TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Andi Harun-Saefuddin Maju Pilkada Samarinda Didukung 9 Parpol

Hanya Partai Golkar yang belum memberikan dukungan

Petahana Wali Kota Samarinda Andi Harun menerima surat dukungan pencalonan dari PDI Perjuangan. Foto Istimewa

Samarinda, IDN Times - Sembilan dari sepuluh partai politik di parlemen telah memberikan dukungan kepada calon petahana Wali Kota Samarinda, Andi Harun, dan pasangannya Saefuddin Zuhry dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Samarinda 2024.

"Hanya tinggal satu partai yang belum mengumumkan dukungannya, yaitu Partai Golkar," ujar Andi Harun saat menghadiri Rapat Konsolidasi Partai Pengusung dilaporkan Antara di Samarinda, Selasa (27/8/2024). 

1. Proses politik dilakukan Andi Harun

Andi menjelaskan bahwa proses politik yang dilalui oleh timnya berbeda dari mekanisme umum yang sering ditempuh oleh politisi lain, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

"Proses ini tidak terjadi secara mendadak, melainkan melalui tahapan yang panjang dan intens," jelas Andi Harun, yang kerap disapa AH.

Terkait komunikasi dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai politik, AH menyatakan harapannya agar Partai Golkar segera memberikan keputusan resmi terkait dukungan mereka untuk pencalonannya sebagai pemimpin Kota Tepian.

"Semoga besok pagi sudah ada kabar pasti mengenai dukungan dari Partai Golkar," tambahnya.

Baca Juga: Pemkot Samarinda Prioritaskan Infrastruktur Pengendali Banjir

2. Proses demokrasi di Samarinda

Dengan dukungan dari sembilan partai, AH dan Saefuddin Zuhry berharap dapat memperkuat proses demokratisasi di Kota Samarinda. AH juga menekankan pentingnya menjaga dinamika ruang publik agar tidak terjadi kegaduhan yang tidak relevan. Menurutnya, selama proses politik ini, timnya memilih untuk tidak terburu-buru dan hanya memberikan informasi setelah ada kepastian.

Menanggapi spekulasi mengenai keanggotaannya di Partai Gerindra, AH menegaskan bahwa partai berlambang burung Garuda tersebut tetap menjadi pilihannya. Ia juga menolak menanggapi spekulasi yang tidak memiliki legitimasi.

Berita Terkini Lainnya