Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Para tokoh adat Paser dan Dayak saat rapat persiapan demo tolak IKN (IDN Times/Ervan)

Penajam, IDN Times - Merasa tidak dianggap keberadaannya oleh pemerintah pusat, masyarakat adat Paser dan Dayak di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) berencana menggelar demo menolak pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Sepaku.

“Kami masyarakat adat yang merupakan penduduk asli di PPU khusus Suku Paser termasuk Dayak seperti dianggap tidak ada oleh pemerintah pusat dalam rencana pemindahan IKN ke Sepaku. Membuat kami sangat kecewa dan sedih, oleh karena itu agar mereka tahu kalau kami ada maka kami akan lakukan demo menolak pemindahan IKN tersebut,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD)  Lembaga Adat Paser (LAP) Kabupaten PPU Musa saat memimpin rapat,  Selasa (21/12/2021). 

Rapat yang digelar di Kantor Laskar Pertahanan Adat Paser (LPAP) Kecamatan Sepaku tersebut, dihadiri Ketua Adat Paser Kecamatan se PPU, tokoh pemuda Paser, tokoh adat Dayak dengan pembahasan rencana demo penolakan IKN.

1. Demo penolakan IKN ini bukan untuk memecah belah suku bangsa

Para tokoh adat Paser dan Dayak saat rapat persiapan demo tolak IKN (IDN Times/Ervan)

Musa mengatakan, demo penolakan IKN ini bukan untuk memecah belah suku bangsa, tapi karena masyarakat adat khususnya Paser dan Dayak serta masyarakat lokal PPU selama ini tidak dianggap.

“Demo ini bukan untuk kepentingan kami saja tetapi kepentingan semua masyarakat yang berada di PPU. Agar pemerintah pusat mengetahui keberadaan masyarakat adat Paser dan Dayak,” sebutnya.

Ia mencontohkan, saat rapat dengar pendapat (RDP) DPR RI dengan tokoh adat untuk membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) IKN tokoh yang diundang sama sekali bukan dari wilayah Sepaku atau PPU. Mereka dari luar PPU bahkan belum pernah menginjakan kakinya di Sepaku.

“Mereka yang ikut RDP itu tidak bisa dikatakan sebagai wakil kami, apalagi mereka sebagian sama sekali tidak pernah mengetahui masalah dan kondisi di lapangan. Bagaimana jadi wakil kami kalau menginjakan kaki ke Sepaku saja tidak pernah,” sebutnya.

2. Kecewaan pernyataan gubernur dan bupati di salah satu program TV swasta baru-baru ini.

Editorial Team

Tonton lebih seru di