Ruang ICU di Balikpapan Penuh, Kasus COVID-19 Alami Perubahan Pola

Andalkan HFNC untuk pengobatan

Balikpapan, IDN Times - Meningkatnya kasus COVID-19 di Kota Balikpapan beberapa hari terakhir, membuat pihak rumah sakit mulai waspada. Ruangan rumah sakit yang disediakan untuk pasien COVID-19 kembali penuh.

Direktur RS Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan dr. Edy Iskandar, Sp.PD. FINASIM., MARS menuturkan, lonjakan kasus kali ini berbeda dari sebelumnya. Menurutnya pola kasus COVID-19 sekarang ini banyak pasien dengan gejala berat.

"Polanya berubah. Banyak kasus berat yang memerlukan perawatan intensif dan ventilator," terangnya, melalui pesan singkat Whats App, Sabtu (26/12/2020).

1. Bed di ruang ICU RSKD penuh

Ruang ICU di Balikpapan Penuh, Kasus COVID-19 Alami Perubahan PolaDirektur RSUD Kanujoso Djatiwibowo, dr. Edy Iskandar, Sp.PD (IDN Times/Hilmansyah)

Edy mengungkapkan, 17 beds yang ada di ruang ICU semua terisi penuh. Hal ini menurutnya karena banyak sekali pasien dengan gejala berat yang masuk ke RSKD. Tak hanya itu, untuk ruang isolasi, dari 75 tempat tidur yang disiapkan, kini sudah hampir penuh.

"ICU penuh, ruang isolasi juga sudah 80 persen terisi. Saat ini sudah dipersiapkan lagi untuk pasien COVID-19," jelas dia.

Persiapan tersebut dilakukan pihaknya sembari memantau langsung perkembangan kasus COVID-19 selama libur perayaan Natal dan Tahun Baru 2021.

Baca Juga: Ingin Pulang, Pria Nekat Berenang Pakai Galon dari Balikpapan ke Jawa

2. RS Siloam lebih banyak menyediakan tempat untuk pasien nonICU

Ruang ICU di Balikpapan Penuh, Kasus COVID-19 Alami Perubahan PolaRS. Siloam Balikpapan (dok.Siloam Hospitals Balikpapan)

Sedangkan untuk di Siloam Hospital Balikpapan, 3 beds untuk pasien COVID-19 yang berada di ruang ICU milik mereka juga semua sudah terisi penuh.

Bussiness Division Head Siloam Hospital Balikpapan, dr. Mark Green Tarumetor, mengatakan, pihaknya lebih banyak menyediakan bed untuk pasien nonICU, yakni sebanyak 30 tempat tidur.

"Kalau gejala berat tetap kita rujuk ke RSKD Balikpapan," ucapnya.

3. Sebanyak 90 tempat tidur disediakan di RSPB, terpakai sekitar 70 persen

Ruang ICU di Balikpapan Penuh, Kasus COVID-19 Alami Perubahan PolaIlustrasi seorang pasien COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica

Sementara itu, di RS Pertamina Balikpapan tersedia sebanyak 90 tempat tidur untuk pasien COVID-19.

Direktur RS Pertamina Balikpapan dr. M. N. Khaeruddin Sp.B, mengatakan, keterisian bed pasien tersebut bersifat fluktuatif. Namun saat ini menurutnya yang terpakai untuk merawat pasien sekitar 60-70 persen.

"Fluktuatif sih, perminggu sering naik turun pasien yang masuk," terang dia.

4. Alat HFNC untuk membantu pasien yang mengalami sesak nafas

Ruang ICU di Balikpapan Penuh, Kasus COVID-19 Alami Perubahan PolaIlustrasi petugas medis melakukan perawatan terhadap pasien terinfeksi virus corona (COVID-19) di instalasi khusus. ANTARA FOTO/REUTERS/Ronen Zvulun

Selain plasma darah konvalesen yang dianggap mampu membantu pasien gejala berat, ada satu lagi berupa alat bernama High Flow Nasal Cannula (HFNC). Alat serupa ventilator, yang digunakan untuk merawat pasien COVID-19 dengan gejala berat. Alat ini disiapkan di setiap ruangan ICU.

HFNC ini merupakan alat bantu pernafasan yang menyalurkan oksigen dan bermanfaat membantu meringankan gejala sesak nafas dan mencegah agar pasien tak perlu sampai harus menggunakan ventilator. HFNC ini mencegah pasien mengalami gagal nafas yang berakibat meninggal dunia.

Karena plasma konvalesen masih sangat kurang, rumah sakit di Balikpapan pun mengandalkan HFNC untuk bisa membantu kelancaran pernafasan para pasien selama berada di ruang ICU.

"Kami ada 20 set HFNC ini di ruang ICU dan terbukti berhasil," kata Edy Iskandar.

Meski begitu dia mengharapkan, agar masyarakat yang sebelumnya pernah menjadi pasien COVID-19 dan telah sembuh agar mendonorkan plasma darahnya untuk membantu pasien lainnya.

Selain RSKD, RS Pertamina Balikpapan dan juga Siloam Hospital Balikpapan juga telah memiliki HFNC.

5. Tren peningkatan kasus COVID-19 selama Desember di Balikpapan

Ruang ICU di Balikpapan Penuh, Kasus COVID-19 Alami Perubahan Polailustrasi rapid test antigen (IDN Times/Mela Hapsari)

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, tren peningkatan kasus COVID-19 di Kota Minyak ini karena banyak orang yang mau berlibur sehingga terdeteksi melalui rapid test antibodi/ antigen.

Selain itu juga peningkatan kasus bertambah dari perusahaan dan perkantoran yang mengadakan banyak kegiatan tatap muka.

"Perkantoran atau perusahaan mengejar menyelesaikan kegiatan akhir tahun yang mengumpulkan orang. Banyak pertemuan, seminar, perjalanan dinas, banyak lembur," ungkapnya melalui pesan tertulis pada Jumat (25/12/2020). 

Dokter yang akrab disapa Dio ini melanjutkan, akibatnya, dari klaster perkantoran kemudian menular ke rumah dan menjadi klaster keluarga.

Selain itu Dio menjelaskan, tren penambahan kasus COVID-19 Balikpapan juga berasal dari perusahaan migas atau tambang melalui pemeriksaan saat akan ganti kru pekerja. 

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times

Baca Juga: Ini Daftar Tempat Wisata di Balikpapan yang Ditutup selama Nataru

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya