Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Twitter.com/welovehonda

Banjarmasin, IDN Times - Banjarmasin di Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan kota tua yang peradabannya sejak zaman Kesultanan Banjar berusia kurang lebih 500 tahun. Seperti halnya daerah lain di nusantara, Banjarmasin pun di bawah penjajahan kolonial yang perkembangannya terpengaruh seni budaya Eropa. 

Dahulu, Banjarmasin memiliki setidaknya 22 pelafalan nama sesuai kecirian daerah.  Zaman kerajaan, pelafalan Banjarmasin adalah Bandarmasih sedangkan orang Belanda menyebutnya dengan Bandarmatc

Tetapi di masa pemerintahan Belanda tahun 1900, Belanda mulai memperkenalkan infrastruktur bangunan modern kepada masyarakat Banjarmasin. 

1. Modernisasi di Banjarmasin

Seorang wisatawan mancanegara berkunjung ke lokasi wisata Pasar Terapung Lok Baintan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (31/8/2022). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj

Modernisasi di Banjarmasin mulai terjadi pada tahun 1898. Seperti pembangunan jalan di wilayah nol kilometer, Benteng Tatas, dan Jalan Jenderal Sudirman. Pembangunan jalan menjadi sesuatu yang tidak lazim bagi masyarakat Banjarmasin di masa itu, di mana mereka terbiasa mempergunakan perahu sebagai sarana transportasi sehari-hari. 

Sehingga bisa diartikan, tahun 1898 menjadi era baru bagi masyarakat Banjarmasin yang bertransformasi dari kultur budaya sungai menjadi darat. Zaman itu, Suku Banjar identik dengan aktivitas di sungai, mulai dari mandi, masak transaksi jual beli, dan berdagang. Perahu kayu kecil atau istilahnya jukung menjadi sarana transportasi sungai sehari-hari. 

"Tahun 1898 Banjarmasin baru mulai dibangun jalan oleh kolonial Belanda. Itu awal awal ada jalan darat yang dibangun di nol kilometer hingga Lambung Mangkurat dan Kota Madya Banjarmasin," kata ahli sejarah dari Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin Mansyur kepada IDN Times, Selasa (27/9/2022). 

2. Pembangunan infrastruktur darat di Banjarmasin

Editorial Team

Tonton lebih seru di