TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lampaui Target, Pencapaian Mercant QRIS Tembus 13 Juta Pengguna

Tiga wilayah di Kaltim sudah terdapat 84 ribu mercant

Proses sosialisasi transaksi online Quick Response Code Indonesian Standard di Balikpapan Kaltim. (IDN Times/Hilmansyah)

Balikpapan, IDN Times - Bank Indonesia (BI) Balikpapan terus memperkenalkan metode aplikasi transaksi online Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Kepala Kantor Perwakilan BI Balikpapan Sri Sudarmaji Sudibyo mengatakan, penggunaan QRIS yang semakin banyak untuk memberikan satu layanan kepada masyarakat agar lebih memiliki kemudahan dalam melakukan transaksi.

“Dengan QRIS ini tentu bagi pengguna itu akan membantu cash manajemen tidak perlu lagi harus menyiapkan cash. Ketika tidak menggunakan uang cash tentu mereka cukup melakukan semacam transfer dan masuk ke akun mereka,” ujar Sudibyo kepada media, Kamis (9/12/2021).

Baca Juga: Dihantam Banjir Rob dan Badai, Rumah Tingkat di Balikpapan Ambruk

1. QRIS juga untuk kegiatan keagamaan

Direktur Utama bank BJB Yuddy Renaldi (kiri) melakukan transaksi pembayaran digital dengan barcode di Pasar Baru, Bandung, Jawa Barat, Senin (16/12). Bank BJB meluncurkan pembayaran digital dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), bjb EDC berbasis Android dan bjb Digi (mobile banking), untuk mendukung interkoneksi instrumen sistem pembayaran yang lebih luas dan mengakomodasi kebutuhan transaksi keuangan secara nasional. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ama. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Di samping itu kata Sudibyo, dengan tidak menggunakan uang cash, mereka akan terbebas dengan uang palsu. Hal-hal ini lebih penting lagi bagi pengguna tidak perlu menyediakan uang kembalian para merchant.  

“Bagi customer tentu juga banyak memiliki kemudahan, misalnya tidak harus selalu membawa dompet, karena tentu biasa di HP ada mobile banking itu akan terhubung, sehingga tidak bawa uang cash pun mereka tetap bisa melakukan transaksi,” jelasnya.

Harapannya dengan kemudahan itu misalnya QRIS untuk rumah ibadah. Ketika orang mau melakukan kegiatan membayar zakat infak sedekah tidak pagi mereka harus di masjid. Karena potret dari QR itu bisa ada di handphone, sehingga kapan pun bisa melakukan sedekah infak dan zakat.

“Tentu di era pandemik sangat bermanfaat, masjid tetap ada biaya operasional misalnya bayar air listrik, dengan adanya QRIS tentu misalnya jemaah tetap bisa melakukan penyaluran sedekah, infak dan zakat dari kediaman warga masing-masing,” katanya.

2. QRIS harus didukung literasi dan infrastruktur

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Menurut Sudibyo, QRIS merupakan konsep transaksi elektronik berguna bagi masa depan. Tetapi, prosesnya tentunya harus didukung infrastruktur terpasang.

Agar ekosistemnya terbentuk hingga masyarakat pun mulai memanfaatkan jasa layanan keuangan elektronik ini.  Di sini dianggap penting dalam memberikan literasi pemahanan pada masyarakat.

“Gimana caranya tentu kami bersama-sama memberikan literasi edukasi kepada publik dan ini yang tentu sangat kami harapkan,” ujarnya.

Baca Juga: Divonis Penjara Seumur Hidup, Oknum TNI Balikpapan Ajukan Banding

Berita Terkini Lainnya