Berdalih Mendapat Bisikan Gaib, Ayah Kandung Tega Cabuli Anak Sendiri

Rupanya, kisah sedih Mentari tak sampai di situ saja. Kala gadis belia itu melapor ke polisi tak ada yang menemani. Sambil terisak, kepada petugas dia mengisahkan semua derita yang dialaminya selama lima tahun.

Kejadian pertama kali itu terjadi pada malam hari di tahun 2014. Ketika itu, ayahnya masuk ke dalam kamar. Lalu diam-diam dia membuka baju Mentari dan meraba-raba seluruh badan hingga kemaluan korban. Alasannya waktu itu usir nyamuk.

"Kejadian tersebut sempat dilaporkan kepada ibu korban, namun tak dipercaya sebab yang melakukan ayah kandung korban," kata perwira melati satu itu.

Merasa aman karena istri tak tahu, perilaku Nr makin tak bisa dikontrol. Bahkan saat Mentari mandi pun dia mencabuli anaknya. Perbuatan tersebut tak hanya dilakukan sekali tapi berkali-kali sebab dari hasil visum selaput kelamin Mentari sudah robek, apakah itu berarti Nr sudah pernah melakukan hubungan laiknya suami istri dengan anaknya?

"Iya, dari pengakuan korban memang demikian. Karena merasa muak itulah makanya korban melapor. Dia enggak tahan diperlakukan demikian, sebab anak seharusnya disayang," imbuhnya.

Saat melakukan pun Mentari kerap diancam tak disekolahkan hingga tak dibiayai hidupnya. Oleh sebab itu korban hanya bisa pasrah dan tak bisa melawan. Keberanian itu muncul saat Nr mengajak korban main-main ke tempat tersangka bekerja akhir November lalu.

Sialnya, saat berada di perusahaan tersebut Mentari juga dicabuli. Setelah pulang dari situ, Mentari akhirnya berani ke kantor polisi dan menceritakan semuanya. Berbekal pengakuan korban, petugas kemudian mengumpulkan sejumlah alat bukti termasuk hasil visum Mentari. Dan dua hari setelah pelaporan atau Jumat (4/10), polisi kemudian menangkap Nr di kediamannya, kawasan Mangkupalas, Samarinda Seberang.

"Awalnya dia (Nr) tak mengaku mencabuli korban. Namun setelah diungkap semua bukti, tersangka akhirnya mengaku. Namun pengakuannya hanya membuka baju dan pegang-pegang saja, tak sampai melakukan hubungan badan," kata kapolsek.

Meskipun demikian, tambahnya, polisi tetap memproses kasus tersebut sebab alat bukti sudah cukup. Akibat perbuatannya Nr dikenakan Pasal 81 dan 82 UU No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

"Kasus ini masih kami selidiki," pungkas Suko.