Ilustrasi kain sasiranngan di Kalimantan Selatan. Foto dok
Di tempat terpisah, Sekretaris Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman mengatakan, sasirangan merupakan kain batiknya warga Kalsel. Mengenakan baju sasirangan sama artinya menghargai warisan seni budaya masyarakat Suku Banjar.
"Kaitannya dengan Hari Batik, para pegawai kita instruksikan agar memeriahkan hari itu dengan memakai kain sasirangan. Itu dilakukan menghidupkan kain yang merupakan khas warisan daerah," kata.
Ikhsan melanjutkan, penggunaan kain sasirangan juga menjadi kewajiban setiap instansi dan sekolah. Misalnya pegawai Pemerintah Kota Banjarmasin wajib memakai kain sasirangan setiap hari Kamis.
Ikhsan sedikit bercerita sejarah sasirangan. Katanya, kain sasirangan merupakan peninggalan budaya Suku Banjar yang dulunya hanya digunakan oleh Kesultanan Banjar, sebagai alat mediasi tetamba menyembuhkan orang yang sakit.
Seiring bergantinya generasi dan majunya perkembangan teknologi. Kain sasirangan berganti fungsi menjadi kebutuhan fesyen. Sekarang juga banyak motif sasirangan yang dijual sebagai menyesuaikan selera pembeli.
"Kain sasirangan dulu untuk mediasi penyembuhan orang sakit. Sekarang beda, para pegawai saja wajib memakai kain ini," bebernya.