Mitos Kesehatan Salah Kaprah yang Masih Diyakini Kebenarannya 

Berdasarkan kepercayaan tanpa analisa kesehatan

Balikpapan, IDN Times - Bukan menjadi sebuah rahasia lagi bahwa mayoritas masyarakat di Indonesia masih percaya adanya mitos, termasuk yang menyangkut soal kesehatan

Kepercayaan turun temurun yang diwariskan pada generasi di bawahnya tanpa ada proses verifikasi secara aktual dan terpercaya. Alasannya kadang-kadang juga tidak masuk akal saat mempertanyakan mitos dari orangtua tersebut, seperti pamali, saru, tabu, dan lainnya. 

Padahal dalam segi logika terkadang memang gak masuk akal mitos-mitos tersebut sehingga tidak salah bila kita kemudian akhirnya mempertanyakan. Nah, berikut ini sejumlah mitos kesehatan yang sudah terbukti tidak benar alias hoaks. 

1. Minum air hangat menurunkan berat badan

Mitos Kesehatan Salah Kaprah yang Masih Diyakini Kebenarannya ilustrasi minum air hangat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa minum air hangat dapat menurunkan berat badan. Faktanya, hanya mengonsumsi air hangat tanpa mengubah pola makan dan aktivitas fisik tidak akan memberikan efek signifikan pada penurunan berat badan.

2. Meminum vitamin C dapat mencegah atau menyembuhkan pilek

Mitos Kesehatan Salah Kaprah yang Masih Diyakini Kebenarannya ilustrasi minum vitamin dan cairan ion (IDN Times/Mardya Shakti)

Vitamin C dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, namun tidak dapat sepenuhnya mencegah atau menyembuhkan pilek. Penyebab pilek adalah virus, dan vitamin C tidak dapat membunuh virus tersebut. Namun, konsumsi vitamin C yang cukup dapat membantu mempercepat pemulihan dari pilek.

3. Makanan berlemak tinggi dapat menyebabkan kolesterol tinggi

Mitos Kesehatan Salah Kaprah yang Masih Diyakini Kebenarannya ilustrasi makanan sumber lemak tak jenuh (ebookanalysis.com)

Konsumsi makanan berlemak tinggi tidak selalu menyebabkan kolesterol tinggi. Beberapa jenis lemak sebenarnya diperlukan oleh tubuh dan dapat membantu menjaga kesehatan. Yang perlu dihindari adalah makanan yang mengandung lemak jenuh dan trans yang dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi.

Baca Juga: 9 Kosakata Unik Masyarakat di Balikpapan, Ada Sekek dan Kompek!

4. Mandi setelah makan dapat menyebabkan kerusakan pencernaan

Mitos Kesehatan Salah Kaprah yang Masih Diyakini Kebenarannya Ilustrasi Mandi, Shower, Kamar Mandi (IDN Times/Sunariyah)

Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa mandi setelah makan dapat menyebabkan kerusakan pencernaan. Faktanya, mandi setelah makan tidak akan mempengaruhi proses pencernaan sama sekali.

5. Menjaga kaki tetap hangat dapat mencegah pilek

Mitos Kesehatan Salah Kaprah yang Masih Diyakini Kebenarannya Pinterest

Pilek disebabkan oleh virus dan tidak berhubungan dengan suhu kaki atau bagian tubuh lainnya. Meskipun menjaga kaki tetap hangat dapat membuat tubuh merasa nyaman, namun tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa ini dapat mencegah pilek.

6. Tidur terlalu lama dapat membuat tubuh menjadi malas

Mitos Kesehatan Salah Kaprah yang Masih Diyakini Kebenarannya ilustrasi tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidur yang cukup merupakan kebutuhan penting bagi tubuh untuk memulihkan diri dan menjaga kesehatan. Tidur terlalu lama tidak akan membuat tubuh menjadi malas, namun sebaliknya dapat membantu meningkatkan energi dan konsentrasi.

7. Menggosok gigi setelah makan dapat merusak enamel gigi

Mitos Kesehatan Salah Kaprah yang Masih Diyakini Kebenarannya ilustrasi menyikat gigi (pixabay.com/slavoljubovski)

Menggosok gigi setelah makan sebenarnya dapat membantu menghilangkan sisa makanan dan plak gigi yang dapat merusak enamel gigi. Namun, jika Anda menggosok gigi terlalu kuat atau menggunakan sikat gigi yang terlalu keras, hal ini dapat merusak enamel gigi.

Oleh karena itu, disarankan untuk menggosok gigi dengan lembut dan menggunakan sikat gigi yang sesuai. Informasi ChatGPT

Baca Juga: 20 Tempat Nongkrong Hits yang Ramah Kantong di Balikpapan 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya