Sekwan Sebut Beberapa Anggota Dewan Banjarmasin Gadai SK ke Bank
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banjarmasin, IDN Times - Musim pelantikan anggota DPRD baik tingkat provinsi, kabupaten dan kota sudah berlangsung. Surat Keputusan (SK) keanggotaan legilatif sekarang sedang menjadi incaran pihak bank, tak terkecuali di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Fenomena menggadaikan SK sudah bukan rahasia umum. Terlebih SK anggota dewan yang memiliki tawaran fantastis hingga Rp2 miliar.
1. 5 anggota yang Gadaikan SK
Menurut Sekretaris DPRD Kota Banjarmasin, Iwan Ristianto, dewan kota di lingkungannnya tak begitu banyak yang berani mengambil kesempatan peminjaman duit itu. Meski begitu, Iwan tak menyebutkan nama.
Dari 45 anggota dewan, hanya 5 orang saja yang mengambil kesempatan itu. Alasannya bermacam, namun kebanyakan alasan untuk membangun dan perbaikan rumah.
Ada juga untuk membeli mobil dan keperluan lainnya sesuai kebutuhan masing-masing anggota.
“Ya ada memang yang menggadaikan SK ke pihak bank, tapi tak banyak sekitar 5 orang lah. Itu hak mereka dan biasanya mereka gunakan untuk keperluan seperti memperbaiki rumah dan lainnya,” katanya.
Baca Juga: Lantai SMAN 7 Banjarmasin Mendadak Ambrol, Siswa Berjatuhan
2. Bank Kalsel jadi langganan peminjaman
Mantan Kadinsos Kota Banjarmasin ini juga menyebut, tawaran ‘menyekolahkan’ SK dewan hingga miliaran rupiah. Dewan di Banjarmasin paling banyak mengambil pinjaman sekitar Rp200 juta saja.
Pelantikan dewan yang baru ini juga, kata Iwan, sudah banyak pihak bank yang melakukan pendekatan. Seperti Bank Kalsel, Bank Mandiri dan beberapa bank lainnya.
Ia mengatakan biasanya Bank Kalsel yang dominan dipilih untuk bekerja sama urusan pembiayaan itu.
“Sekarang ini sudah ada beberapa bank yang pendekati, yah paling banyak dewan pinjam Rp200 jutaan,” katanya.
3. Hendra tak tertarik gadaikan SK
Sementara itu, Hendra, Anggota DPRD Kota Banjarmasin dari fraksi PKS ini mengaku bahwa dirinya tidak memanfaatkan kesempatan pinjaman itu misalnya untuk keperluan pribadinya maupun keluarga. Meskipun biaya kampanye yang dikeluarkannya lalu menghabiskan duit yang tak sedikit.
Soal pinjaman itu, Hendra juga mengaku perlu perhitungan yang tepat, jika benar-benar tidak membutuhkan, maka ia tidak berani berhutang ke bank meski tawaran cicilannya ringan.
“Kalau saya tidak berani mengambil, ya memang tidak ada keperluan yang mendesak, tapi rekan kita ada sih. Tapi itu semua hak dan keperluan masing-masing,” ucapnya.
Baca Juga: Pelamar CPNS Dokter Spesialis di Banjarmasin Dikeluhkan Masih Minim