkini Lainnya