Stok Beras di Kalimantan Selatan Berlimpah, Tapi Harganya Masih Mahal

Harga satu kilogram beras mencapai hingga Rp20 ribu

Banjarmasin, IDN Times - Harga beras di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) masih tinggi, padahal panen beras lokal tahun ini jauh meningkat dibandingkan tahun lalu. Diketahui bahwa tahun lalu terjadi gagal panen yang merata di Bumi Lambung Mangkurat ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Selatan, Syamsir Rahman, menyampaikan bahwa sekarang ini sebagian besar pertanian padi di Kalsel sedang panen. Hal ini menyebabkan stok beras di Kalsel masih aman, meski ada fenomena El Nino.

1. Panen raya di sejumlah daerah di Kalsel

Stok Beras di Kalimantan Selatan Berlimpah, Tapi Harganya Masih MahalPanen raya di Banjarmasin. (IDN Times/Hamdan)

Belum lama ini, pihaknya bersama Kementerian Pertanian RI melakukan panen raya di Kabupaten Barito Kuala (Batola). Panen raya bakal dilaksanakan lagi di awal Oktober mendatang di Kabupaten Banjar.

Syamsir pun menyampaikan dari hasil panen tersebut, telah terkumpul kurang lebih 711.000 ton beras. Sementara kebutuhan warga Kalsel per tahunnya sebanyak 325.000 ton.

Hasil beras di Kalsel ini juga akan menyuplai ke provinsi Kalteng dan daerah lainnya di Kalimantan. Kalsel ini merupakan lumbung padi di Pulau Kalimantan. Sementera untuk skala nasional, Kalsel masuk urutan 12 sebagai penyangga pangan nasional.

"Sekarang ini sudah musim panen, kemarin kita juga melakukan panen raya di Batola. Setiap hari ada panen," katanya.

"Ada pun daerah yang panen ada di seluruh Kalsel, namun yang paling banyak seperti Batola, HSU, HSS, Tanah Laut dan Banjar. Ada satu daerah yang produktiviatas pertaniannya menurun yakni di Kota Baru," tuturnya.

Baca Juga: Tunjangan Kinerja ASN di Pemkot Banjarmasin dari Rp5 hingga Rp20 Juta

2. Perluasan lahan pertanian hingga 100 ribu hektare

Stok Beras di Kalimantan Selatan Berlimpah, Tapi Harganya Masih MahalBulir padi (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Tahun ini, Kalsel ditargetkan oleh Mentan agar bisa menambah luasan pertanian dengan maksud antisipasi dan adaptasi badai El Nino yang tidak bisa ditebak sampai kapan berkahir. Mentan pun menargetkan 62 ribu hektare perluasan lahan pertanian.

Target itu pun optimistis bisa dicapai oleh DPKP. Bagaimana tidak, per Juli lalu saja, Provinsi Kalsel sudah mendapat tambahan lahan seluas 34 ribu hektare. Kemudian Agustusnya, bertambah lagi 27 ribu hektare.

Hal ini berarti hingga Agustus lalu capaian perluasan lahan pertanian sudah sejumlah 61 ribu hektare, sementara targetnya hanya 62 ribu hektare. Dengan sisa itu, ia pun optimistis perluasan lahan bisa mencapai 100 ribu hektare.

3. Diprediksi harga beras turun saat musim hujan

Stok Beras di Kalimantan Selatan Berlimpah, Tapi Harganya Masih MahalIlustrasi beras. (vecteezy.com/chormail153750)

Saat ini harga beras di pasar berkisar Rp20 ribu. Harga ini dinilai masih cukup mahal. Meski demikian, Syamsir mengatakan bahwa terkait harga beras itu adalah di luar kapasitasnya. Namun ia menyampaikan bahwa tingginya harga beras karena harga dari petani masih tinggi, jadi para tengkulak otomatis mengikuti harga tersebut.

Syamsir menyampaikan harga beras ini bakal turun jika datang musim penghujan nanti. Hal itu karena sekarang masih terjadi kemarau yang belum bisa dipastikan kapan ujungnya.

"Kalau sekarang harga beras belum turun meski panen raya. Namun diprediksi musim penghujan nanti, harga beras mulai turun," ujarnya.

4. Di Banjarmasin harga beras lokal Rp20 ribu per liter

Stok Beras di Kalimantan Selatan Berlimpah, Tapi Harganya Masih MahalBeras SPHT pengganti beras lokal di Kalsel yang sekarang sedang mahal.

Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmssin, Faisal Akli, mengatakan bahwa harga beras di pasar tradisional hingga sekarang masih tinggi. Untuk beras lokal jenis unus sekarang harganya mencapai Rp20 ribu per kilogram. Meski demikian, masyarakat mau tidak mau tetap membeli beras, karena itu kebutuhan pokok.

Di sisi lain, ada juga yang mengganti beras yang lebih murah namun masih sesuai dengan selera warga Banjar yakni beras karau. Beras karau ini seperti jenis pamanukan beras sari Jawa Barat, kemudian beras Sulawesi dan beras SPHP. Beras jenis itu juga dijadikan beras yang dijual dalam operasi pasar murah. Itu dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah mahalnya beras lokal.

Baca Juga: Warga Banjarmasin Gelar Salat Istisqa untuk Meminta Hujan

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya