Ekspor Kaltim Naik 5,44 Persen, Tiongkok Pasar Utama

Samarinda, IDN Times – Nilai ekspor Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Juli 2025 mencatatkan kenaikan signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat, total ekspor Benua Etam mencapai US$1.702,60 juta, atau naik 5,44 persen dibandingkan dengan Juni 2025.
Peningkatan tersebut dipicu oleh lonjakan ekspor migas. Nilainya tercatat US$179,40 juta pada Juli 2025, atau melonjak 29,56 persen dari bulan sebelumnya. Kenaikan ini terutama berasal dari ekspor gas yang naik tajam, meski ekspor hasil minyak justru mengalami penurunan.
Sementara ekspor nonmigas juga ikut terkerek, meski dengan angka lebih moderat. BPS mencatat, ekspor nonmigas pada Juli 2025 mencapai US$1.523,20 juta, atau tumbuh 3,18 persen dibandingkan Juni 2025.
1. Migas jadi penopang utama lonjakan ekspor

Kepala BPS Kaltim, Yusniar Yuliana, menjelaskan ekspor gas pada Juli 2025 melonjak hingga 75,01 persen, dari US$75,79 juta pada Juni menjadi US$132,64 juta. Sebaliknya, ekspor hasil minyak turun 25,40 persen, dari US$62,68 juta pada Juni menjadi US$46,76 juta pada Juli.
“Peningkatan nilai ekspor migas ini disebabkan oleh naiknya ekspor gas meskipun ekspor hasil minyak mengalami penurunan,” jelas Yusniar.
2. Tambang tetap jadi andalan

Ekspor nonmigas paling besar ditopang oleh komoditas bahan bakar mineral yang naik US$121,60 juta atau 12,28 persen. Selain itu, ekspor pupuk naik US$8,88 juta (13,15 persen), serta garam, belerang, batu, dan semen naik US$3,85 juta (65,48 persen).
Namun, sektor lain justru melemah. Ekspor lemak dan minyak hewani/nabati anjlok US$73,74 juta (23,43 persen). Sementara produk kimia turun US$8,15 juta (16,64 persen) dan bahan kimia anorganik turun US$5,63 juta (24,80 persen).
“Komoditas hasil tambang masih menjadi andalan ekspor Kaltim dengan peranan 69,11 persen,” kata Yusniar.
3. Tiongkok jadi pasar terbesar ekspor Kaltim

Secara kumulatif, nilai ekspor Kaltim sepanjang Januari–Juli 2025 mencapai US$11.733,29 juta, atau turun 17,26 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Negara tujuan terbesar masih didominasi Tiongkok dengan US$3.249,94 juta (30,68 persen), diikuti India dengan US$1.749,08 juta (16,51 persen), dan Filipina dengan US$967,98 juta (9,14 persen).
Selain itu, tiga pelabuhan terbesar penopang ekspor Kaltim pada Juli 2025 adalah Pelabuhan Balikpapan (US$432,40 juta), Pelabuhan Samarinda (US$322,61 juta), dan Pelabuhan Bontang Bay (US$320,34 juta).
“Peran pelabuhan-pelabuhan utama ini sangat besar dalam menopang kinerja ekspor daerah,” ujar Yusniar.