Balikpapan Zona Kuning Lagi, Pelaku Perjalanan Dominasi Kasus

Kasus COVID-19 memulai menunjukkan kenaikan

Balikpapan, IDN Times - Seluruh kecamatan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) kembali berada di zona kuning. Sejak pergantian tahun, mulai bermunculan kasus positif COVID-19 yang kebanyakan terjadi pada orang dengan riwayat bepergian.

Belum sepekan, sudah terjadi 12 kasus positif di Balikpapan. Pada Selasa, 25 Januari ada 8 kasus, dan Rabu kemarin, 26 Januari ada 4 kasus.

Kendati angka ini dibandingkan daerah lain seperti Jakarta dan Jawa Barat masih relatif rendah, namun angka ini awalnya nol kasus pada tahun baru 2022.

Balikpapan sempat beberapa kali mengalami nol kasus harian dan bertahan di zona hijau.

"Lalu muncul satu, dua, dan muncul klaster keluarga lima. Kemarin delapan, sekarang empat. Tapi kita kan inginnya hijau terus," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty (26/1/2022), ditemui di ruangannya.

1. Angka kasus terlihat naik di pekan ketiga Januari

Balikpapan Zona Kuning Lagi, Pelaku Perjalanan Dominasi KasusIlustrasi pandemik COVID-19. (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)

Dio, sapaan Andi Sri Juliarty, berharap tidak ada kenaikan kasus lagi di tahun ini. Apalagi menjadi sampai ratusan kasus seperti yang terjadi di tahun 2021 lalu.

Dio memaparkan, hampir semua kasus yang terjadi selama Januari 2022 atau pasca tahun baru ini berasal dari pelaku perjalanan. Pada pekan pertama Januari, ada empat kasus atau satu atau nol kasus per hari. 

Pada pekan kedua ada tujuh kasus, dan saat ini memasuki pekan ke tiga ada 12 kasus. Meski belum tinggi tapi bagaimana pun ini menunjukkan peningkatan angka kasus.

Baca Juga: Sambut Imlek, Masyarakat Tionghoa di Balikpapan Mandikan Dewa Dewi

2. Banyak kasus terjadi pada pekerja luar daerah atau pelaku perjalanan

Balikpapan Zona Kuning Lagi, Pelaku Perjalanan Dominasi KasusANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Dalam kasus yang terjadi ini, beberapa di antaranya ada bergejala dan tidak. Kebanyakan adalah laki-laki yang rata-rata pekerja di lokasi. Mereka antara lain berusia 31-45 tahun.

"Melihat kasus ini, yang tidak bergejala lebih banyak, ada 17 kasus. Mereka ini terdeteksi saat akan melakukan perjalanan. Kan harus PCR atau antigen sebelum masuk lokasi. Tapi selain itu ada 16 kasus yang bergejala ringan," beber Dio.

Beberapa kasus juga terjadi pada anak usia di bawah 6 tahun. Kasus pada anak ini terjadi lantaran dibawa ke luar kota oleh orangtuanya. Selain itu ada dua anak di bawah 12 tahun.

"Tapi rata-rata yang positif memang usia produktif. 31-45 tahun. Sejauh ini mereka yang dari luar kota ada yang dari Jakarta, dari Bali, Surabaya. Perjalanan domestik," terangnya. 

Beberapa kota ini memang merupakan kota yang memiliki angka kasus cukup signifikan. Dari jumlah ini, sebanyak 13 orang menjalani isolasi mandiri di Hotel Grand Tiga Mustika. 

"Akhirnya kita perpanjang (isoter Grand Tiga Mustika). 12 di sana dan ada yang menggunakan mes perusahaan. Ada yang di rumah sakit juga. Kasus aktif ada 5 di rumah sakit dan 24 isolasi mandiri," sebut Dio.

3. Satgas kota segera lakukan rapat koordinasi untuk kebijakan baru

Balikpapan Zona Kuning Lagi, Pelaku Perjalanan Dominasi KasusIlustrasi petugas medis yang menangani COVID-19 (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Kendati Dio memastikan tak ada kasus terdeteksi varian Omicron, namun ia berharap masyarakat berhati-hati. Karena melihat kasus yang nyata ada kenaikan dari 0 kasus. 

Ia mengingatkan agar masyarakat yang melakukan perjalanan untuk tidak membawa anak-anak. Dan sebaiknya tidak melakukan perjalanan apabila tidak benar-benar perlu. 

Di Kaltim, menurutnya sejumlah kasus baru di beberapa kabupaten/ kota juga terjadi pada pekerja luar daerah. "Ada Bontang, Paser, Kubar, Kutim, Balikpapan," sebutnya. 

Melihat angka kasus, Satgas COVID-19 Kota Balikpapan berencana melaksanakan rapat koordinasi kembali. Sementara ini, lanjut Dio, Kapolda Kaltim berharap dilakukan screening kembali di bandara dan pelabuhan. 

"Kalau saya minta ditambahkan, semua pelaku perjalanan jangan langsung masuk kerja. Tapi isolasi dahulu tiga hari. Kalau memang perusahaan tidak mau rugi, silakan diberi tugas sambil dikerjakan di rumah saja atau WFH sambil karantina," kata Dio.

Dengan ini diharapkan penyebaran kasus bisa benar-benar ditekan kembali. Selain melalui upaya vaksinasi yang terus dilakukan.

"Makanya melalui vaksinasi kita berharap kalau pun ada kasus positif tidak parah. Kan memang tujuan vaksinasi itu. Dengan harapan mereka yang sudah vaksinasi resikonya ringan," tandasnya. 

Untuk diketahui, cakupan vaksinasi Kota Balikpapan mencapai 113 persen untuk dosis satu. Sementara dosis dua lebih 90 persen. Sementara untuk booster mencapai 12,54 persen untuk lansia.

Baca Juga: Masyarakat Adat Kaltim Murka, Laporkan Edy Mulyadi ke Polisi

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya