TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pakaian Adat Kalimantan yang Wajib Diketahui

Merupakan warisan budaya luhur kalimantan

Bupati PPU, Abdul Gafur menggunakan baju Jateng didampingi sebelah kanan Ketua DPRD PPU, Jon Kenedy dan kiri Wabup PPU, Hamdam menggunakan baju adat suku Paser (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Samarinda, IDN Times - Pakaian adat memang sering dipakai di sesi acara tertentu. Pakaian adat juga melambangkan arti dan makna yang disesuaikan dengan budaya yang ada. Salah satu pakaian adat yang terkenal adalah pakaian adat baju miskat. Berikut tentang pakaian adat baju miskat beserta 6 pakaian adat yang lain yakni.

Pakaian adat baju miskat ini adalah pakaian baju resmi sultan banjar. Sultan banjar ini diganti oleh kepala daerah (ronggo) karena kerajaan banjar ini dihapus oleh Belanda.

Warna dasar dari baju miskat ini adalah hitam dengan dihiasi benang emas tepat dipinggirannya. Pasangan dari sabuk miskat ini adalah salawar dandang. Baju miskat ini juga memiliki pelengkapan yang lain yakni berupa sabuk, keris, tali wanang dan selop. Baju miskat ini sendiri diperkirakan merupakan adaptasi dari baju bangsawan kesultanan muscat.

Baca Juga: Fakta-fakta tentang Stadion Utama Palaran di Samarinda

1. Pakaian adat baju takwo dan baju pengantin kustim

Baju Kustim Resmi untuk perempuan (Dok pribadi Datu Norbeck)

Pakaian adat baju takwo ini berasal dari Kalimantan timur. Pakaian ini adalah bagian dari warisan kesultanan Kutai. Dulu pakaian ini hanya boleh dipakai oleh keluarga bangsawan.

Pakaian adat takwo ini sendiri terdiri dari 3 ragam jenis yakni takwo biasa, takwo kustim dan takwo sebelah. Untuk sebutannya sendiri bagi busana adat laki – laki maka disebut takwo laki. Dan untuk perempuan sendiri disebut takwo bini.

Pakaian adat lainnya yang digunakan untuk pengantin ini disebut sebagai takwo kustim. Kustim ini dulunya dipakai untuk golongan menengah ke atas, sehingga rakyat biasa dilarang memakai pakaian adat ini.

Paduan baju kustim ini merupakan bagian dari celana panjang yang warnanya dibuat sama dengan warna baju. Bagian belakang kain menjuntai sampai ke bagian tumit. Untuk pengantin pria ini memakai kopiah yang dinamakan setorong dengan tinggi sekitar 15cm.

2. Baju pengantin anta kusuma dan sarung samarinda

Proses pembuatan Sarung Samarinda di Kampung Wisata Samarinda Seberang (IDN Times/istimewa)

Baju antakusuma ini dikenal juga dengan sebutan Kutai Kuning. Baju ini dulu hanya dipakai oleh pengantin kebesaran kerajaan Kutai Kartanegara. Sesuai namanya, baju ini memiliki warna dasar kuning dengan aksesori keemasan menghiasi baju pengantin. Bahannya sendiri terbuat dari sutera berwarna kuning yang lembut tanpa leher dan berlengan pendek.

Sarung Samarinda ini berasal dari Kalimantan Timur. Sarung ini dulu dibawa oleh Suku Bugis dari Sulawesi dan mencari suaka ke Kerajaan Kutai pada masa lampau. Sarung ini sepenuhnya dikerjakan menggunakan tangan dengan alat berupa tenun.

Ciri – ciri khas dari sarung ini dapat dilihat dari warna serta memiliki motif yang beragam. Lebih dari 30 jenis motif ada di Sarung Samarinda  ini. Sarung ini biasa dikenakan sebagai kelengkapan pakaian adat dari Kalimantan Timur

Baca Juga: Air Terjun Tanah Merah, Wisata Alam Menakjubkan di Samarinda 

Berita Terkini Lainnya