Kawasan Ekonomi Khusus Maloy yang Jadi Andalan di Kaltim

Persoalan pembangunan Maloy yang dicarikan solusi

Samarinda, IDN Times - Mengawali Tahun 2023, Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor menghadiri Sidang Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus secara virtual dari Kantor Penghubung Jakarta, Rabu (11/1/2023).

Sidang Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Usai mengikuti rapat perdana di tahun 2023 ini, Gubernur Kaltim Isran Noor menegaskan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) perlu penanganan sangat serius agar bisa segera beroperasi dan memberikan manfaat besar bagi perekonomian Kaltim secara khusus dan Indonesia pada umumnya.

“Misalnya persoalan kelembagaan, kita akan memperkuat PT MBTK sebagai Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),” kata Gubernur Isran Noor dalam akun Instagram Pemprov Kaltim. 

1. Persoalan yang selama ini menghambat gerak maju KEK

Kawasan Ekonomi Khusus Maloy yang Jadi Andalan di KaltimIlustrasi pelabuhan. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Beberapa persoalan yang selama ini menghambat gerak maju KEK MBTK harus segera ditemukan solusinya, sekaligus tindak lanjut aksinya secara bertahap dan terukur.

Perubahan PT MBTK menjadi BUMD yang merupakan perusahaan patungan Pemprov Kaltim dan Pemkab Kutai Timur itu harus dilakukan agar BUPP bisa bekerja lebih maksimal.

Pasalnya, salah satu faktor penghambat kemajuan KEK MBTK selama ini, karena PT MBTK tidak bisa bekerja optimal akibat keterbatasan kewenangan, kapasitas dan permodalan.

Selain persoalan kelembagaan, langkah KEK MBTK pun masih terkendala persoalan infrastruktur dan investasi. Untuk persoalan investasi, faktor terbatasnya kemampuan BUPP (PT MBTK) sangat berpengaruh terhadap minat investor berinvestasi.
.

Baca Juga: BPK Temukan Kelebihan Pengelolaan Belanja RSUD AWS Samarinda 

2. Infrastruktur KEK yang belum resmi diserahkan

Kawasan Ekonomi Khusus Maloy yang Jadi Andalan di KaltimIDN Times/Humas Pemkab Kutim

Hal ini bertambah rumit karena hampir semua infrastruktur yang saat ini ada di dalam KEK MBTK belum secara resmi diserahkan kepada BUPP. Pun demikian dengan belum adanya perizinan untuk pengoperasian air bersih dan belum rampungnya Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Sangkulirang dan RIP KEK MBTK.

Kepada seluruh jajaran Dewan Kawasan KEK MBTK dan BUPP, Gubernur Isran Noor meminta agar berbagai permasalahan yang menjadi penghambat itu bisa segera diselesaikan. Misal saja soal kelembagaan, saat ini sudah dalam proses pembuatan dokumen kajian pendirian BUMD dan pembuatan naskah akademik, serta Raperda BUMD.

“Selain itu juga akan dilakukan penilaian aset sebagai dasar penyertaan modal Pemprov Kaltim dan Pemkab Kutai Timur. Tahun 2023 ini semua harus klir,” tegas Gubernur.

3. Pelabuhan curah sawit di KEK Maloy

Kawasan Ekonomi Khusus Maloy yang Jadi Andalan di KaltimIlustrasi kelapa sawit. (IDN Times/Sunariyah)

KEK MBTK berada di atas lahan seluas 557 hektare. Namun yang saat ini sudah dibebaskan sekitar 509 hektare. KEK MBTK sudah dilengkapi satu pelabuhan curah sawit. Harapannya ke depan agar lebih banyak investor bisa bergabung, maka jenis pelabuhan di kawasan ekonomi itu harus diubah menjadi multipurpose.

“Lakukan koordinasi dan sinergi secara cepat. Semua proses harus dilakukan dengan segera. Jangan saling menunggu, jangan juga bertele-tele. Birokrasi jangan terlalu panjang. Segera saja proses. Kalau harus ada tanda tangan gubernur, siapkan segera semua dokumennya, saya tanda tangan,” tandas Gubernur lagi.

Ke depan, KEK MBTK dipersiapkan bukan hanya untuk industri sawit, tapi juga perkayuan, energi dan industri lainnya.

Gubernur Isran optimis KEK MBTK akan menjadi pusat kawasan ekonomi baru di Kaltim, bahkan di kawasan timur Indonesia. Selain karena berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kaltim juga menjadi keunggulan lain KEK MBTK. Sebab itu, selain harus segera membangun berbagai infrastruktur kawasan, pemerintah juga harus mampu menarik minat investor untuk berinvestasi ke KEK MBTK. 

Baca Juga: Bankeu Provinsi Kaltim untuk Kota Samarinda Rp354 Miliar

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya