TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Suku Dayak Wehea di Kutai Timur Meminta Pengakuan dari Pemerintah

Pernyataan disampaikan kepada pemerintah

Warga Suku Dayak membawakan tarian persembahan hasil panen saat pembukaan Naik Dango ke-I di Rumah Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (18/4/2024). ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/rwa

Kutai Timur, IDN Times - Melalui pesta adat dan budaya Lom Plai, Suku Dayak Wehea menyuarakan permintaan percepatan perlindungan sebagai masyarakat hukum adat (MHA).

“Kami ingin mendapatkan pengakuan dan perlindungan dari pemerintah. Kami berharap agar kami dan generasi penerus masyarakat Wehea memperoleh kepastian hukum dari pemerintah,” ucap Kepala Adat Suku Dayak Wehea Ledjie Taq dilaporkan Antara usai penutupan ritual Lom Plai di Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Selasa (23/4/2024).

1. Kepala daerah diminta mengakui Suku Dayak Wehea

masyarakat suku dayak (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Ia menjelaskan bahwa pesta adat Budaya Lom Plai mengundang kepala daerah baik tingkat kabupaten maupun provinsi, dengan harapan mereka dapat memberikan pendampingan untuk mempercepat pengakuan MHA Suku Dayak Wehea.

Ledjie Taq menegaskan bahwa Suku Dayak Wehea tersebar di enam desa di Kecamatan Muara Wahau, yaitu Desa Nehas Liah Bing, Long Wehea, Diaq Leway, Dea Beq, Diaq Lay, dan Bea Nehas.

"Keenam desa tersebut telah lama menanti pengakuan MHA dari pemerintah. Melalui MHA, masyarakat Dayak Wehea dapat melindungi lingkungan tempat tinggal mereka dari kerusakan, yang diakibatkan oleh berbagai faktor seperti penebangan liar dan pembukaan lahan oleh perusahaan yang mengancam hutan lindung Wehea.

Baca Juga: Kekhawatiran Konflik Timur Tengah Reda, Rupiah Menguat Sore Ini

2. Bantuan intensif dan dukungan operasional pengurus lembaga adat

Ketua Dewan Adat Dayak Balikpapan Abriantinus. Foto istimewa

Pada kesempatan tersebut, Kepala Adat Dayak Wehea juga menyampaikan permohonan lain, seperti insentif dan dukungan operasional untuk pengurus lembaga adat, serta penyediaan satu unit pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

“Kami berharap melalui kegiatan Lom Plai ini, kegiatan adat kami selalu mendapat dukungan, baik dari kabupaten, CSR dari perusahaan, dan terutama dari Pemerintah Desa,” harapnya.

Berita Terkini Lainnya