Parit Lawe-Lawe Menyempit, Ini Tanggapan BPBD PPU 

Sudah sampaikan ke DPUPR PPU

Penajam, IDN Times - Penyempitan irigasi pembuangan atau parit di wilayah RT 02 Kelurahan Lawe-Lawe Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim), mendapat tanggapan serius Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Penyempitan parit tersebut diduga menjadi penyebab banjir di RT02 Lawe-Lawe yang merupakan ring 1 Terminal Lawe-Lawe PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).

“Soal parit yang menyempit dan lain-lain memang menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) PPU. Saya pun telah menyampaikan permasalahan ini dengan DPUPR,” ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD PPU Marjani kepada  IDN Times, Senin (12/9/2022).

1. BPBD melakukan evakuasi terhadap masyarakat terdampak bencana

Parit Lawe-Lawe Menyempit, Ini Tanggapan BPBD PPU Kalakhar BPBD Penajam Paser Utara, Marjani (IDN Times/Ervan)

Marjani menerangkan, keberadaan BPBD hanya bertugas melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang terdampak bencana, termasuk termasuk juga berupaya menyelamatkan barang-barang milik warga itu.

“Kami bertugas membantu masyarakat jika ada yang jadi korban, sementara terkait parit telah kami sampaikan kepada dinas teknis,” ucapnya.

Para Ketua RT bersama Lurah Lawe-Lawe dengan diketahui Camat Penajam bisa menyampaikan permasalahan ini kepada instansi dimaksud. Meskipun lokasi ini, mungkin baru-baru ini dilanda bencana banjir. 

“Tentunya kami di BPBD PPU, berikan dukungan normalisasi parit atau sungai serta berikan rekomendasi ke DPUPR PPU, sebagai tindak lanjut dan antisipasi terjadinya bencana ke depan,” tuturnya.

Baca Juga: Penderita HIV/AIDS di PPU Bertambah Menjadi 37 Pasien

2. Ada sejumlah wilayah juga perlu dapatkan perhatian

Parit Lawe-Lawe Menyempit, Ini Tanggapan BPBD PPU Anggota BPBD PPU saat memantau wilayah Lawe-Lawe pasca banjir (IDN Times/Ervan)

Marjani mengungkapkan, selain di Lawe-Lawe ada sejumlah wilayah yang juga perlu mendapatkan perhatian terhadap irigasi air buang atau parit. Di mana perlu segera dilakukan normalisasi atau pembenahan agar dapat meminimalisir bencana banjir.

‘Irigasi yang butuh perhatian itu, antara lain di jembatan di Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam terletak di depan rumah Ketua Lembaga Adat Paser Musa yang berada di jalan provinsi juga irigasi di jalan di depan kantor Bawaslu. Lalu di Desa Sesulu Kecamatan Waru,” bebernya.

Kemudian, tambah Marjani, di Desa Rintik atau jembatan di perbatasan Kabupaten PPU dengan Kabupaten Paser, Jalan Negara Desa Semoi Kecamatan Sepaku.

3. Warga Lawe-Lawe keluhkan banjir akibat penyempitan parit

Parit Lawe-Lawe Menyempit, Ini Tanggapan BPBD PPU Kondisi dalam rumah warga Lawe-Lawe yang kebanjiran akibat hujan dan penyempitan parit (IDN Times/Ervan)

Diberitakan, Ketua RT 02 Lawe-Lawe Edi Londa mengeluhkan persoalan banjir di wilayahnya, Sabtu (10/9/2022). Hal ini disebabkan karena terjadinya penyempitan parit pembuangan air akibat longsoran dindingnya. 

“Banjir sering terjadi hingga masuk rumah warga yang berdomisili di RT 2 Lawe-Lawe ini. Penyebab utamanya karena parit pembuangan di wilayah kami alami penyempitan,” akunya.

Ia mengaku, warga sudah sering melakukan gotong royong untuk melakukan normalisasi tetapi tidak maksimal. Oleh karena itu, dalam waktu dekat ini, ia akan menyampaikan kepada Pemkab PPU untuk dilakukan normalisasi.

“Selain normalisasi, harapan kami pemerintah juga dapat membuatkan siring  pada dinding parit, sehingga tanah tidak longsor lagi. Dan sekitar 30 persen dari 400 Kepala Keluarga di RT kami tidak lagi terkena banjir,” tutup Edi Londa.

Baca Juga: Polres PPU Bekuk Warga Petung dan Girimukti Pengetap Solar Subsidi

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya