Perumda di PPU Terpaksa Menghentikan Produksi Air Bersih 

Akibat kemarau debit air baku turun 80 persen

Penajam, IDN Times - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Danum Taka (AMDT) Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) terpaksa menghentikan produksi air bersih di instalasi pengolahan air (IPA) Sotek.

Kemarau panjang menyebabkan penurunan daya tampung debit air baku pada embung di Sotek hingga 80 persen. Persoalan ini yang menjadi kendala utama dalam produksi air bersih PPU.

“Maka terhitung mulai Sabtu (19/8/2023) kemarin pukul 12.00 Wita hingga kini, terpaksa kami hentikan operasi Unit Pengolahan IPA Sotek kami hentikan hingga batas waktu tidak ditentukan,” ujar Direktur Perumda AMDT PPU Abdul Rasyid, Minggu (20/8/2023). 

1. Berencana perluasan dan pendalaman embung

Perumda di PPU Terpaksa Menghentikan Produksi Air Bersih Kondisi debit air di embung Kelurahan Sotek turun hingga 80 persen saat kemarau ini (IDN Times/Ervan)

Rasyid mengatakan, kemarau panjang di Kaltim menjadi faktor utama penyebab penghentian produksi air bersih Perumda AMDT. Selain itu, ia pun memperhatikan kondisi teknis unit pengolahan yang memiliki potensi kerusakan, apabila dipaksakan untuk beroperasi dengan minimnya ketersediaan air baku sekarang. 

“Perumda AMDT berencana akan melakukan perluasan dan pendalaman pada musim kemarau ini untuk membuat tampungan yang lebih besar di masa yang akan datang,” sebutnya.

Dibeberkannya, untuk diketahui kapasitas produksi air milik Perumda AMDT PPU sekarang mencapai 10 liter per detik, jika data tampung debit air di embung di Sotek dalam kondisi normal operasi sekitar 100 ribu sampai dengan 500 ribu meter kubik.

“Tetapi karena musim kemarau daya tampung air di embung itu turun hingga 80 persen, maka  secara teknis WTP itu tidak dapat berproduksi dan sangat rawan alami kerusakan,” tegas Rasyid.   

Baca Juga: Universitas Gunadarma Meresmikan Kampus Baru di PPU

2. Dihentikan satu hingga tiga bulan ke depan

Perumda di PPU Terpaksa Menghentikan Produksi Air Bersih Kondisi debit air di embung Kelurahan Sotek turun hingga 80 persen saat kemarau ini (IDN Times/Ervan)

Ia mengungkapkan, hasil produksi air dari WTF Sotek saat ini melayani pelanggan berjumlah sekitar 700 sambungan rumah atau SR. Sehingga dengan kondisi tersebut para pelanggan tidak dapat mendapatkan distribusi air seperti biasa.

“Kalau memperhatikan kondisi saat ini dan pengumuman prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau terjadi di Agustus hingga September, maka perkiraan kami penghentian operasi pengolahan air sekitar satu hingga tiga bulan ke depan,” katanya.

Rasyid menerangkan, saat ini pihaknya akan mengevaluasi kendala yang dihadapi sekarang ini,  bersama Pemerintah Kabupaten PPU. Sedangkan untuk pelanggan di wilayah lainya diharapkan segera melakukan penghematan dan menampung air mengingat, sumber air baku terus menerus mengalami penurunan. 

“Hingga sekarang ini laju penurunan air di embung Sotek memang sangat tinggi, sehingga air tidak mungkin bisa kita kelola," imbuhnya.

3. Konsultasi dengan Pemkab PPU

Perumda di PPU Terpaksa Menghentikan Produksi Air Bersih Abdul Rasyid (IDN Times/Ervan)

Pada Senin  21 Agustus 2023, Rasyid mengaku akan melakukan konsolidasi dengan Pemkab PPU dalam penanganan persoalan air bersih ini. Pemerintah daerah selama ini sebagai penanggung jawab pengadaan sumber air baku bagi masyarakat. 

Ia pun akan mendorong untuk dilakukan pengerukan untuk memperdalam dan memperluas daya tampungan embung itu.

Sementara itu, jelasnya, untuk memberikan pelayanan air bersih dengan cara distribusi menggunakan armada mobil tangki juga akan dikoordinasikan dengan pemerintah PPU untuk dapat bantuan armada tangki air tersebut.

4. Pendistribusian air gunakan mobil tangki

Perumda di PPU Terpaksa Menghentikan Produksi Air Bersih Kondisi pipa penyedot air di embung Sotek tidak mampu produksi (IDN Times/Ervan)

Jika armada memungkinkan maka, terang Rasyid, pihaknya akan mengatur pendistribusian air ke Sotek, dengan mengambil sumber air dari Unit Pengolahan Lawe-Lawe, dan Waru. 

Pihaknya berencana menggilir proses distribusi air bersih kepada para pelanggan. 

“Namun untuk diketahui, saat ini debit air baku Lawe-Lawe dan Waru juga mengalami penurunan sekitar dua hingga lima cm per hari, baik karena kemarau maupun karena konsumsi air yang lumayan tinggi,” pungkasnya.

Baca Juga: Polres PPU Membekuk Tiga Orang Komplotan Pengedar Sabu-Sabu

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya