Penderita HIV/AIDS di PPU Bertambah Menjadi 37 Pasien

Banyak IRT tertular akibat IMS

Penajam, IDN Times - Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) mencatatkan, jumlah penderita HIV/AIDS atau ODHA menjadi 37 pasien pada tahun 2022 ini. Jumlah ini merupakan hasil pendataan kasus Dinkes PPU pada bulan Januari hingga Juni 2022 ini. 

“Jumlah kasus ODHA di Kabupaten PPU sampai dengan Juni 2022 dibandingkan tahun 2021 kemarin alami penambahan kasus menjadi 37 orang,” kata Kepala Dinkes PPU Grace Jansje Makisurat melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Eka Wardhana kepada IDN Times, Jumat (9/9/2022).

1. Bertambah 17 ODHA terbanyak berjenis kelamin perempuan di Tahun 2022

Penderita HIV/AIDS di PPU Bertambah Menjadi 37 Pasiendr. Eka Wardana (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Eka mengatakan, pada tahun 2021 lalu terdapat penambahan 20 kasus ODHA di PPU. Sedangkan hingga pertengahan 2022 ini, kasus ODHA PPU sudah tercatat sebanyak 17 kasus. 

Hingga ada kemungkinan akan ada penambahan jumlah penderita HIV/AIDS di PPU. 

“Tahun 2021 kemarin ada 10 orang perempuan dan 10 laki-laki yang terinfeksi HIV/AIDS,” sebutnya.

Namun pada tahun 2022 ini, lanjut Eka, terjadi perubahan jumlah penderitanya di mana mayoritas adalah ibu rumah tangga (IRT). 

Baca Juga: Polres PPU Memperoleh Tambahan 19 Personel Bintara Remaja Baru

2. Para penderita HIV/AIDS di PPU mayoritas adalah IRT dan perempuan belum menikah

Penderita HIV/AIDS di PPU Bertambah Menjadi 37 PasienData ODHA PPU per Juni 2022 (Dok.Dinkes PPU)

Hal ini menurutnya, disebabkan karena pola hidup tidak sehat, termasuk gaya hidup hedonisme. Di mana data yang ada sebanyak 21 kasus merupakan ODHA perempuan dan penderita laki-laki sebanyak 16 orang.

“Dulu yang rentan biasa pada orang yang alami kelainan kepribadian seperti lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) atau pengguna narkotika.Tetapi sekarang ada perubahan, lebih banyak IRT dan perempuan belum menikah jadi ODHA," tegasnya.

Mereka diduga terinfeksi kebanyakan karena Infeksi menular seksual (IMS) dan perilaku hidup tidak sehat lainnya.

3. Sebanyak 20 orang meninggal dunia karena HIV/AIDS

Penderita HIV/AIDS di PPU Bertambah Menjadi 37 PasienIlustrasi Hari AIDS Dunia (IDN Times/Mardya Shakti)

Sementara itu, sebut Eka Wardhana sejak tahun 2021 hingga September 2022 ini jumlah ODHA yang meninggal dunia tercatat sebanyak 20 orang. Di mana 2021 ada 18 ODHA dan pihaknya baru mendapat informasi kalau ada dua ODHA lagi meninggal dunia dan baru tercatat di September ini.

“Ada dua ODHA lagi yang baru kami dapatkan informasi yang meninggal dunia. Namun untuk data lengkapnya saya belum bisa secara rinci menjelaskan, karena saat ini petugas pemegang programnya sedang dinas luar,” sebutnya.

Kalau tahun 2021 kemarin, 10 orang ODHA meninggal merupakan penderita lama sedangkan delapan orang merupakan pasien baru. Ditambah dua orang tahun 2022 ini. Sementara satu daerah tidak bisa disebutkan rawan penyakit itu, namun perilaku masyarakat yang hidup tidak sehat dapat menjadi risiko terinfeksi satu penyakit salah satunya HIV/AIDS ini. 

4. HIV/AIDS diibaratkan fenomena gunung es satu orang positif diperkirakan menulari 10 orang

Penderita HIV/AIDS di PPU Bertambah Menjadi 37 PasienPetugas Dinkes PPU saat melakukan pendataan wanita pemandu karaoke dan wanita penghibur di THM di PPU (IDN Times/Istimewa)

Dibeberkannya, kasus HIV/AIDS diibaratkan seperti fenomena gunung es. Jadi berdasarkan teori apabila satu orang dinyatakan positif maka ada 10 orang lainnya berisiko tertular. 

“Satu orang itu bisa menginfeksi 10 orang, sehingga harus dilakukan pemeriksaan HIV/AIDS kepada 10 orang yang diduga kuat atau cukup berisiko terinfeksi,” ujarnya.

Dikatakannya, saat ini salah satu cara untuk mencegah bertambahnya ODHA sekarang setiap ibu hamil pada pertama kali melakukan pemeriksaan di puskesmas diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan HIV/AIDS.

5. Setiap ibu hamil harus di tes HIV/AIDS di puskesmas

Penderita HIV/AIDS di PPU Bertambah Menjadi 37 PasienKantor Dinas Kesehatan PPU (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Eka mengatakan, para ibu hamil di PPU juga harus menjalani tes HIV/AIDS di puskesmas. 

Lewat pengetesan VCT atau voluntary counselling and testing di puskesmas maupun RSUD Ratu Aji Putri Botung (RAPB) PPU. 

Selain melakukan VCT, menurut Eka, Dinkes PPU sedang berupaya agar setiap puskesmas membuka klinik sebagai tempat counselling dan telah ada dokternya sendiri. Sebagaimana permintaan pemerintah Provinsi Kaltim.

“Saat ini para dokter di setiap puskesmas telah mendapat pelatihan untuk menjadi petugas counselling guna melakukan penanganan ODHA tadi,” pungkasnya

Baca Juga: Unik, Personel Polres PPU Sisihkan Rp1 Ribu untuk Sedekah Fakir Miskin

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya