Tradisi Kopi dan Nongkrong di Warung Kopi Goncang Lidah

Wk Goncang Lidah berdiri sejak 1970

Pontianak, IDN Times - Masyarakat Kalimantan Barat (Kalbar) dikenal dengan kegemaran nongkrong dan menikmati kopi, sehingga tak heran jika banyak pengusaha membuka warung kopi, baik berjejer maupun bersebelahan.

Di Kabupaten Mempawah, Kalbar, terdapat sebuah warung kopi legendaris. Dikenal dengan nama Warung Kopi (Wk) Goncang Lidah, warkop ini terletak di Jalan Gusti M Taufik, di daerah pasar.

Pemilik warung kopi ini memutuskan untuk membuka kembali usahanya mengingat tingginya minat masyarakat akan tempat nongkrong dan ngopi di lokasi tersebut.

1. Usaha turun temurun sejak tahun 1970

Tradisi Kopi dan Nongkrong di Warung Kopi Goncang LidahWarkop ini berada di kawasan pasar. (IDN Times/Teri).

Awalnya, Wk Goncang Lidah bukanlah sebuah warkop. Dirgantara Dewo, pemilik Goncang Lidah, mengungkapkan bahwa pada tahun 1970, bangunan tua ini merupakan tempat dagang kakeknya, sebuah rumah makan yang menyajikan beragam lauk pauk.

Namun, bangunan itu mengalami kebakaran dan kemudian dibangun kembali. Setelah direnovasi, bangunan tersebut bertransformasi menjadi tempat untuk bermain biliar dan juga warung kopi.

“Bangunan ini mengalami kebakaran beberapa tahun lalu, namun kemudian dibangun kembali. Sampai saat ini, bangunan tersebut masih tetap berdiri sebagai bangunan tua,” ujar Dewo pada Minggu (10/12/2023).

Setelah beberapa tahun vakum, Warung Kopi Goncang Lidah kembali beroperasi pada tahun 2017. Usaha ini turun-temurun diwariskan kepada Dewo. Dewo menghias interior warkop dengan konsep klasik vintage dan mencari sejumlah barang antik untuk dipajang di dalamnya.

Baca Juga: Testimoni Penyintas HIV di Pontianak, Antara Cinta dan Ironi

2. Asal mula nama Goncang Lidah

Tradisi Kopi dan Nongkrong di Warung Kopi Goncang LidahWarkop ini populer di kalangan anak muda di Mempawah. (IDN Times/Teri).

Dengan nama yang tetap sama sejak 53 tahun yang lalu, yaitu Goncang Lidah, Dewo menceritakan asal usul nama tersebut. Bangunan ini dulunya berada di tengah-tengah pasar, tempat banyak orang berjudi. Warung kopi ini kemudian dihidangkan kepada mereka setelah berjudi.

“Goncang diartikan sebagai guncang. Dahulu, di daerah pasar ini banyak orang yang berjudi, dan goncang dapat diibaratkan seperti dadu yang diguncangkan. Setelah mereka selesai berjudi, kami menyajikan warung kopi untuk mereka merasakan kenikmatan kopi,” ungkap Dewo.

Meskipun aktivitas tersebut sudah jarang terjadi setelah puluhan tahun berlalu, Warung Kopi Goncang Lidah tetap menjadi tempat favorit warga Mempawah.

3. Kopi pancong jadi menu paling populer

Tradisi Kopi dan Nongkrong di Warung Kopi Goncang LidahKopi susu pancong di warkop Goncang Lidah Mempawah. (IDN Times/Teri).

Dewo menjelaskan bahwa menu yang paling diminati oleh pengunjung adalah kopi pancong. Teknik penyajian kopi setengah gelas ini telah berkembang di Kalbar sejak puluhan tahun yang lalu.

“Kopi pancong adalah menu yang paling diminati, baik kopi susu pancong maupun kopi hitam pancong,” tambah Dewo.

Dengan harga yang terjangkau, yakni Rp6 ribu per gelas kopi susu pancong, warung kopi ini menjadi ramai dan menjadi tempat favorit warga Mempawah.

“Di pagi hari, banyak bapak-bapak dari pasar atau pekerja kantoran yang datang ke sini. Sedangkan di siang atau malam hari, anak muda lebih dominan untuk nongkrong di sini,” tambah Dewo.

Warung Kopi Goncang Lidah telah membuka dua cabang lainnya di daerah Mempawah, yakni di Jalan Gusti M Taufik (Terusan) dan Jalan Jurusan Pontianak (Sungai Pinyuh), menandakan perkembangan bisnisnya.

Baca Juga: Bertemu Anak Muda Pontianak, Ganjar Ingin Buat Creative Hub se-RI

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya