Kericuhan dalam Kongres HMI di Pontianak, Ini Penyebabnya
Harisson sebut situasi saat ini sudah aman dan tenang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pontianak, IDN Times - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson dan Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kantono memastikan situasi dan kondisi kader Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) asal Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat di Pontianak aman.
Sebelumnya, ribuan kader HMI datang ke Pontianak dalam rangka Kongres HMI ke-XXXII, dan Munas Kohati ke-XXV Tahun 2023 pada 24-29 November. Mereka menginap di Asrama Haji Pontianak.
Pada Jumat (24/11/2023), rombongan kader HMI ini ricuh memprotes fasilitas penginapan yang kurang memadai. Kericuhan tersebut hingga menutup sejumlah jalan dan sedikit membuat aktivitas lalu lintas terhambat.
Menanggapi peristiwa itu, Pj Gubernur Kalbar dan Wali Kota Pontianak menyambangi fasilitas tempat mereka tinggal, yakni tenda di Asrama Haji Pontianak, pada Minggu sore (26/11/2023).
“Saya dan Wali Kota Pontianak mengunjungi asrama haji tempat teman-teman HMI yang dari Sulsel Sulbar nginap di sini kita mau lihat keadaannya dan kesehatan mereka,” kata Harisson.
1. Harisson sebut kericuhan terjadi karena miskomunikasi dengan panitia
Saat bertemu, pejabat Kalbar itu berkomunikasi dengan ketua kontingen terkait keluhan dan masalah yang terjadi. Harisson mengatakan, saat mereka sampai ke Pontianak ternyata terjadi miskomunikasi antara rombongan dan pihak panitia HMI.
“Kemarin itu waktu datang, mereka tidak diinfokan oleh panitia kalau tempatnya tenda, pas datang, hujan lantai ada yang basah, kasur belum ada. Tapi ini Pak Kapolda sudah mengirim kasur, dan mereka sudah bisa istirahat,” jelas.
Kericuhan itu terjadi karena kurangnya komunikasi dengan panitia soal fasilitas tempat tinggal. Namun saat ini, ribuan kader HMI itu sudah dapat istirahat di tenda dengan sejumlah kasur dan kebutuhan lainnya.
“Menurut saya situasinya aman dan selama ini aman, pertama masuk itu saya memaklumi itu, coba bayangkan dari pelabuhan mereka dari Surabaya ke Kalteng dan naik bus datang dalam keadaan capek dan lapar, siapa yang tidak emosi lalu dapat penginapan yang miskomunikasi,” ucap Harisson.
Baca Juga: Bertemu Anak Muda Pontianak, Ganjar Ingin Buat Creative Hub se-RI