TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PTAM Bandarmasih Klaim 92 Persen Warga Banjarmasin Dapat Air Bersih

Masih ada warga yang menggunakan air sungai

Sungai Martapura sumber kehidupan warga Kota Banjarmasin.

Banjarmasin, IDN Times - PT Air Minum (PTAM) Bandarmasih mengklaim bahwa 92 persen penduduk Kota Banjarmasin telah mendapatkan layanan air bersih . Air baku perusahaan milik Pemerintah Kota Banjarmasin ini diambil dari Sungai Martapura.

Meskipun hampir semua penduduk mendapatkan fasilitas air bersih, namun tak menjamin masyarakat bebas dari penyakit usus dan kulit. Hal tersebut karena sebagian besar warga beraktivitas di sungai tanpa melihat bahwa kondisi sungai yang terkenal sudah terkontaminasi zat berbahaya. Mulai dari kandungan bakteri E.coli, mikroplastik dan zat bahaya lainnya.

1. PAM Bandarmasih jamin kualitas air yang didistrubusikan

Pengontrolan pengambilan air baku di Intake Sungai Bilu, Banjarmasin oleh PAM Bandarmasih.

Bagaimana PT AM Bandarmaih menjamin kualitas air bersih sementara air bakunya terkenal sudah tercemar. Senior Manajer Produksi dan Distribus PAM Bandarmasih Zulbadli mengatakan bahwa memang kondisi sungai sedang tidak baik, namun hal itu masih bisa diatasi agar air yang didistribusikan kepada masyarakat layak minum dan terjamin kesehatannya.

PTAM Bandarmasih sendiri memproduksi air baku setiap detiknya mencapai 2350 liter yang diambil dari dua IPA milik perusahaan. Sebelum didistribusikan, air baku yang diambil dari Sungai Martapura terlebih dulu melalui sterilisasi dan pengujian standar pihaknya. Jadi kandungan bakteri E.coli, zat bahaya lainnya diyakininya sudah bebas.

“Air baku PAM Bandarmasin itu bersumber dari sungai. Sebelum didistribusikan air sungai diolah dan diberi bahan disinfektan semacam kaporit agar kandungan bakteri bahaya lainnya mati,” ucapnya.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Sebabkan Naiknya Harga Bahan Pokok di Banjarmasin 

2. Antisipasi jika air baku bermasalah

Zulbadi, Senior Manager Produksi dan Distribusi PAM Bandarmasih.

Zulbadli juga menyampaikan bahwa dua kendala air baku yang diambil jika terjadi dua musim yakni musim hujan dan kemarau. Kalau musik hujan tingkat kekeruhannya meningkat begitu juga dengan keasamannya.

Kemudian jika musim kemarau, akan menyebabkan intrusi air laut, di mana kadar garam bisa mencampuri sungai. Semua kendala itu sudah diantisipasi pihaknya, hanya saja pihaknya sedikit menambah biaya operasional.

“Jika musim hujan, air baku terjadi kekeruhan dan keasaman meningkat. Kalau kemarau, risikonya intrusi air asin masuk ke permukaan sungai, namun semuanya bisa kita atasi,” katanya.

Berita Terkini Lainnya