Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Jordan Rushton)

Samarinda, IDN Times - Kebiasaan berbicara dengan keras tidak hanya dipengaruhi oleh situasi tertentu, tetapi juga sering kali dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Jika orang tua selalu berbicara dengan suara keras, anak-anak pun cenderung meniru perilaku tersebut bahkan hingga dewasa. Akibatnya, rumah tangga tersebut mungkin akan terus berisik.

Percakapan antar anggota keluarga bahkan bisa terdengar oleh tetangga-tetangga. Jika kamu juga dibesarkan dalam keluarga dengan kebiasaan ini, penting untuk belajar berbicara dengan volume suara yang lebih rendah. Gunakan penjelasan dalam artikel ini sebagai motivasi untuk mengubah kebiasaan berkomunikasi lisanmu.

1. Mengganggu orang lain

ilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Los Muertos Crew)

Selama ini, mungkin kamu merasa berbicara keras di dalam rumahmu tidak merugikan siapa pun. Namun, kenyataannya, suaramu dan suara anggota keluargamu telah menjadi polusi bagi tetangga di sekitar. Mulai dari pagi hingga malam, terdengarlah suara bicara dan berteriak dari rumahmu.

Terlebih lagi jika kebiasaan ini dibawa ke mana pun. Kamu akan mengganggu pengunjung restoran, teman-teman di kantor yang sedang fokus bekerja, dan sebagainya. Tentu saja, hal ini merugikan banyak orang.

Daripada mereka merasa kesal karena suaramu yang terus-menerus terdengar dan membuat telinga mereka sakit, lebih baik ubah kebiasaanmu. Kamu tidak perlu menjadi pendiam sekali. Tetaplah berkomunikasi seperti biasanya, hanya saja kurangi volume suaramu.

2. Bicara biasa saja keras, apalagi saat bercanda dan memanggil

Editorial Team

Tonton lebih seru di