Guru di Pontianak Cabuli hingga Sodomi Murid setelah Aborsi

Oknum guru di Pontianak paksa korban aborsi di Jakarta

Pontianak, IDN Times - Oknum guru di salah satu yayasan di Pontianak Kalimantan Barat (Kalbar) inisial HS (46) menyetubuhi muridnya hingga hamil dan memaksa korban untuk aborsi.

Selain seorang tenaga pendidik, pelaku diketahui juga sebagai pembina di yayasan ini. HS berulang kali menggauli korban sejak 2022, hingga membuatnya hamil 7 minggu.

“Lebih biadab lagi, usai aborsi korban disodomi pelaku sebanyak dua kali di salah satu hotel di Jakarta,” kata ibu korban yang tak mau disebutkan namanya, Sabtu (5/8/2023).

1. Pelaku mendekat korban lewat media sosial

Guru di Pontianak Cabuli hingga Sodomi Murid setelah AborsiIlustrasi Facebook (idcloudhost.com)

Korban mengatakan, pelaku mendekatinya memanfaatkan jaringan media sosial. Di mana yang bersangkutan selalu menyukai statusnya, bahkan selalu memberi tombol like (suka) pada setiap foto-fotonya yang ada di Facebook.

Korban menceritakan, setelah berkenalan di media sosial, dia dan pelaku lalu bertukar nomor WhatsApp.

“Chat pelaku di WhatsApp ini sudah mulai nyeleneh. Tetapi tidak saya tanggapi,” kata korban didampingi ibunya.

Korban mengatakan tindakan persetubuhan terhadap dirinya itu terjadi ketika dirinya pulang dari Bandung pada Juli 2022. Di mana  pelaku menjemputnya lalu korban dibawa ke salah satu hotel di Kota Pontianak.

“Saya takut, karena pelaku ini pembina yayasan, takutnya ada masalah dengan sekolah saya,” ucap korban sambil menangis.

Baca Juga: Gadis 28 Tahun Gelapkan Uang Yayasan di Pontianak Rp4 Miliar

2. Korban disetubuhi hingga hamil 7 minggu

Guru di Pontianak Cabuli hingga Sodomi Murid setelah Aborsiilustrasi hamil (pinterest.com)

Korban menuturkan, di salah satu hotel itulah pelaku menyetubuhinya. Di mana perbuatan itu berulang kali dilakukan hingga dirinya hamil dengan usia kandungan tujuh minggu.

“Saya disetubuhi korban sebanyak lima kali,” ungkap korban.

Korban menerangkan kepada HS dia menceritakan jika perbuatannya telah membuat dirinya hamil. Namun pelaku tidak mau bertanggungjawab dengan dalih janin dalam kandungan bukan anaknya.

“Demi Allah saya tidak pernah disentuh lelaki lain selain HS,” korban bersumpah sembari menangis.

Korban menuturkan karena pelaku tidak mau bertanggungjawab, dia akhirnya menceritakan apa yang dialaminya kepada salah satu teman sekolahnya. Sambil berusaha menghubungi pelaku, namun tak ada jawaban.

3. Pelaku tak mau tanggung jawab dan mengancam korban

Guru di Pontianak Cabuli hingga Sodomi Murid setelah AborsiKepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Pontianak, Kompol Tri Prasetyo mengungkapkan kasus pencabulan di Pontianak.

Korban mengatakan, ketika kembali menghubungi pelaku, dirinya malah mendapat ancaman. Dengan mengatakan bahwa istrinya bisa saja membuat laporan polisi atas tuduhan perzinahan. 

Dalam keadaan bingung, dan tidak tahu harus mengadu ke mana, korban menceritakan, pada Oktober 2022 dirinya dibawa oleh pelaku ke Jakarta. Di mana ketika berada di sana, ia dibawa ke salah satu salon dan dipaksa mengaborsi janin dalam kandungannya. 

“Tempat aborsinya itu usaha potong rambut (salon) di Jalan Haji Dogon. Rumah dua tingkat. Rumah bawah salon lantai dua tempat aborsi,” terangnya.

4. Korban terpaksa aborsi hingga alami trauma dan pingsan

Guru di Pontianak Cabuli hingga Sodomi Murid setelah AborsiIlustrasi pencabulan (IDN Times/Sukma Shanti)

Korban mengatakan saat itu dia dipaksa untuk melakukan aborsi. Ada tiga orang yang bekerja. Dua di antaranya memegang dirinya sementara satu orang lainnya yang bertugas mengeluarkan janin dalam kandungannya.

Korban mengaku, dia sempat trauma melihat janin yang dikeluarkan secara paksa. Karena kondisinya terpotong-potong.

“Saya sempat pingsan karena melihat kondisi anak saya yang hancur. Jujur saya masih ingin mempertahankan kandungan itu,” ucap korban.

5. Setelah aborsi, korban dibawa ke hotel dan disodomi

Guru di Pontianak Cabuli hingga Sodomi Murid setelah AborsiIlustrasi pencabulan (Foto: Istimewa)

Setelah selesai aborsi, lanjut korban, dirinya lalu dibawa pelaku ke hotel. Bukannya bersimpati dengan kondisinya, pelaku malah menyodomi dirinya sebanyak dua kali.

“Saya tidak berani menolak, karena takut dengan pelaku,” cerita korban sembari menangis mengingat kejadian itu.

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya