5 Dampak Negatif dari Bicara Keras dan Ganggu Orang

Bicara pelan saja sudah terdengar, kok!

Samarinda, IDN Times - Kebiasaan berbicara dengan keras tidak hanya dipengaruhi oleh situasi tertentu, tetapi juga sering kali dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Jika orang tua selalu berbicara dengan suara keras, anak-anak pun cenderung meniru perilaku tersebut bahkan hingga dewasa. Akibatnya, rumah tangga tersebut mungkin akan terus berisik.

Percakapan antar anggota keluarga bahkan bisa terdengar oleh tetangga-tetangga. Jika kamu juga dibesarkan dalam keluarga dengan kebiasaan ini, penting untuk belajar berbicara dengan volume suara yang lebih rendah. Gunakan penjelasan dalam artikel ini sebagai motivasi untuk mengubah kebiasaan berkomunikasi lisanmu.

1. Mengganggu orang lain

5 Dampak Negatif dari Bicara Keras dan Ganggu Orangilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Los Muertos Crew)

Selama ini, mungkin kamu merasa berbicara keras di dalam rumahmu tidak merugikan siapa pun. Namun, kenyataannya, suaramu dan suara anggota keluargamu telah menjadi polusi bagi tetangga di sekitar. Mulai dari pagi hingga malam, terdengarlah suara bicara dan berteriak dari rumahmu.

Terlebih lagi jika kebiasaan ini dibawa ke mana pun. Kamu akan mengganggu pengunjung restoran, teman-teman di kantor yang sedang fokus bekerja, dan sebagainya. Tentu saja, hal ini merugikan banyak orang.

Daripada mereka merasa kesal karena suaramu yang terus-menerus terdengar dan membuat telinga mereka sakit, lebih baik ubah kebiasaanmu. Kamu tidak perlu menjadi pendiam sekali. Tetaplah berkomunikasi seperti biasanya, hanya saja kurangi volume suaramu.

2. Bicara biasa saja keras, apalagi saat bercanda dan memanggil

5 Dampak Negatif dari Bicara Keras dan Ganggu Orangilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Ron Lach)

Mungkin ini tidak kamu sadari. Ketika kamu asyik bercanda dan tertawa bersama sejumlah orang, dengan kebiasaanmu berbicara keras, suaramu ketika bercanda pasti semakin nyaring.

Ledakan tawa dari dirimu dapat mengganggu orang lain. Ketika kamu melakukan semua itu tanpa memikirkannya, sambil merasa mengurangi stresmu, orang lain yang ingin beraktivitas dengan tenang menjadi sulit berkonsentrasi.

Bahkan istirahat pun menjadi terganggu. Orang yang sedang tidur terjaga dan mungkin merasakan sakit kepala, sedangkan orang yang mencoba untuk tidur tidak bisa terlelap. Bahkan saat kamu memanggil orang, suaramu terlalu keras meskipun jaraknya dekat.

3. Tidak sopan, cenderung terdengar seperti membentak atau emosi

5 Dampak Negatif dari Bicara Keras dan Ganggu Orangilustrasi percakapan (pexels.com/Elias Jara)

Mungkin kamu merasa tidak sedang marah. Suaramu yang keras hanyalah kebiasaan saat berbicara dengan siapa pun dan tentang apa pun. Namun, jangan menyalahkan orang lain yang tetap mengira bahwa kamu sedang kesal.

Sayangnya, mereka mungkin merasa seperti sedang dimarahi olehmu. Apa pun yang kamu katakan menjadi tidak relevan karena orang-orang sudah terfokus pada cara berbicaramu yang tidak menyenangkan hati. Hanya karena volume suaramu yang tidak terkontrol, seringkali terjadi kesalahpahaman di antara kalian.

Lebih tidak sopan lagi jika kamu berbicara dengan keras di depan orang-orang yang lebih tua. Hendaklah kamu merendahkan suaramu di hadapan siapa pun, terutama di hadapan mereka yang lebih tua. Faktor usia biasanya membuat mereka lebih mudah terkejut, sehingga suaramu yang keras akan terasa sangat mengganggu bagi mereka.

Baca Juga: Bayi Positif Narkoba Masih Dirawat di Balai Rehabilitasi BNN Samarinda

4. Semua yang dikatakan jadi diketahui oleh orang-orang

5 Dampak Negatif dari Bicara Keras dan Ganggu Orangilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Ron Lach)

Pernahkah kamu merasa bahwa rahasiamu tersebar, padahal kamu hanya berbicara tentangnya dengan beberapa orang yang bisa dipercaya? Jangan terburu-buru menyalahkan mereka yang mungkin membocorkannya. Mungkin saja hal ini terjadi karena kesalahanmu sendiri yang tidak mengontrol volume suaramu saat membicarakannya.

Ingatlah bahwa tanpa bermaksud menguping, orang-orang di sekitar kalian tetap akan mendengar suaramu yang keras. Kamu seolah sedang menyampaikan informasi itu kepada semua orang, padahal seharusnya hanya berbicara kepada teman yang berada di sebelahmu. Kamulah yang sebenarnya menyebarkan rahasia tersebut.

Bahkan jika hal yang dibicarakan bukanlah rahasia, itu tidak berarti kamu akan merasa nyaman jika banyak orang mengetahuinya. Misalnya, ketika kamu berbicara tentang rencana akhir pekanmu besok. Orang yang tidak terlibat menjadi tahu ke mana kamu akan pergi, jam berapa, dan bersama siapa.

Bagaimana jika di antara orang-orang yang secara tidak sengaja mendengar informasi tersebut ternyata memiliki niat yang kurang baik terhadapmu? Menjaga keselamatan diri bisa dimulai dari kebiasaan sederhana untuk mengontrol volume suaramu saat berbicara. Bicaralah dengan cukup keras agar hanya didengar oleh lawan bicaramu.

5. Menghabiskan lebih banyak energi

5 Dampak Negatif dari Bicara Keras dan Ganggu Orangilustrasi sekelompok teman (pexels.com/fauxels)

Coba rasakan perbedaan antara bicara dengan keras dan bicara dengan lebih tenang. Kamu mungkin lebih cepat merasa haus saat berbicara dengan keras. Kerongkongan terasa kering dan terkadang kamu bahkan sampai terbatuk-batuk di tengah pembicaraan.

Setelah selesai berbicara, kamu mungkin merasa tubuhmu terasa lelah, meskipun tidak melakukan aktivitas fisik yang berat. Ini menunjukkan bahwa bicaramu dengan keras saja sudah menghabiskan energi.

Jika kamu ingin lebih fokus dalam melakukan kegiatan lain yang penting, hematlah energimu. Penyebab kelelahanmu bisa bermacam-macam, namun memperlambat volume suaramu saat berbicara sudah cukup membantu untuk memastikan kamu memiliki cadangan energi untuk sisa hari ini.

Bicara dengan keras mungkin wajar dalam situasi-situasi seperti kegembiraan, kaget, berteriak mencari pertolongan, atau saat memberikan pidato. Namun, di luar situasi tersebut, cobalah bicara dengan volume yang lebih rendah. Usahakan suaramu memberikan ketenangan bagi orang lain, bukan mengganggu mereka.

Baca Juga: Lapas Narkotika Samarinda Menerima Limpahan Lima dari Kejaksaan

Marliana Kuswanti Photo Community Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Linggauni
  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya