Orangtua Kanker Anak di Kalbar Dapat Fasilitas Konseling

Diperuntukkan orangtua dan anak penyintas kanker

Pontianak, IDN Times - Penyakit kanker anak di Kalimantan Barat (Kalbar) memiliki tren kenaikan dari tahun 2021 hingga 2022. Kasus tersebut meningkat pascapandemik karena menurunnya mobilitas orang-orang untuk melakukan medical check up di rumah sakit.

Direktur Utama RSUD Soedarso Pontianak Harry Agung Tjahyadi menyebutkan, pihaknya menjadi satu-satunya rumah sakit rujukan penyakit kanker pada anak di Kalbar.

Dengan adanya rumah sakit rujukan penyakit kanker di Pontianak, menurut Harry dapat meningkatkan angka kesembuhan bagi pasien-pasien kanker karena dapat lebih mudah menjangkau pengobatan.

“Harapannya pasien-pasien itu akan mengakses layanan kesehatannya tidak lagi harus keluar provinsi, maka diperkuatlah RS menjadi rujukan utama, programnya itu pelayanan prioritas nasional yang biasa dikenal KJSU (Kanker, Jantung, Stroke, Uronefrologi), ditambah kesehatan ibu dan anak,” jelas Harry, Kamis (10/8/2023).

1. Usai pandemik penyakit kanker pada anak meningkat di Kalbar

Orangtua Kanker Anak di Kalbar Dapat Fasilitas KonselingWakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan, Eko Kuswiyanto Suhardiman jelaskan soal kanker anak. (IDN Times/Teri).

Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Eko Kuswiyanto Suhardiman mengatakan, menurut data dari tahun 2021 hingga Juli 2023, angka penyakit kanker pada anak meningkat dilihat dari data rawat inap dan rawat jalan di RSUD Soedarso Pontianak.

Berdasarkan data penyakit kanker pada anak di Kalbar tahun 2021 pasien rawat inap berjumlah 156 orang, rawat jalan 140 orang dengan total 296 orang. Di tahun 2022 terjadi peningkatan cukup signifikan untuk rawat inap berjumlah 544 orang, rawat jalan 461 orang dan totalnya berjumlah 1.005 orang.

Selanjutnya untuk di tahun 2023 yang saat ini masih berjalan,  dari data Januari hingga Juli 2023 terdapat pasien kanker anak rawat inap berjumlah 390 orang, rawat jalan 275 orang, dan total ada 665 orang.

“Sangat signifikan kenaikannya memang ada tren terjadi suatu peningkatan untuk anak. di RS selalu mengelompokkan 10 penyakit kanker terbanyak dalam pengobatan terapi ada leukimia, keganasan pada mata, lipoma kelenjar getah bening, keganasan pada tulang, nasofaring, kemudian hepatoblastoma, kemudian ginjal, jaringan seperti kulit dan penyangganya, dan jenis keganasan lainnya,” papar dr Eko.

2. Pemprov Kalbar upayakan pengobatan nuklir untuk penyakit kanker

Orangtua Kanker Anak di Kalbar Dapat Fasilitas KonselingDirektur Utama RSUD Soedarso Pontianak, Harry Agung Tjahyadi. (IDN Times/Teri).

Berbagai terapi pengobatan kanker untuk anak di RSUD Soedarso Pontianak hingga saat ini masih berjalan dengan baik, seperti kemoterapi hingga radioterapi. Namun pihaknya akan mengusulkan kepada Menteri Kesehatan terkait bantuan pengobatan nuklir untuk kanker anak.

“Setelah radioterapi, nanti modalitas yang berbeda kita ajukan itu adalah nuklir. Cukup progres, Pemda mendukung pengembangan rumah sakit ini. Kemudian terapi lainnya ada hormonal terapi, targeting terapi, kemudian imunoterapi, jadi semuanya harus dikombinasikan,” ungkap dr Eko.

Keuntungan jika RSUD Soedarso memiliki pengobatan nuklir untuk pasien kanker adalah mereka bisa mendeteksi bagaimana potensi keganasan kanker di dalam tubuh.

“Itu lagi kita perjuangkan karena ini program pusat. Jadi semoga tahun depan bisa dibantu untuk nuklirnya karena itu sangat membantu kami untuk program ke depannya nanti,” ucapnya.

