TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

ITB Melatih Warga Sepaku Kembangkan Pertanian Ramah Lingkungan 

Berbasis kearifan lokal dan teknologi ramah lingkungan

Warga Pemaluan Sepaku dengan narasumber ITB dalam Program pelatihan dan pendampingan (IDN Times/Ervan)

Penajam, IDN Times - Dosen, mahasiswa, serta alumni Program Studi Rekayasa Pertanian Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan Program Lembaga Pengabdian Masyarakat LPPM ITB dengan skema Top Down di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim).

Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa program pelatihan dan pendampingan budidaya pertanian dengan konsep permakultur yang berjalan sejak Juli hingga Oktober 2023. Sebagai bentuk komitmen untuk memberikan dampak positif dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). 

“Model permakultur merupakan model budidaya pertanian yang berbasis pada kearifan lokal dan teknologi ramah lingkungan,” kata Ketua Pelaksana Program Dadang Sumardi kepada IDN Times, Senin (27/11/2023).

1. Kombinasikan berbagai jenis tanaman

Praktek pembuatan pupuk organik oleh ITB pada masyarakat Pemaluan (IDN Times/Ervan)

Ia mengatakan, pihaknya akan mengembangkan pertanian yang berkelanjutan ramah lingkungan dengan kombinasi berbagai jenis tanaman terutama hortikultura tanaman buah-buahan, tanaman hias, tanaman sayuran. 

Masyarakat, lanjutnya, dimotivasi untuk menggunakan teknologi budidaya tanaman ramah lingkungan dengan bahan-bahan alami yang ada di lingkungan mereka.  Untuk mendukung terlaksananya proses tersebut, masyarakat diberikan pelatihan dan pendampingan penyiapan sarana produksi ramah lingkungan seperti pupuk organik dan pestisida nabati.  

“Selain itu juga diberikan pelatihan dan pendampingan teknik produksi benih tanaman hias, buah dan sayuran,” ucapnya.

Diungkapkannya, terkait lokasi program ini kenapa Kelurahan Pemaluan dipilih, karena menjadi daerah penyangga bagi IKN. Suatu saat ketika IKN sudah berjalan, Warga di Kelurahan Pemaluan diharapkan dapat menjadi penyedia buah-buahan dan tanaman hias bagi IKN. 

“Untuk mencapai tujuan ini, ITB telah melibatkan masyarakat dari berbagai dusun, organisasi PKK, Karang Taruna dan Kelompok Tani di Kelurahan Pemaluan,” tutur Dadang.

Baca Juga: PPU Panen 25 Ton Semangka per Hektare selama Musim Kemarau

2. Program pelatihan memiliki sejumlah fokus

Praktek pembuatan pupuk cair oleh ITB pada masyarakat Pemaluan (IDN Times/Ervan)

Untuk diketahui, sambungnya, program pelatihan ini memiliki sejumlah fokus, termasuk pelatihan perbanyakan tanaman buah dan tanaman hias, pembuatan pupuk organik padat dan cair, serta pembuatan pestisida nabati dari bahan-bahan yang tersedia di daerah tersebut. 

Adapun para narasumber yang terlibat dalam program ini, seperti Mia Rosmiati, Eri Mustari, Ujang Dinar Husyari, dan Supriyadi didukung oleh satu asisten lapangan yang merupakan alumni SITH ITB dan tiga orang mahasiswa peserta KKN MBKM.

“Menurut saya, salah satu kunci kesuksesan program ini adalah adanya sinkronisasi yang baik antara ITB dan masyarakat setempat. Selain itu, partisipasi aktif dari pihak kelurahan turut memberikan dukungan yang besar,” sebutnya.

Ia menekankan, pentingnya komunikasi yang intens dalam menjalankan program ini. Dari awal perencanaan, masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan, sehingga kebutuhan mereka dapat ditemukan dan terpenuhi dengan baik. Pihak ITB melakukan survei dan diskusi sebelum datang ke lokasi. Dan hasil awal dari program ini sudah sangat menggembirakan. 

3. Berencana lanjutkan kegiatan tahun berikutnya

Praktek okulasi tanaman oleh ITB pada masyarakat Pemaluan (IDN Times/Ervan)

Masyarakat di Kelurahan Pemaluan pun, lanjutnya, telah mampu membuat pupuk organik padat dan cair, pestisida nabati ekoenzim, memperbanyak tanaman hias dan menanam tanaman buah dalam pot atau tabulampot. Dalam upaya mendukung program ini, Tim Dosen ITB berencana melanjutkan kegiatan di tahun berikutnya untuk membangun lahan percontohan di Kelurahan Pemaluan.

“Tim dosen ITB berharap, pengetahuan mengenai konsep permakultur dapat tersebar dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," tegasnya.

Program ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis tentang pertanian, tetapi juga membantu dalam pembentukan kemitraan antara ITB dan masyarakat setempat, menciptakan keberlanjutan dan pembangunan IKN yang positif,” imbuhnya.

Berita Terkini Lainnya