Kalsel Catat Kasus Obesitas Ada 1265 Penderita

Cerita penderita obesitas yang 'mager'

Banjarmasin, IDN Times - Kasus obesitas atau kelebihan berat badan di Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi perhatian pemerintah Provinsi Kalsel. Angkanya cukup tinggi yakni ada 1265 kasus yang tersebar di seluruh daerah di Kalsel.

Kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Diauddin, tingginya kasus obesitas itu terjadi karena gaya hidup dan pola makan masyarakat yang tak seimbang.

Baca Juga: Pemprov Kaltim Mendorong Kebangkitan Koperasi di Masing-masing Daerah

Baca Juga: Gubernur Kaltim Sebut Sinode di Indonesia Paling Banyak di Kaltim

1. 1.265 kasus obesitas diderita anak 0-59 bulan

Kalsel Catat Kasus Obesitas Ada 1265 PenderitaDiauddin, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel.

1265 kasus yang didata pihaknya itu merupakan obesitas pada usia anak 0 sampai 59 bulan. Sedangkan kasus obesitas dewasa belum dilakukan pendataan.

Dari 13 daerah di Kalsel, daerah yang tertinggi ada di Kabupaten Banjar, sementara yang terendah ada di Kabupaten Tabalong.

Obesitas ini cenderung pada pola makan yang tak seimbang. Apalagi sekarang ini kata Diauddin, warga lebih suka makan-makanan yang instan, makanan yang tinggi kalori dan lemak.

Kemudian, untuk makanan pendamping seperti sayur-sayuran lebih banyak ditinggalkan. Karena lebih sering mengkonsumsi makanan yang tak seimbang, Sehingga itu dapat memunculkan penyakit dalam tubuh, seperti jantung, kolesterol dan penyakit lainnya.

"Pola makan yang tak seimbang, ini yang menyumbang kasus obesitas di Kalsel. Kami rutin melaksanakan kegiatan sosialisasi melalui gerakan masyarakat hidup sehat," katanya.

2. Obesitas masuk penyakit baru di Kalsel

Diauddin melanjutkan, kasus obesitas di Kalsel ini tergolong penyakit baru masuk dalam penanganan pihaknya. Pasalnya, Indonesia dan daerah kita sejak dulu dihadapi penyakit infeksi seperti TBC, kusta dan penyakit menular lainnya.

Penyakit infeksi belum hilang, sekarang ditambah lagi yakni penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup tak sehat yakni obesitas.

"Mau tidak mau, kita harus menangani penyakit yang muncul akibat pola hidup tak sehat. Kita terus gencarkan sosialisasi ke masyarakat dan ke sekolah-sekolah terkait jajanan maupun makanan tak sehat," ujarnya.

3. Penderita obesitas yang sulit turunkan berat badan

Kalsel Catat Kasus Obesitas Ada 1265 PenderitaElsa Pratiwi, penderita obesitas asal Banjarmasin.

Sementara itu, penderita obesitas asal Kota Banjarmasin, Elsa Pratiwi (30) menyatakan bahwa dirinya mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas keseharian, apalagi aktivitas yang banyak gerak.

Penderita obesitas dengan bobot badan 93 kilogram ini mengakui penyebab bertambahnya berat badan karena stres, sehingga tak mampu mengontrol makanan yang masuk dalam tubuh.

Ia mengaku tak menyangka, berat badannya yang dulu pernah 53 kg secara cepat menjadi 93 kg. Memang pola makan yang tak teratur hingga sekarang menjadi kebiasaannya. Ditambah malas gerak yang mendukung pengumpulan lemak dalam tubuh.

Berbagai upaya, Elsa pernah mengikuti program diet. Program itu sempat menurunkan berat badan, namun upayanya terhenti, alasan bosan mengikuti program diet yang ketat.

"Berat badan saya 93 kg, sedangkan berat ideal saya 53 kg. Saya sudah berupaya mengikuti program diet, tapi belum berhasil," ucapnya.

Topik:

  • Silfa Humairah Utami

Berita Terkini Lainnya