Klasik dan Antik, Penghobi Mobil sampai Motor Tua di Balikpapan

Serunya offroad pakai kendaraan jadul

Balikpapan, IDN Times - Penghobi mobil dan motor jadul atau tua kian menjamur. Sekarang ini, peminatnya tak melulu kolektor di Jawa, namun juga merambah Kota Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim).  

Pencinta kendaraan keluaran lawas ini juga tergabung dalam komunitas-komunitas. Di sini, mereka bisa saling pamer termasuk berbagi informasi tentang kendaraan tua maupun suku cadang. 

Meski diakui juga menggunakan kendaraan tua pasti tidak senyaman menggunakan kendaraan baru, namun ada kebanggaan tersendiri menggeluti hobi yang seringkali menghabiskan banyak uang ini. 

Seperti Yudhistira Adji warga Balikpapan (37) yang akhirnya mampu mewujudkan mimpi memiliki mobil kesayangan Civilian Jeep 7 (CJ7) tahun 1982.  Mobil buatan amrik yang sejak ia bocah selalu diidamkan. 

"Jadi, mobil jeep ini awalnya digunakan oleh para tentara di Amerika. Sampai akhirnya usai perang dunia ke-2, kendaraan ini mulai banyak diminati oleh sipil. Makanya mereka mengeluarkan Civilian Jeep. Kendaraan itu dulunya dibuat ke ladang sama orang di Amerika," katanya. 

1. Jatuh cinta pada Civilian Jeep sejak SD

Klasik dan Antik, Penghobi Mobil sampai Motor Tua di BalikpapanMobil Jeep CJ7 keluaran tahun 80an. (Dok IDN Times/ Istimewa)

CJ7 adalah salah satu jenis Civilian Jeep yang sudah banyak dipakai orang. Jeep jenis sudah beberapa kali berganti pabrikan hingga resmi tidak diproduksi lagi. Mobil sejenis jeep yang pertama kali keluar adalah Wellys, tanpa bagian atas mobil.

"Kalau sekarang ada Wrangler Rubicon," katanya. 

Ia sendiri tergabung dalam komunitas Civilian Jeep. Di Indonesia sebenarnya sudah tersebar, namun di Balikpapan belum banyak. Ada beragam Chapter, di Balikpapan ada 2 anggota yang tidak semuanya aktif.

"Kalau di Balikpapan ada juga yang tentara. Mereka kadang tidak aktif karena tinggal berpindah-pindah," ungkapnya. 

Sebenarnya dirinya juga merupakan pendatang dari Jogja. Dia mulai hijrah ke Balikpapan pada tahun 2008. Yang ia tahu, mobil jeep pertama kali ia lihat di film Amerika. Kakeknya pun pernah memiliki mobil jenis ini, yang terlanjur dijual saat ia masih bocah. 

"Opa saya dulu punya CJ3b. Masih tanpa penutup atasnya. Jadi masih seperti jeep perang. Sejak itu saya mulai mencari, mungkin saja ada yang jual. Tapi memang sejak 2008 sampai 2015 belum ketemu yang cocok. Makanya saya tidak ambil," ungkapnya.

Alasannya, jeep tersebut antara lain karena sudah banyak modifikasi atau bentuknya berbeda dari pakemnya. Sementara ia masih menginginkan mobil jeep yang original seperti masa kecilnya.

2. Beli CJ7 yang tak digunakan 3 tahun seharga Rp35 juta

Klasik dan Antik, Penghobi Mobil sampai Motor Tua di BalikpapanUnsplash

Selama hampir tujuh tahun sejak 2008, Yudhistira hunting mobil CJ7 seluruh pelosok Kalimantan bahkan hingga ke Paris Perancis. Kebetulan pula di tahun 2015, ia bertugas ke kota mode untuk suatu urusan pekerjaan. 

Meskipun begitu, mobil impiannya tidak juga ketemu. 

Sampai pada tahun 2015 dirinya bertemu dengan seorang pensiunan perusahaan BUMN yang memiliki CJ7 miliknya itu. "Memang ada yang ngasih tahu saya kalau ada yang punya jeep, tapi di simpan saja, tidak dipakai," katanya. 

Waktu Yusa, sapaan Yudhistira Adji, mendatangi si pemilik, akhirnya dirinya diperbolehkan melihat jeep tersebut. Si pemilik mengaku memang sudah lama tidak menggunakan jeep ini lantaran sudah pensiun. Anaknya pun tidak tertarik menggunakan mobil keluaran lama tersebut, dan lebih memilih memakai mobil baru. 

"Saya lihat bentuknya masih lengkap, tapi dia bilang sudah lama tidak dinyalakan. Mesinnya pun tidak pernah dipanasi, aki juga mati. Akhirnya tidak bisa menyala. Dari pengakuannya juga mobil tersebut tidak rusak, tapi tidak pernah dipakai selama tiga tahun," kenangnya.

Akhirnya ia bertanya, apakah mobil tersebut dijual. Rupanya si pemilik menawari dia harga yang cukup sesuai, yakni Rp35 jutaan. Namun memang belum diketahui Apakah mesinnya masih bisa menyala. "Saya gambling saja, saya bayar DP lalu saya tarik pakai derek ke bengkel," katanya. 

Bengkelnya pun tidak sembarangan, yaitu bengkel rekanan jadi langganan. Mobil langsung diganti oli dan dibelikan aki baru. Rupanya mobil langsung menyala. 

"Mungkin dari pemilik sebelumnya juga dirawat. Katanya tidak pernah digunakan offroad," imbuhnya. Tak hanya masih bisa digunakan, mobil yang ia beli itu juga baik dari sisi administrasi. Pajak dan suratnya pun lengkap. 

3. Jeep yang masih orisinil dan lengkap bisa dihargai sampai ratusan juta

Klasik dan Antik, Penghobi Mobil sampai Motor Tua di Balikpapanhagerty.com

Mobil tersebut sampai hari ini masih ia gunakan ke kantor, juga mendapatkan perawatan rutin. Pada dasarnya Yusa bukanlah kolektor, ia membeli mobil tersebut memang untuk digunakan. Bisa dibilang sebagai mobil impian sejak kecil. 

"Bukan tidak mau koleksi, memang tidak ada uangnya. Sampai sekarang mobil itu masih saya pakai walaupun tidak terlalu nyaman. Malah istri saya yang pakai mobil baru. Tapi yang paling saya suka mobil ini bisa tangguh di segala medan. Pajak serta perawatannya pun tak mahal," ujarnya.

Di Balikpapan, pemilik mobil jeep tak banyak. Rata-rata adalah Civilan Jeep 5, 6, dan 7. Harga rata-rata kendaraan ini mencapai Rp60 jutaan, tapi untuk jeep yang memiliki surat lengkap dan tak bermasalah, apalagi yang masih original pernah ada yang dijual hingga Rp200 jutaan. 

"Maksudnya mesin, dan semua bagian mobil masih asli dari mobil itu. Karena memang sudah sangat sulit mencari. Malahan kalau masih orisinil jok, cat, dan joknya bisa mahal sekali," bebernya. 

Biasanya di pasaran yang menjual suku cadang pun bukan keluaran asli, tapi sudah baru dan dibuat mirip. Jeep miliknya pun dia buat semirip mungkin dengan orisinilnya. Namun memang ada beberapa bagian yang sudah diganti, misalnya karburator. 

Baca Juga: Jelang Paskah, Polresta Balikpapan Tingkatkan Pengamanan Rumah Ibadah

4. Kerap lakukan kegiatan sosial bersama komunitas lain

Klasik dan Antik, Penghobi Mobil sampai Motor Tua di BalikpapanIlustrasi mobil. IDN Times/Mardya Shakti.

Yusa cukup aktif di Komunitas Civilian Jeep Indonesia (JCID). Pada awalnya komunitas ini adalah tempat berkumpulnya sesama pecinta CJ. Namun kemudian makin banyak peminatnya seiring waktu. Makin banyak yang bergabung dan kerap melakukan kegiatan bersama. 

"Kalau yang paling sering kami melaksanakan offroad bersama, atau spontan buat acara sosial. Misal ada bencana kendaraan kita kan bisa menerjang semua keadaan,walau tidak membawa nama komunitas CJID," ungkapnya. 

Tak jarang juga kendaraan offroad ini digunakan untuk evakuasi korban bencana. Kegiatannya biasa bergabung bersama komunitas lain. "Pada dasarnya saya penghobi saja. Biasanya saya gunakan untuk ke kantor, kalau ada yang melihat ternyata sama-sama suka Jeep. Dari situ mulai banyak temen," tandasnya. 

5. Motor tua juga banyak peminatnya

Klasik dan Antik, Penghobi Mobil sampai Motor Tua di BalikpapanIlustrasi Rantai Sepeda (IDN Times/Dwi Agustiar)

Berbeda dengan Yusa sebagai pecinta kendaraan roda empat miliknya, Wahyudi, 42 tahun, lebih memilih kendaraan roda dua. Motor andalannya adalah Yamaha DT. Kendaraan ini menggunakan dua mesin, yang mana salah satunya masih orisinil, dan yang lain sudah dimodifikasi. 

Selain Yamaha DT, ia memiliki empat motor lain. Ada Yamaha YT, dua Honda Win, Honda F90. Sayangnya beberapa waktu lalu ia mesti rela menjual Yamaha DT miliknya karena ada keperluan mendesak. 

"Biasanya kalau off road atau ekstrem saya pakai Honda win. Kan ada dua, satu untuk terabasan, satu untuk sirkuit. Kalau Yamaha YT biasa saya pakai kalau jalurnya ringan," terangnya. 

Sejumlah jenis motor lama, menurut dia dihargai tergantung peminatnya. Karena untuk barang hobi, taksiran harganya bisa sangat tinggi, bisa juga biasa saja. Apalagi untuk mereka yang tak terlalu paham, cenderung dijual murah. 

"Namanya hobi susah dihargai. Kalau kepengen, misal motor lama, dia sudah tahu. Kalau yang tidak paham dibeli murah saja kan," katanya. 

6. Beli motor terpisah hingga dimodifikasi

Klasik dan Antik, Penghobi Mobil sampai Motor Tua di BalikpapanIlustrasi Touring (IDN Times/Dwi Agustiar)

Ia sebagai penghobi motor mengakui tempat membeli motor dalam keadaan tidak utuh. Biasanya jarang sekali kendaraan lama yang masih utuh, kecuali untuk kolektor. 

"Kalau dari kita sendiri, kolektor motor tua ada di Jakarta. Motor apa saja jumlahnya banyak," ungkapnya. 

Selama ini untuk modifikasi, ia mengeluarkan uang sedikit demi sedikit hingga motor sesuai dengan harapannya. Misalnya, dia memerlukan suku cadang tertentu, dia bisa mencari penjualnya dengan harga tertentu. 

Pengalaman mencari yang paling sulit, menurut dia adalah detail kendaraan itu sendiri. Misalnya jok atau tutup aki. Biasanya dia akan mencari secara online. Atau juga berkomunikasi dengan komunitasnya. 

"Kan ada komunitas, jadi saya kalau cari-cari bisa tanya. Saya beli harganya juga beragam, ada yang Rp800 ribu juga, ada yang tinggi juga. Kan juga kita pengaruh yang jual juga. Misal paham tren bisa dijual tinggi," katanya. 

Selama ini jika dirinya atau sesama pencinta motor trail tua membeli di orang-orang yang tidak paham, harganya cenderung lebih murah. 

Pernah di 2015 dirinya bahkan sampai mencari barang ke Melak, Kutai Barat. Tapi belakangan karena sudah banyak yang mulai mengerti, mulai mahal. 

Untuk mencari suku cadang tertentu ia bisa sampai berkeliling Kalimantan Timur, pernah ke Samboja, Tenggarong, Kubar, dan beberapa kabupaten/ kota lain. 

Pernah juga ia menjual aksesoris atau suku cadang motor. Namun karena sekarang lebih banyak orang yang paham, untuk mencari lebih sulit. Modalnya aku juga sudah tinggi, jadi akan lebih tinggi lagi harganya untuk dijual.

7. Bisa offroad atau di jalan aspal

Klasik dan Antik, Penghobi Mobil sampai Motor Tua di BalikpapanIDN Times/Dwi Agustiar

Dirinya mengakui kecintaannya terhadap motor tua ini karena merasa tampil beda tiap membawa kendaraan tersebut. "Misalkan kita di jalan raya kan orang pada ngelihat. Karena Yamaha DT saya kan komplet. Suratnya, pajaknya, bagus," katanya.

Klasik, unik, dan antik, istilah itu yang ia gunakan untuk menggambarkan motor-motor miliknya. Beberapa jenis motor, di kota Balikpapan termasuk langka. 

Dirinya tergabung dalam komunitas Geng Trail Tua. Menurutnya seperti Yamaha DT miliknya dulu, jumlahnya tak sampai 10 di Balikpapan. Sementara untuk YT masih lebih baru. 

"Kalau di komunitas ini memasukkan Yamaha YT dan Honda Win dalam golongan trail tua juga. Definisinya trail tua adalah trail yang usianya di bawah tahun 80-an. Kemudian memiliki spakbor tak lancip. 

"Dulu selain hobi pakai saya jual sparepart itu. Misal cabutan seperti rangka, tangki. Sambil saya melengkapi motor sendiri sambil jual juga," ujarnya.

Belakangan, lanjutnya, mulai banyak juga anak muda yang suka bermain motor trail tua. Namun kebanyakan masih di kota atau aspal. Ia sendiri lebih menikmati off road. "Balikpapan di Bukit Bangkirai, atau Semoi, Sepaku, Air Terjun Katak, banyak sih," ujarnya. 

Komunitas trail pun juga ada kegiatan arisan trail tua. Geng Trail Tua Balikpapan, lanjutnya, memang tidak selalu menggunakan motornya untuk offroad. Ada juga yang lebih memilih main di aspal atau di jalan

Baca Juga: Ini Aturan Pasar Ramadan, Ibadah dan Ziarah Kubur di Balikpapan

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya