Delapan Kasus Karhutla Sudah Terjadi di PPU pada 2023

Lakukan penanganan karhutla secara bersama

Penajam, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) menyebutkan sudah terjadi delapan kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Selama dalam catatan bulan Januari hingga Juni 2023 lalu. 

"Berdasarkan pendataan BPBD PPU, terhitung sejak Juli 2023 hingga kini, tercatat ada delapan kali kejadian karhutla di wilayah PPU,"  kata Kepala BPBD PPU Budi Santoso kepada IDN Times, Selasa (15/8/2023).

1. Semua berada di Kecamatan Penajam

Delapan Kasus Karhutla Sudah Terjadi di PPU pada 2023Kantor BPBD Penajam Paser Utara (IDN Times/Ervan)

Budi mengatakan, kasus karhutla seluruhnya terjadi di wilayah Kecamatan Penajam di lokasi perkebunan dan lahan tidur. Luasannya dilaporkan seluas 6,03 hektare. 

Pada bulan Agustus 2023 ini terdapat empat lokasi yang terbakar dan empat kejadian lagi pada Juli, semua telah ditangani pihaknya bekerja sama dengan TNI, Polri dan instansi pemerintah lainnya termasuk dari unsur masyarakat.

"Kami lakukan penanganan karhutla secara bersama-sama dengan instansi lainnya termasuk unsur masyarakat, " tegasnya. 

Baca Juga: Demo Ormas Dayak di Balikpapan Diwarnai Aksi Sembelih Babi Inisial RG

2. Lokasi kebakaran karhutla di Kecamatan Penajam

Delapan Kasus Karhutla Sudah Terjadi di PPU pada 2023Ilustrasi petugas gabungan berusaha padamkan Karhutla di PPU (IDN Times/Ervan)

Adapun empat lokasi kejadian kebakaran pada Agustus tahun ini di Kecamatan Penajam, yakni di Desa Giripurwa, Kelurahan Nipah-Nipah, Kelurahan Nenang, dan Kelurahan Sesumpu.

“Terkait jumlah personel, lanjutnya, saat ini terdapat sebanyak 30 orang yang siap bergerak kapan saja apabila terjadi karhutla. Dan tentu mereka bekerja sama dengan tim lain yang berada di lapangan,” tutur Budi.

Sedangkan  untuk fasilitas atau peralatan utama, terangnya, seperti mesin penyemprot air dan satu unit tangki saat ini perlu dilakukan pemeliharaan, karena kayu bantalan tangki sudah keropos dan sangat berbahaya jika dipaksakan.

“Kami khawatir jika dipaksakan dapat membahayakan keselamatan personel yang membawanya, namun jika kayunya tersedia hari ini, maka butuh waktu dua hari untuk menggantinya,” ucapnya.

3. Ketersediaan air juga jadi kendala utama

Delapan Kasus Karhutla Sudah Terjadi di PPU pada 2023Ilustrasi petugas gabungan berusaha padamkan Karhutla di PPU (IDN Times/Ervan)

Selain itu, tambah Budi, untuk kendala lain dan dinilai sangat vital, adalah ketersediaan air sebagai bahan baku pokok untuk memadamkan api. Di mana mereka agak kesulitan jika berada di tempat kebakaran yang agak ke pelosok. Maka truk tangki air sulit mendekati lokasi, sementara di areal itu tidak ada sama sekali sumber air seperti sungai. 

Penyebab terjadinya kebakaran disebabkan oleh masyarakat sendiri, membuka lahan dengan membakar, karena dinilai mudah dan murah, tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan.

Sementara penyebab lainnya, karena faktor cuaca yang sangat panas, kemudian material yang ada juga mudah terbakar dan berakibat terjadinya karhutla. 

“Pemerintah terus berupaya untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan ketika ingin membuka lahan perkebunan mereka. Baik melalui media spanduk atau baliho dan secara langsung,” pungkas Budi.

Baca Juga: Telkomsel dan Gen Z Menanam Bibit Mangrove Centre di Balikpapan

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya