Kiat Bisnis Pengusaha Balikpapan agar Mampu Bertahan di Masa Pandemik

Balikpapan, IDN Times - Menapaki dunia usaha bukanlah perkara mudah. Meski memiliki modal yang besar sekalipun, jika tidak dibarengi dengan komitmen, usaha belum tentu bisa bertahan. Terlebih kini kita memasuki masa pandemik COVID-19 yang melemahkan roda perekonomian di berbagai bidang usaha.
Salah seorang pengusaha Kota Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) Ahmad Basir menyempatkan berbincang dengan IDN Times untuk mengupas bagaimana trik-triknya agar usaha bisnisnya gak ikut terjerembab. Ia pun memberikan sejumlah kiat sukses pengusaha dalam menyiasati agar tetap bertahan.
Juga bagaimana ia membangun perusahannya, PT Permata Abadi Group menghadapi persaingan yang kian ketat.
1. Awal memulai usaha dan melepaskan pekerjaan di perusahaan asing
Ahmad Basir mulanya adalah seorang karyawan di perusahaan swasta asing. Bahkan dirinya juga sempat mengajar sebagai dosen teknik kimia Fakultas Teknik Industri di kampus yang jadi almamaternya, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
Saat bekerja di perusahaan asing, sebenarnya ia berada di jabatan yang lumayan baik. Penghasilannya pada masa itu pun lumayan besar. Bahkan lebih besar dibandingkan dengan penghasilan ketika ia mulai membuka usaha.
"Bahkan lebih dari cukup untuk keluarga. Tapi kembali lagi saya pikir, sebaik-baiknya yang bermanfaat untuk orang lain. Makanya saya tetap mau usaha," katanya.
Awal usaha dimulai, pada tahun 2003. Saat itu ia memulai dengan usaha di bidang pengadaan batu gerinda untuk suplai bengkel las. Ia memegang salah satu merek dari Australia, yang belum ada distributornya di Balikpapan.
"Maka ketika itu baru saya yang memegang kepercayaan untuk menjadi distributor di sini," katanya.
Meskipun usahanya ini tidak berlangsung lama saat produsen menghentikan pemasaran produknya. Selama tahun 2005, ia pun hanya menghabiskan stok saja dan mulai beralih ke bidang usaha lain.
"Setelah itu barulah saya memulai usaha saya sebagai penyedia bahan kimia dan peralatan untuk pengolahan air," ungkapnya.
Sebelum keluar dari perusahaan tempatnya bekerja, ia menyampaikan sejak awal pada direktur perusahaan tempatnya bekerja. Bahwa ia mau usaha sendiri. Bersyukur sang direktur sangat baik responsnya dan memberikan dukungan.
"Beliau bahkan menyampaikan pada saya, jika usaha saya sudah siap, sampaikan pada beliau. Lalu 2005 saya menghadap beliau dan menyampaikan saya sudah siap berusaha sendiri," ujarnya.
Basir, sapaannya, diberikan kesempatan selebar-lebarnya untuk menjadi agen perusahaan tersebut. Fokus yang ia pilih sebagai agen penyuplai produk bahan kimia dari perusahaan tempatnya dulu bekerja.
"Mulai 2003 sampai 2005 saya fokus mengerjakan tugas saya sebagai karyawan, namun pada malam hari saya membantu istri saya di perusahaan kami dalam sisi administrasi," terangnya.
Semua itu pun ia laksanakan sesuai pengetahuan atasannya. Karena menurutnya yang harus dipegang teguh adalah kepercayaan dan amanah.
"Makanya saya mulainya usaha itu bukan atas nama saya, tapi atas nama istri saya," kenang Basir.