Sejumlah bahan baku makanan khas Kalbar yang belum dimasak. (IDN Times/Teri).
Septian menjual sejumlah makanan khas tersebut di rumah makan Bebek Betangas, Pontianak. Dia menyajikan berbagai makanan khas karena ingin anak muda di Pontianak, Kalbar dapat menikmati dan tidak melupakan makanan khas tersebut.
“Dulu pertama mau jual ini kita hunting, dan dapat rasa terbaik di Sedau. Kita dulu rutin cari makanan khas, anak-anak muda jarang ada yang tahu makanan ini, pas dijual tanggapan mereka bagus, bahkan ada yang rekomen makanan-makanan khas di hulu,” terangnya.
Awalnya, Septian hanya menjual beberapa jenis makanan khas, setelah diberikan rekomendasi oleh pengunjung, Septian mencoba untuk mengulik dan kembali menjelajah Kalbar untuk mencari bahan baku makanan khas lainnya.
“Awalnya coba beberapa jenis akhirnya pada mau minta diperkenalkan makanan khas mereka di daerah, sekarang ada 4 sampai 5 jenis. Saya pinginnya makanan khas tidak punah, dan makanan khas kampung yang jarang anak muda tau ini enak banget, anak-anak sekadang takut mau coba,“ ucapnya.
Makanan yang dijual tersebut dibanderol mulai dari harga Rp10 ribu dan yang paling mahal Rp25 ribu. Sementara itu, untuk kesulitan dalam menjual makanan khas tersebut, kata Septian adalah sulitnya mencari stok bahan baku ke daerah.
“Kesulitannya tu cuaca, kadang cuaca ngaruh, bahan baku gak ada. Kayak ikan bilis untuk bikin budu ini susah banget, stoknya susah. Kalau kayak cencalok musiman juga, sebulan untuk cencalok kita bisa pakai 100 kilogram, kalau budu paling 30 sampai 50 kilogram sebulan,” tukasnya.