Persaingan Retail Modern dan Tradisional di Banjarmasin Makin Ketat

Tren kios tradisional sulit bersaing

Banjarmasin, IDN Times - Persaingan retail modern dan tradisional di Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) makin ketat. Pemerintah Kota Banjarmasin sempat membatasi keberadaan ritel modern guna membantu perkembangan ekonomi masyarakat lokal. 

Namun kebijakan tersebut sepertinya sudah berubah di mana keberadaan retail modern sudah diizinkan di wilayah perdagangan dan jasa Banjarmasin.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin Ikhrom Muftezar  menyebutkan, pemerintah daerah mengatur pendirian lokasi retail modern. 

"Retail boleh dibangun di kawasan perdagangan dan jasa, seperti di Kayu Tangi, Jalan Gatot, Jalan Teluk Dalam dan lainnya," katanya, Senin (31/7/2023). 

1. Pemkot Banjarmasin memantau keberadaan retail modern

Persaingan Retail Modern dan Tradisional di Banjarmasin Makin KetatIlustrasi kios tradisional di pelabuhan kelotok Penajam tetap bukan meskipun sepi pembeli (IDN Times/ Ervan Masbanjar)

Ikhrom mengatakan, Pemkot Banjarmasin masih memantau pendirian retail modern agar tidak memberikan dampak negatif pada masyarakat. Seperti penerbitan izin retail modern yang harus memperoleh rekomendasi dari Dinas Perdagangan dan perindustrian Banjarmasin.

Ia pun mengaku melihat titik lokasi pendirian retail modern sebelum memberikan rekomendasi kepada Dinas Perizinan setempat. Karena operasional retail ditentukan dengan wilayah perdagangan dan jasa yang sudah dipetakan daerah. 

Misalnya saja, itu di daerah Kayu Tangi dan Sultan Adam Banjarmasin. 

Baca Juga: Kota Banjarmasin Raih Penghargaan Kota Layak Anak

2. Retail modern dan kios tradisional memiliki pasar masing-masing

Persaingan Retail Modern dan Tradisional di Banjarmasin Makin KetatRak minyak goreng kemasan di toko retail modern Jumbo tampak kosong, Rabu (16/3/2022). IDNTimes/Savi

Karenanya, Ikhrom yakin keberadaan retail modern tidak memberikan dampak negatif bagi pelaku ekonomi di Banjarmasin. Khususnya mereka yang bergerak di sektor retail tradisional hingga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.

Menurutnya,  pasar retail modern maupun tradisional sudah memiliki pangsa pasarnya masing-masing. Di mana mereka tidak akan saling mengganggu. 

"Saya rasa masing-masing memiliki pasar sendiri, yang terpenting bagaimana kita memberikan pelayanan yang baik, karena itu yang diminta konsumen," bebernya.

3. Keluhan kios tradisional di Banjarmasin

Persaingan Retail Modern dan Tradisional di Banjarmasin Makin KetatRetail modern Alfamart di kawasan kota Batu. Selama periode ulang tahun retail modern Alfamart menyiapkan hadiah bagi para costumer. IDN Times/ Alfi Ramadana

Sementara itu Dhani, salah satu pemilik kios tradisional di Teluk Tiram Banjarmasin Barat tidak sependapat dengan penilaian pejabat setempat. Baginya keberadaan retail modern sangat berdampak pada persaingan pelanggan kios tradisional.

Dhani mengatakan, retail modern memiliki banyak kelebihan dibandingkan kios tradisional dari kelengkapan produk, kualitas, hingga pelayanannya kepada pelanggan. Di sisi lain, kios tradisional hanya mengandalkan modal seadanya. 

Harga barang-barang yang lebih murah di kios tradisional, kata Dhani, tidak banyak membantu dalam persaingan melawan retail modern. Hingga ia pun terpaksa memindahkan lokasi kiosnya agar tidak terlalu berdekatan dengan retail modern.

Agar mendapat pelanggan sesuai dengan yang diharapkan.

"Saya akui kios kami kalah banyak dengan ritel, di sana lengkap termasuk payung hukumnya juga kuat. Kalau kita seadanya saja, pokoknya kalah segala-galanya," keluhnya.

Baca Juga: Wiraswasta di Banjarmasin Edarkan Puluhan Paket Sabu dan Ekstasi 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya