TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sepak Terjang Priska, Resign dari Kantor hingga Pilih Lestarikan Batik

Resign dari perusahaan, hingga usaha bangkrut

Priska Yenirianto lestarikan batik Singkawang dan Kalbar. (IDN Times/ig @priska_batik).

Pontianak, IDN Times - Pernah resign dari kantor, hingga usahanya bangkrut, seorang anak muda di Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar), Priska Yeniriatno (36 tahun) pilih lestarikan batik Kota Singkawang.

Usai lulus kuliah di tahun 2011 di Yogyakarta, Priska sempat bekerja di suatu perusahaan dan membangun usaha butik di Kota Singkawang.

Awalnya, usaha dan kegiatan yang Priksa lakukan berjalan dengan baik hingga akhirnya dia merasa jenuh dengan rutinitas tersebut. Pada 2013, usaha butiknya mulai terbengkalai dan bangkrut.

“Saya resign dari pekerjaan dan usaha juga bangkrut. Saya mulai mencari pelarian untuk menenangkan diri. Salah satunya adalah membatik yang saya pelajari saat kuliah di Jogja,” ungkap Priska, Sabtu (20/4/2024).

1. Buat kampung batik di Kota Singkawang

Priska mengedukasi ibu-ibu di Sekura soal membatik. (IDN Times/ig @priska_batik).

Berbekal dari ilmu membatik yang dia pelajari saat kuliah di Yogyakarta, Priska membangun kampung batik di Kota Singkawang yakni Kampung Ragam Corak Singkawang.

Kampung ini jadi mata pencarian baru bagi masyarakat di Kota Singkawang, terutama perempuan, atau ibu-ibu yang tertarik dan mau belajar membatik.

“Saya sudah membangun Kampung Batik dari tiga penjuru (3 kecamatan menjadi 5 kecamatan). Di Nyarumbkop, Sedau, dan Cisadene,” ucap Priska.

Priska menyebutkan, edukasi pengenalan batik pada wilayah tersebut merupakan salah satu proses penggalian potensi wilayah dengan ciri khas motif, atau ragam corak dengan budaya masing-masing.

“Penciptaan ragam corak yang ada terjadi karena adanya kebiasaan lingkup sosial yang ada, bagaimana kehidupan mereka, mata pencaharian mereka selama ini. Jadi selain mengajarkan membatik saya juga mengedukasi mereka perihal batik,” sebutnya.

Baca Juga: Resep Bakwan Khas Pontianak Super Enak, Pencinta Gorengan Merapat!

2. Buka lapangan kerja untuk pengangguran, hingga IRT

Priska melestarikan batik dengan berbagai motif budaya Singkawang. (IDN Times/ig @priska_batik).

Kampung batik ini berdiri sejak Agustus 2019, dari kampung tersebut masyarakat punya antusias tinggi, hingga beberapa batik yang diproduksi sudah dipasarkan ke luar kota bahkan luar negeri.

Mereka yang ikut membatik adalah pengangguran, hingga ibu-ibu ruamh tangga yang tak punya penghasilan. Mereka diajarkan membatik, hingga mengedukasi cara memasarkan produk (marketing).

“Target mereka selama 2 bulan 25 kain per wilayah untuk produksi pertama. Baru 2 bulan, pemasaran masih dari mulut ke mulut, exhibition pemerintahan kota, dan galeri Kota Singkawang, Instagram, Facebook,” ungkapnya.

Hasil penjualan kain batik tersebut diputar kembali untuk biaya produksi, hingga administrasi yang sudah dibentuk. Sampai saat ini, Priska telah menggagas sejumlah komunitas, hingga kegiatan positif lainnya.

Tahun 2013, Priska membangun Rumah Batik, pada 2014 dia kembali membangun Galeri Workshop Kota Singkawang. Lalu pada 2019, Priska membangun Kampung Batik 3 Penjuru. Kemudian pada tahun 2021, dia mampu mengembangkan Batik Kain menjadi Produk Turunan Fashion Ready to Wear (Sustainable Produk).

Berita Terkini Lainnya