Baca Juga: Polresta Pontianak Tangguhkan Penahanan Guru Pencabulan Murid

3. Pasien kanker anak banyak datang ke rumah sakit saat sudah stadium tinggi

Orangtua Kanker Anak di Kalbar Dapat Fasilitas KonselingSekda Kalbar, Harisson bersama penyintas kanker anak, saat perayaan Hari Kanker Dunia. (IDN Times/Teri)

Para pasien kanker anak, kata dr Eko, banyak yang datang saat sudah stadium lanjut. Kebanyakan orang tua dari mereka kurang edukasi terkait penyakit kanker yang muncul.

“Kanker-kanker yang datang ke pusat pelayanan pengobatan itu rerata dalam jumlah yang banyak, dan dalam stadium yang sudah tinggi. Kita kan punya 4 stadium, dia ini sudah stadium 3 sampai 4, bahkan kalau ada stadium 6, saya bisa bilang sampai stadium 6,” ungkapnya.

Menurutnya, warga Kalbar masih belum sadar terkait penyakit kanker bahkan malah mengabaikan penyakit tersebut, sehingga pada saat datang ke rumah sakit pasien sudah dalam kondisi yang parah.

“Mereka ini belum aware, karena kalau ada sesuatu yang tidak normal mereka tidak tahu harus ke mana, malah diabaikan, pakai obat-obatan coba-coba sehingga yang pada awalnya stadium awal, jadi stadium lanjut, ini jadi PR kita bersama,” terang dr Eko.

4. RS berikan fasilitas psikolog sebagai dukungan untuk pasien dan keluarga pasien

Orangtua Kanker Anak di Kalbar Dapat Fasilitas KonselingOrang tua dan anak penyintas kanker di RSUD Soedarso Pontianak. (IDN Times/Teri).

Usia anak tentu masih belum matang, dan masih bergantung dengan orang tua. Untuk anak-anak penderita kanker yang mengalami stres atau tingkah laku yang berbeda, pihak rumah sakit menyediakan fasilitas untuk konseling dengan psikolog dari Klinik Utama Sungai Bangkong.

Tak hanya anak, orang tua juga memikul beban yang cukup berat untuk merawat anak pasien kanker. Sehingga pihaknya juga memberikan fasilitas konseling psikolog hingga psikiater untuk orang tua pasien jika dibutuhkan.

“Anak itu sangat memerlukan dukungan dari orang terdekatnya, dengan dukungan, anak jadi cukup kuat untuk menjalani terapi-terapi. Orang tua berperan penting, gak boleh stres. Dan kalau diperlukan kita akan rujuk ke Klinik Utama Sungai Bangkong, kalau diperlukan psikolognya. Bukan cuman anaknya doang, tapi juga orang dewasa. Dua-duanya juga diberikan fasilitas seperti itu, tergantung kebutuhan,” paparnya.

5. Kapasitas tempat tidur di rumah sakit sangat berarti bagi pasien kanker

Orangtua Kanker Anak di Kalbar Dapat Fasilitas KonselingPerayaan Hari Kanker Anak di RSUD Soedarso Pontianak. (IDN Times/Teri).

RSUD Soedarso Pontianak adalah rumah sakit bersama, sehingga pasien lain selain pasien kanker juga memenuhi tempat tidur dan pengobatan di sana membuat kapasitas tempat tidur di sana sangat berarti bagi pasien kanker.

Terdapat 460 tempat tidur dengan kunjungan pasien dalam satu bulan hampir di angka 1.900 orang (berbagai penyakit). Jumlah tempat tidur di sana cukup berharga bagi pasien-pasien kanker anak yang kini jumlahnya meningkat.

“Kita berusaha seefisiensi mungkin. Kalau ada orang bilang ditolak, bukan kita tolak, tapi karena kapabilitas kita seperti itu dengan SDM-nya, dan jumlah tempat tidur, kita tetap melayani cuman kita berusaha efisiensi,” kata Eko.

“Cuman ada beberapa faktor sosial yang harusnya sudah dipulangkan, tapi mereka merasa jauh (dari tempat tinggal), nah kita kan susah biasanya kita memberikan pemahaman yang ekstra. Jadi kapasitas tempat tidur sangat berarti bagi pasien yang lain,” tutupnya.

Baca Juga: Kemen PPPA: Kasus Guru di Pontianak Cabuli Murid Harus Mengacu UU TPKS

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya