Krisis Air di Balikpapan, Air Baku Hanya Cukup Tiga Pekan ke Depan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Waduk Teritip di Balikpapan Timur dan Waduk Manggar di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) terancam mengalami kekeringan. Waduk penampungan air baku warga Balikpapan ini tersisa untuk tiga pekan ke depan jika tidak ada turun hujan di Kota Beriman.
Hal ini disampaikan Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud. Ia bersama pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) dan Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) juga telah meninjau Waduk Teritip pada Minggu (1/10/2023).
"Informasi BWS, jika digunakan 200 atau 100 persen, debit air yang ada hanya cukup tiga minggu saja," terangnya (1/10/2023) diwawancara usai peninjauan.
1. Hanya sampai 24 Oktober, berharap hujan turun dalam sepekan
Rahmad juga mengatakan, peninjauan yang telah dilakukan ini adalah tindak lanjut dari kajian BWS terkait debit air yang terus menurun. Pemerintah Kota Balikpapan melaksanakan koordinasi dengan direksi PTMB, setelah informasi penurunan debit air di Waduk Manggar dan Teritip.
Ia berharap, hal ini dapat dimengerti masyarakat Balikpapan. Bahwa sementara ini air yang ada sangat terbatas. Maka ia mengajak masyarakat menggunakan air seperlunya saja.
"Jika tiga pekan ini tidak turun hujan, maka kemungkinan air ini hanya bisa bertahan sampai 24 Oktober. Maka kami harap dalam waktu dekat hujan turun," ujarnya.
Baca Juga: Big Bad Wolf Balikpapan Sudah Dibuka hingga 8 Oktober di Dome
2. Cari alternatif sumber air dari Waduk Samboja
Balikpapan, lanjut Rahmad, merupakan daerah yang mengandalkan air hujan sebagai sumber air baku. Waduk yang ada adalah waduk tadah hujan yang mesti hujan untuk bisa terisi. Ia berharap sepekan ini hujan segera turun.
Selain mengimbau masyarakat Kota Balikpapan untuk menggunakan air seperlunya, ia juga tengah mencari alternatif sumber air baku untuk waktu dekat. "Kita juga cari alternatif. Beberapa juga disampaikan oleh BWS, ada Waduk Samboja. Ini memang sudah dalam kajian bersama PTMB untuk bisa dimaksimalkan penggunaan Waduk Samboja tersebut," jelasnya.
3. Penurunan tinggi debit air terjadi sejak kemarau
Sementara, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Wilayah Selatan Mohammad Saleh menyebut, jika normalnya debit air tingginya mencapai 21,50 meter, maka pada saat ini tingginya sudah mengalami penurunan hingga 19,82 meter.
Hal ini terjadi pascamusim kemarau di Balikpapan.
"Mungkin penurunan debit air ini terjadi mulai Mei atau Juni. Dan memang semua waduk mengalami penurunan debit air, termasuk Waduk Manggar," katanya. Keadaan serupa terjadi di kedua waduk utama Kota Balikpapan, di mana penurunan ini terjadi hingga tersisa 45 persen kapasitasnya.
4. Lakukan pembatasan distribusi air
Direktur Operasional Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) Anang Fadliansyah menambahkan, tindakan selanjutnya yang dapat diambil menyesuaikan rekomendasi BWS. Antara lain dengan mengurangi distribusi air.
"Jadi yang tadinya 200 liter per detik, turun jadi 150 liter per detik. Itu sudah kami lakukan sejak tanggal 27 September kemarin," ungkapnya.
Penyesuaian ini dilakukan demi menghemat air baku yang ada. Walaupun tetap ia berharap hujan bisa turun sepekan ke depan. "Harapan kami mudah-mudahan segera ada hujan dalam waktu dekat," tandasnya.
Baca Juga: Anggota DPRD Paser Ditahan dan Kasusnya Disidang di Balikpapan