Mengenal Olm, Salamander Unik yang Hidup di Gua Pegunungan Alpen

Samarinda, IDN Times - Olm adalah salah satu spesies salamander air yang menarik perhatian karena bentuk dan gaya hidupnya yang unik. Hewan ini termasuk dalam famili Proteidae dan memiliki nama ilmiah Proteus anguinus. Panjang tubuh olm berkisar antara 20 hingga 30 sentimeter, meski beberapa spesies bisa mencapai 40 sentimeter. Betina cenderung lebih besar dibandingkan jantan. Tubuhnya berbentuk silindris dengan ekor pendek dan pipih ke samping.
Olm dikenal kecil dan kurus, bahkan memiliki jumlah jari yang lebih sedikit dibandingkan amfibi lainnya. Kaki depannya hanya memiliki tiga jari, sementara kaki belakangnya memiliki dua jari. Kulitnya tipis dan mengandung sedikit pigmen riboflavin, sehingga warnanya putih kekuningan atau merah muda. Jika terkena cahaya secara terus-menerus, kulitnya akan menggelap.
1. Wilayah penyebaran olm

Olm ditemukan di gua-gua berair di Pegunungan Alpen Dinarik, dekat Laut Adriatik. Hewan ini sering tinggal di pintu masuk gua batu kapur yang memiliki perairan kaya oksigen, dengan pH sedikit asam dan suhu berkisar antara 41 hingga 59 derajat Fahrenheit. Subspesies olm hitam hidup di perairan yang sedikit lebih hangat.
Mereka bisa ditemukan hingga kedalaman 380 meter di dalam gua, dan terkadang terbawa arus hujan ke sungai.
2. Apa yang dimakannya?

Pola makan olm terdiri dari serangga air seperti lalat capung, lalat batu, lalat caddis, dan larva serangga. Selain itu, olm memangsa ikan kecil, cacing, serta makhluk kecil lainnya seperti kutu kayu dan siput air tawar. Meskipun memiliki gigi kecil, olm tidak mengunyah mangsanya, melainkan menelannya secara utuh.
Jika makanan melimpah, olm dapat menyimpan cadangan energi dan bertahan hidup tanpa makan selama bertahun-tahun. Adaptasi yang luar biasa ini termasuk kemampuan menurunkan metabolisme saat pasokan makanan langka, bahkan sampai memakan jaringan tubuh sendiri dan melakukan kanibalisme.
3. Hidup dalam kelompok

Olm hidup berkelompok di bawah bebatuan atau di celah-celah gua berair yang sulit diakses manusia. Mereka cenderung tenang dan tidak agresif, bahkan saat musim kawin. Jantan yang ingin mengusir pesaing hanya memberikan ancaman tanpa bertarung.
Olm buta, namun kemampuan adaptasinya sangat luar biasa. Mereka dapat merasakan keberadaan mangsa melalui deteksi senyawa organik dalam jumlah sangat kecil dan menggunakan gurat sisi yang menangkap getaran serta perubahan tekanan di air. Olm juga memiliki indra peraba yang tajam dan organ elektrosensitif di kepalanya, memungkinkan mereka merasakan medan listrik. Meskipun tidak bisa melihat, mereka dapat merespons cahaya dan berusaha menghindarinya.
4. Banyak adaptasi yang membantunya hidup di habitat ekstrem

Hingga saat ini, informasi mengenai sistem perkawinan olm masih terbatas, dan observasi reproduksi sebagian besar dilakukan di penangkaran. Diperkirakan, olm memiliki sistem perkawinan poligami atau poligini. Jantan yang siap kawin akan menunjukkan kloaka yang membengkak, kulit lebih cerah, dan garis pada ekor yang lebih menonjol. Setelah berhasil mengusir pesaing, jantan akan mengeluarkan feromon untuk menarik betina.
5. Sistem perkawinan olm

Betina olm dapat menghasilkan hingga 70 butir telur yang diletakkan di antara bebatuan dan dilindungi. Periode inkubasi telur sangat bergantung pada suhu air. Pada suhu 10 derajat Celsius, perkembangan embrio memakan waktu sekitar 140 hari, namun pada suhu 15 derajat Celsius hanya memerlukan 86 hari.
Butuh waktu sekitar 14 tahun bagi olm untuk mencapai kedewasaan seksual jika hidup di air bersuhu 10 derajat Celsius. Di alam liar, olm bisa hidup hingga 68 tahun, namun diperkirakan beberapa individu mampu bertahan hingga 100 tahun karena metabolisme yang rendah di lingkungan dingin.
6. Suhu sangat berpengaruh pada perkembangan telurnya

Olm memiliki banyak adaptasi untuk bertahan di lingkungan yang ekstrem. Sayangnya, spesies ini kini diklasifikasikan sebagai Vulnerable oleh IUCN dan populasinya mengalami penurunan akibat perubahan habitat dan aktivitas manusia.
Dengan adaptasi luar biasa, olm menjadi salah satu spesies paling menarik yang hidup di gua-gua terpencil di Pegunungan Alpen Dinarik. Namun, keberlangsungan hidup mereka sangat bergantung pada upaya pelestarian yang lebih baik di masa mendatang.