Penyakit TBC Meningkat di Banjarmasin selama Tiga Tahun Terakhir    

Usia 20 tahun ke atas paling rentan

Banjarmasin, IDN Times - Penyakit tuberkulosis (TBC) atau TB di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) selama tiga tahun terakhir dilaporkan mengalami peningkatan. Kasus kematian penyakit ini selama tiga tahun terakhir mencapai 3 persen dari total 1.959 pasien TBC di mana jumlahnya sebanyak 58 jiwa. 

Laporan kasus selama tahun 2020 hingga 2022. 

1. Usia 20 ke atas rawan penyebab kematian

Penyakit TBC Meningkat di Banjarmasin selama Tiga Tahun Terakhir    Sekretaris Dinkes Kota Banjarmasin, Dwi Asti Susilastuti

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin Dwi Atmi Susilastuti menyatakan, kasus kematian penyakit TBC menjadi catatan penting pemerintah daerah. Mayoritas pasien mengalami kematian didominasi usia produktif 20 tahun ke atas. 

"Tahun 2022 lalu kematian dari penderita TB ini ada 3 persen. Usia 20 ke atas yang paling rentan dan penyumbang kematian terbesar menurut umur," katanya.

Pasien bayi atau balita tidak ada yang meninggal. 

"Usia 20 tahun ke atas sangat berisiko, kami imbau kepada masyarakat agar memeriksakan dirinya apabila batuk lebih dari dua minggu. Karena itu bisa saja TB. Apalagi kalau batuknya sampai berdarah," harapnya.

Baca Juga: Banjarmasin Tambah Lima Unit Bus Rute Sungai Andai dan Teluk Tiram 

2. Kasus terduga TB mencapai 12.477

Penyakit TBC Meningkat di Banjarmasin selama Tiga Tahun Terakhir    Pasien TBC sering dikucilkan masyarakat, padahal bukan seperti itu cara menangani pasien TBC. (freepik.com/peroplecreations)

Dwi pun mendata kasus terduga penyakit TBC mengalami peningkatan. Datanya mulai 2020, ditemukan sebanyak 5.413 jiwa atau 41 persen. Sedangkan di tahun 2021 menjadi 8.515 jiwa atau 58 persen.

Kenaikan signifikan terjadi tahun 2022 yang mana peningkatan kasus terduga TBC mencapai 12. 477 jiwa atau 81 persen.

"Kasus terduga TB semakin naik setiap tahun terakhir ada 12.477. Dengan Semakin banyak diketahui terduga TB maka itu lebih baik dan untuk mendapat penanganan juga lebih cepat. kalau naik kasusnya bukan jelek tapi lebih bagus," jelasnya.

3. Warga diimbau segera periksa bila ada gejala TB

Peningkatan kasus terduga TB itu pun berdampak pada data pengobatan penderita yang ikut mengalami peningkatan. 

Maka dari itu, ia meminta masyarakat agar segera memeriksa diri ke puskesmas terdekat jika ada gejala yang menunjukkan penyakit TB. Salah satunya batuk yang tak kunjung sembuh selama dua minggu.

Di tahun 2020 persentase pengobatan penderita TB mencapai 25 persen. Di tahun 2021 naik menjadi 31 persen. Sedangkan 2022 persentase pengobatan berhasil mencapai 59 persen.

"Untuk jumlahnya, di tahun 2020 itu yang menjalani pengobatan 730 jiwa, di tahun 2021 ada sebanyak 912 jiwa dan terakhir di tahun 2022 ada 1.959 jiwa," tutupnya.

Baca Juga: Lebih Dekat dengan Kak Niacika, Pendongeng yang Aktif di Banjarmasin

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya