Imposter Syndrome Sering Menyerang Orang Pintar? Ini 5 Penyebabnya!
![Imposter Syndrome Sering Menyerang Orang Pintar? Ini 5 Penyebabnya!](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2023/10/whatsapp-image-2023-10-10-at-192738-d1d5b73e706dec953faaf651f6eb0051-e2ecf375d7dbd98996ed8a8f40f5ee86_600x400.jpeg)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Imposter syndrome adalah perasaan tidak pantas terhadap pencapaian atau kesuksesan yang telah diraih, yang dapat melemahkan harga diri dan menghalangi pertumbuhan pribadi yang lebih baik. Ini terjadi ketika seseorang merasa tidak secerdas, sehebat, atau se kreatif yang dibayangkan, meskipun sebenarnya memiliki kompetensi yang cukup.
Imposter syndrome membuat seseorang meragukan kemampuannya sendiri dan sering membandingkannya dengan orang lain. Apa saja penyebab umum dari kondisi ini? Simak penjelasannya di bawah ini!
1. Pola asuh
Pola asuh memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan mental seorang anak. Pola asuh yang sangat menekankan prestasi bisa mengakibatkan rasa takut akan kegagalan.
Dampaknya, ketika dewasa, anak tersebut mungkin mengalami imposter syndrome.
2. Kepribadian
Perfeksionis dan orang yang mencapai prestasi tinggi sering kali lebih rentan terhadap imposter syndrome. Mereka cenderung takut bahwa mereka tidak mampu mempertahankan standar kinerja yang tinggi yang mereka tetapkan.
Baca Juga: 6 Tempat Wisata yang Dapat Dikunjungi saat Berada di Samarinda
3. Lingkungan tempat kerja
Tempat kerja yang sangat kompetitif atau kritis dapat memperburuk perasaan tidak mampu seseorang. Hal ini terjadi terutama ketika lingkungan kerja cenderung menghukum kesalahan dan kurang memberikan penghargaan pada pencapaian yang telah dicapai.
4. Faktor budaya
Tekanan masyarakat dan stereotip dapat menyebabkan seseorang meragukan kemampuannya sendiri. Di negara seperti Afrika Selatan, secara historis, kelompok masyarakat tertentu dipandang inferior dan tidak mampu.
Pandangan negatif seperti itu berbahaya bagi harga diri, yang selanjutnya menciptakan pola pikir rendah diri yang memicu kerentanan bawaan kita terhadap kurangnya rasa percaya diri.
5. Transisi besar dalam hidup
Perubahan karier, promosi, atau penambahan tanggung jawab baru dapat memicu imposter syndrome. Ketika seseorang dipromosikan, mereka perlu tumbuh menjadi pribadi yang sesuai dengan tingkat keterampilan yang dibutuhkan, yang hanya bisa diperoleh melalui pengalaman dan waktu. Selama proses ini, sering kali muncul perasaan tidak pantas dan meragukan diri sendiri, yang memicu imposter syndrome.
Ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami imposter syndrome. Mengenali penyebab-penyebab ini adalah langkah penting untuk mengatasinya.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Makanan Khas Samarinda, Wajib Dicoba!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.