PJB UBJOM Kaltim Teluk Resmikan Green House Pohon Energi 

Selama perayaan hari hutan sedunia

Balikpapan, IDN Times -  PT PJB UBJOM Kaltim Teluk punya terobosan dalam memenuhi kebutuhan cofiring pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Caranya dengan menyediakan biomassa yang dihasilkan dari tanaman energi sebagai campuran batu bara.

Untuk mendukung itu, sebagai langkah awal dan bertepatan di Hari Hutan Sedunia PT PJB pun meresmikan green house yang dibangun di dalam area PLTU Teluk Balikpapan, pada Senin (21/3/2022).

“Cofiring ini untuk mengoptimalkan PLTU yang saat ini menggunakan batu bara akan beralih menggunakan bahan bakar energi baru dan terbarukan," kata General Manager PT PJB UBJOM Kaltim Teluk Syarief Andrian, Senin (21/3/2022).  

1. Tanaman berguna dalam proses cofiring

PJB UBJOM Kaltim Teluk Resmikan Green House Pohon Energi PT PJB pun meresmikan green house yang dibangun di dalam area PLTU Teluk Balikpapan. Foto istimewa

Syarief mengatakan, saat ini ada beberapa tanaman dipergunakan di antaranya kaliandra, lamtoro dan gamal. Mereka rencananya akan melakukan proses pembibitan dari unit dulu hingga nantinya dibawa keluar. 

Syarief meresmikan green house dan penanaman pohon kaliandra.

Selain itu PT PJB dan PLN UPDK melakukan penanaman pohon kaliandra yang akan dijadikan sebagai biomassa sebagai campuran maupun pengganti batu bara.

Kegiatan ini sebagai langkah awal dalam penyediaan biomassa dalam mendukung cofiring.

Nantinya, setelah masa trial yang dilakukan PJB ini hasilnya sesuai dengan harapannya, baru akan menanam dengan lebih besar dan bekerja sama dengan komunitas pertanian maupun peternakan.

“Biomassa ini harganya setara dengan batu bara, dan turunannya untuk kaliandra ini banyak bisa madu, maupun pakan ternak,” paparnya .

Baca Juga: MotoGP Mandalika, PLN Siapkan Pasokan Listrik Berkualitas 

2. Perusahaan menggandeng kelompok masyarakat

PJB UBJOM Kaltim Teluk Resmikan Green House Pohon Energi PT PJB pun meresmikan green house yang dibangun di dalam area PLTU Teluk Balikpapan. Foto istimewa

Jika nanti dikelola oleh kelompok masyarakat pihaknya akan menggunakan skema corporate social responsibility (CSR). Di mana sambung Syarief untuk penanaman pohon kaliandra ini membutuhkan waktu satu hingga dua tahun untuk panen pertama sejak bibit ditanam.

“Untuk panennya sendiri tiga sampai enam bulan dipotong, dia tumbuh lagi dan itu berkelanjutan. Di Kaltim karena fase trial dulu kita ingin menguji dulu apa cocok di sini jika cocok kami lanjut. Karena di unit lain sudah melajukan ini makanya ini jadi inisiatif, tidak semua (tanaman) cocok, tapi lamtoro di sini bagus,” bebernya.

Syarief berharap ini akan menjadi langkah strategis dan menjadi salah satu visi karbon netral di tahun 2060.

“Ini upaya kita sebagai penyedia listrik di IKN nanti dengan produk terbaru,” pungkasnya.

3. Sudah lazim dipakai PLTU lain

PJB UBJOM Kaltim Teluk Resmikan Green House Pohon Energi PT PJB pun meresmikan green house yang dibangun di dalam area PLTU Teluk Balikpapan. Foto istimewa

Sementara itu, Manager PT PLN UPDK Balikpapan Otniel Marrung menambahkan, kegiatan ini dapat mengikuti jejak PLTU di wilayah lain yang sudah hampir 100 persen menggunakan kayu sebagai bahan produksi listrik.

“Butuh usaha yang keras mengembangkan ini karena butuh lahan yang luas untuk menanam, konsepnya bisa seperti plasma, sehingga target mendapatkan tanaman kayu ini bisa didapatkan, ini sangat memungkinkan untuk menggunakan bahan bakar ini dan ini sangat baik. Harapan kami bisa terlaksanakan di masa yang akan datang, karena butuh waktu untuk tumbuh dan program ini dapat diteruskan nantinya,” timpal Otniel.

Diketahui, pohon gamal, lamtoro dan kaliandra ini dikenal sebagai pohon energi, karena memiliki kandungan energi panas atau nilai kalor masing-masing 4.548 kkal/kg, 4.967 kkal/kg, dan 4.617 kkal/kg.

Selanjutnya biomassa yang dihasilkan dari tanaman energi tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan cofiring pada PLTU sebagai campuran batu bara untuk dorong target bauran EBT 23 persen pada tahun 2025.

Pasalnya target bauran energi nasional untuk EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025 dicanangkan Pemerintah Indonesia, juga terhadap komitmen yang disampaikan pada COP21 Paris Agreement yaitu target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen terhadap business as usual (BAU). Selain itu juga terkait komitmen Indonesia dalam memberikan kontribusi terhadap solusi perubahan iklim global dalam United Nations Framework Covention on Climate Change(UNFCCC). 

Baca Juga: Perwakilan Kaltim Masuk dalam Otorita IKN Nusantara Masih Misteri

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya