Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Imposter Syndrome Sering Menyerang Orang Pintar? Ini 5 Penyebabnya!

pexels.com/Anna Shvets
pexels.com/Anna Shvets

Samarinda, IDN Times - Imposter syndrome adalah perasaan tidak pantas terhadap pencapaian atau kesuksesan yang telah diraih, yang dapat melemahkan harga diri dan menghalangi pertumbuhan pribadi yang lebih baik. Ini terjadi ketika seseorang merasa tidak secerdas, sehebat, atau se kreatif yang dibayangkan, meskipun sebenarnya memiliki kompetensi yang cukup.

Imposter syndrome membuat seseorang meragukan kemampuannya sendiri dan sering membandingkannya dengan orang lain. Apa saja penyebab umum dari kondisi ini? Simak penjelasannya di bawah ini!

1.Pola asuh

pexels.com/Monstera Production
pexels.com/Monstera Production

Pola asuh memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan mental seorang anak. Pola asuh yang sangat menekankan prestasi bisa mengakibatkan rasa takut akan kegagalan.

Dampaknya, ketika dewasa, anak tersebut mungkin mengalami imposter syndrome.

2.Kepribadian

pexels.com/Andrea Piacquadio
pexels.com/Andrea Piacquadio

Perfeksionis dan orang yang mencapai prestasi tinggi sering kali lebih rentan terhadap imposter syndrome. Mereka cenderung takut bahwa mereka tidak mampu mempertahankan standar kinerja yang tinggi yang mereka tetapkan.

3.Lingkungan tempat kerja

pexels.com/fauzels
pexels.com/fauzels

Tempat kerja yang sangat kompetitif atau kritis dapat memperburuk perasaan tidak mampu seseorang. Hal ini terjadi terutama ketika lingkungan kerja cenderung menghukum kesalahan dan kurang memberikan penghargaan pada pencapaian yang telah dicapai.

4.Faktor budaya

pixabay.com/OrnaW
pixabay.com/OrnaW

Tekanan masyarakat dan stereotip dapat menyebabkan seseorang meragukan kemampuannya sendiri. Di negara seperti Afrika Selatan, secara historis, kelompok masyarakat tertentu dipandang inferior dan tidak mampu.

Pandangan negatif seperti itu berbahaya bagi harga diri, yang selanjutnya menciptakan pola pikir rendah diri yang memicu kerentanan bawaan kita terhadap kurangnya rasa percaya diri.

5.Transisi besar dalam hidup

pexels.com/fauzels
pexels.com/fauzels

Perubahan karier, promosi, atau penambahan tanggung jawab baru dapat memicu imposter syndrome. Ketika seseorang dipromosikan, mereka perlu tumbuh menjadi pribadi yang sesuai dengan tingkat keterampilan yang dibutuhkan, yang hanya bisa diperoleh melalui pengalaman dan waktu. Selama proses ini, sering kali muncul perasaan tidak pantas dan meragukan diri sendiri, yang memicu imposter syndrome.

Ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami imposter syndrome. Mengenali penyebab-penyebab ini adalah langkah penting untuk mengatasinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us