Pemkab PPU Siaga Darurat untuk Tiga Ancaman Bencana

Ancaman kekeringan, karhutla, dan kabut asap

Penajam, IDN Times - Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) menetapkan status keadaan darurat tiga bencana. Yakni darurat bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta bencana asap. 

“Kita tetapkan status keadaan darurat bencana, yaitu siaga darurat bencana kekeringan, karhutla dan asap. Di mana penetapan kasus ini telah disepakati bersama dengan instansi terkait beserta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melihat kondisi sekarang di wilayah PPU,” Kepala Pelaksanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU Budi Santoso kepada IDN Times, Senin (28/8/2023).

1. Air baku terus menyusut dampak dari El Nino

Pemkab PPU Siaga Darurat untuk Tiga Ancaman BencanaKondisi debit air di embung Kelurahan Sotek turun hingga 80 persen saat kemarau ini (IDN Times/Ervan)

Budi mengatakan, status darurat bencana kekeringan terjadi dengan menyusutnya air baku di Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Danum Taka. Kekeringan terjadi di Kaltim menyusul dampak dari El Nino.

“Akibat dampak El Nino tersebut terjadi penyusutan kondisi air baku di IPA milik Perumda Air Minum Danum Taka. Bahkan ada sebagai alami kekeringan hingga membuat IPA berhenti beroperasi,” sebutnya.

Ia mengakui, kondisi tersebut cukup memprihatinkan, terutama untuk pasokan air baku bagi masyarakat nantinya. Dan ini pihaknya sedang mendalaminya. 

Budi memprediksi, kekeringan air baku tersebut berlangsung hingga Januari 2024 disebabkan karena adanya musim kemarau. Sehingga pemerintah kabupaten perlu melakukan upaya, agar kebutuhan air masyarakat tetap bisa terpenuhi.

Baca Juga: Sumpah Janji Jabatan Ratusan ASN di Lingkungan Pemkab PPU 

2. Lakukan mitigasi dapatkan sumber air terdekat

Pemkab PPU Siaga Darurat untuk Tiga Ancaman BencanaKepala Pelaksana BPBD PPU, Budi Santoso (IDN Times/Ervan)

Pemkab PPU pun terus berupaya melakukan upaya pemenuhan air bersih bagi masyarakat. "Kami sedang mencoba melakukan mitigasi dengan melaksanakan survey mendapatkan sumber air terdekat," ungkap Budi.

Untuk diketahui, lanjut Budi, pemerintah masih berupaya melakukan upaya untuk meningkatkan kapasitas air baku dengan menyiapkan satu IPA portable. Namun hanya dapat digunakan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

“Jadi kami punya satu IPA portable hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat saja, sedangkan guna kebutuhan pertanian belum bisa diberikan. Masyarakat hanya diberikan air baku curah menggunakan IPA portabel itu,” ucapnya.

Kekeringan di PPU diperkirakan puncaknya terjadi pada Agustus hingga September. Baru akan menurun di Januari dan Februari 2024 mendatang. 

3. Terjadi kebakaran di 16 titik dengan luas 24,12 Ha

Pemkab PPU Siaga Darurat untuk Tiga Ancaman BencanaIlustrasi petugas gabungan berusaha padamkan Karhutla di PPU (IDN Times/Ervan)

Sedangkan untuk status siaga darurat bencana karhutla, lanjut Budi, karena berdasarkan data pihaknya hingga hari ini telah terjadi karhutla di 16 titik dengan luas kurang lebih 24,12 hektare.  Terakhir terjadi di RT 08 Kelurahan Sungai Parit Kecamatan Penajam.

“Hari terjadi kebakaran di satu titik di Kelurahan Sungai Parit dengan luas area yang terbakar kurang lebih 2,85 hektare. Di mana material yang terbakar berupa semak belukar dengan jenis gambut tipis,” 

Ia mengatakan, untuk siaga darurat bencana asap, memang hingga kini pihaknya belum mendapatkan informasi adanya dampak asap yang ditimbulkan. 

“Kami hingga saat ini belum mendapatkan informasi dampak asap yang timbul, tetapi tetap kami waspadai akibat dari asap bagi kesehatan manusia itu,” pungkasnya.

Baca Juga: Perumda di PPU Terpaksa Menghentikan Produksi Air Bersih 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya