TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Autopsi Tidak Temukan Kekerasan pada Mayat di Kimia Farma Samarinda

Polresta Samarinda akan umumkan penanganan kasusnya

Ilustrasi seseorang yang meninggal dunia. (IDN Times/istimewa)

Balikpapan, IDN Times - Polresta Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) segera mengumumkan proses penyidikan kasus penemuan mayat perempuan di gudang Apotek Kimia Farma di Jalan P Hidayatullah. Pihak kepolisian sudah mengantongi hasil autopsi forensik pihak medis tentang penyebab kematian korban berinisial BM (55). 

"Kami segera memberikan kepastian hukum tentang kasus penemuan mayat korban ini," kata Kepala Polresta Samarinda Komisaris Besar Pol Ary Fadli saat dihubungi IDN Times, Selasa (19/3/2024). 

Ary tidak secara gamblang mengungkapkan kapan pihaknya akan mengumumkan tentang status kasus ini. "Segera, secepatnya akan kami umumkan."

1. Sebulan sejak penemuan jasad korban

Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Ary Fadly (Nina/IDN Times)

Polresta Samarinda sudah sebulan terakhir menangani penyidikan kasus penemuan mayat perempuan di gudang Apotek Kimia Farma pada 18 Februari 2024 lalu. Selama itu pula, polisi setidaknya sudah memeriksa 8 saksi-saksi yang dianggap mengetahui tentang penyebab kematian korban ini. 

Polisi memastikan identitas korban bernama Berta Mimi Jaya, warga Jalan Gotong Royong Kelurahan Handil Bakti Kecamatan Palaran Samarinda. 

"Kami periksa suami korban, saksi yang bertemu terakhir dengan korban, saksi dari Kimia Farma, saksi yang menemukan jasad korban," papar Ary. 

Pemeriksaan saksi-saksi pun diiringi dengan bukti tangkapan layar kamera pengawas CCTV atau closed-circuit television yang berada di lokasi kejadian perkara (TKP). 

Baca Juga: Pilihan Tempat Berbuka Puasa Terbaik di Samarinda

2. Uji Labfor Mabes Polri di Surabaya

ilustrasi dokter berjalan menuju kamar mayat (pexels.com/RDNE Stock project)

Ary mengatakan, pihak medis pun sudah melaporkan hasil autopsi forensik tentang penyebab sebenarnya dari kematian korban ini pada 13 Maret 2024 lalu. Hasil autopsi menunjukkan tiadanya tanda-tanda kekerasan yang menyebabkan kematian pada korban.

"Tidak ada tanda-tanda kekerasan dari hasil autopsi forensik pada jasad korban," ungkapnya. 

Meskipun demikian, Ary tetap meminta Laboratorium Forensik Mabes Polri untuk memastikan dari penyebab kematian korban Berta ini. Hasil uji labfor diharapkan mampu menjawab pertanyaan keluarga korban yang mempertanyakan penyebab kematian Berta.

"Agar memastikan penyebab kematian korban, sehingga tidak ada lagi yang bertanya-tanya tentang penyebabnya. Kami minta Labfor Mabes Polri untuk memastikan juga penyebab kematiannya," tegasnya.   

"Pembuktian secara scientific lewat pemeriksaan uji forensik jasad korban," imbuhnya. 

Berita Terkini Lainnya