COVID-19 Melonjak, RSKD Balikpapan Tambah 40 Tempat Tidur dan Nakes 

Perlu tambahan 64 tenaga kesehatan

Balikpapan, IDN Times - Melonjaknya jumlah pasien COVID-19 di Balikpapan membuat rumah sakit rujukan penuh dan tak dapat melayani pasien secara maksimal. Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan pun berencana menambah 40 beds (tempat tidur) untuk pasien COVID-19.

Penambahan beds ini juga sudah disetujui Gubernur Kaltim Isran Noor. Namun, tak hanya masalah jumlah tempat tidur, rumah sakit juga kekurangan tenaga kesehatan (nakes) serta tenaga pendukung. 

"Minimal ini 20 beds kita siapkan dengan fasilitas ventilator lengkap. Nanti kita lihat perkembangan. Kita siap mengembangkan sampai 40 beds," ujar Direktur RSKD Edy Iskandar, pada Minggu (31/1/2021).

1. RSKD akan tambah tenaga 64 nakes

COVID-19 Melonjak, RSKD Balikpapan Tambah 40 Tempat Tidur dan Nakes RSUD Kanujoso Djatiwibowo di Balikpapan. (IDN Times/Surya Aditya)

Edy mengatakan, penambahan ruang dan fasilitas untuk pasien COVID-19 ini menggunakan ruangan pelayanan penyakit kanker. "Nakes di RSKD saat ini yang bergerak untuk perawatan COVID-19 ini sekitar 450 orang," ujarnya.

Ia menyebut pihaknya sudah membuka lowongan pekerjaan untuk membantu pekerjaan nakes yang sudah ada. Prosesnya baru sampai perekrutan. Itupun dinilai belum mencukupi, lantaran sepi peminat.

"Dokter kita perlu 4 orang, perawat kita butuh 60 orang, dengan gaji bisa dapat sampai Rp 17 jutaan," jelasnya.

Nilai itu akumulasi dari gaji, honor, insentif dari kemenkes. "Insentif perawat itu sekitar Rp 7 juta, insentif dari Pemprov Kaltim itu sekitar Rp 4 juta. Gajinya honor perawat itu Rp 3 jutaan, itu yang kita tawarkan," paparnya.

2. Gaji dokter mencapai Rp20 juta

COVID-19 Melonjak, RSKD Balikpapan Tambah 40 Tempat Tidur dan Nakes ilustrasi tenaga kesehatan (IDN Times/Hilmansyah)

Sementara gaji untuk dokter khusus menangani pasien COVID-19, kata Edy bisa mencapai Rp 20 juta setiap bulan.

"Mungkin yang daftar pada takut. Memang untuk pelayanan di ruang COVID. Mungkin itu (pertimbangan) masih mikir-mikir. Padahal insentifnya sudah tinggi tuh," katanya.

Edy menjamin setiap nakes yang melayani pasien COVID-19, tetap bekerja sesuai prosedur serta dilengkapi dengan fasilitas penunjang, seperti alat pelindung diri (APD).

"Jadi kita sudah proteksi dulu. Tapi tingkat kehati-hatian harus tinggi," ungkapnya.

Baca Juga: Balikpapan Perpanjang PPKM hingga 12 Februari 2021

3. RSKD juga perlu tambahan tenaga pendukung

COVID-19 Melonjak, RSKD Balikpapan Tambah 40 Tempat Tidur dan Nakes RSUD Kanujoso Djatiwibowo (IDN Times/Surya Aditya)

Selain itu RSKD masih memerlukan tenaga ahli gizi, tenaga pramusaji dan cleaning service untuk mem-backup tambahan layanan baru ini.

"Kita berapa pun dapat (tenaga) kita akan jalan dulu. Jadi misalnya buka 10 beds dulu, sampai kebutuhan tenaga kesehatannya terpenuhi," ujarnya.

Proses perekrutan tenaga kesehatan dan tenaga pendukung telah dibuka luas. Para nakes yang berminat bisa langsung melamar ke RSKD.

"Baik lulusan D3 atau S1. Tidak perlu ada STR (Surat Tanda Registrasi). Ini yang daftar baru separuhnya saja belum sampai," katanya.

Ia menambahkan,  "Masa kerja kita kontrol 6 bulan. Nanti kalau lonjakan ini kita anggap masih perlu perawatan, kita pekerjakan lagi 6 bulan," terangnya.

4. Fasilitas standar guna menekan angka kematian akibat COVID-19

COVID-19 Melonjak, RSKD Balikpapan Tambah 40 Tempat Tidur dan Nakes Foto hanya ilustrasi. (medicalxpress.com)

Selain itu Edy menyebut, untuk meminimalkan jumlah angka kematian karena COVID-19 mutlak memerlukan ruang dan fasilitas pendukung yang memadai dan sesuai standar.

"Kalau gak ada ICU yang standar, pasti layanan di ruang belakang juga gak sanggup merawat kasus-kasus berat itu," ujarnya.

Saat ini kondisi ruang ICU lebih sering penuh, sementara jumlah pasien dengan gejala berat antre untuk dirawat.

"Ada sebagian. Jadi terpaksa dirawat di ruang isolasi. Tapi isolasi dengan peralatan apa adanya. Menunggu ICU kosong atau pasien sehat itu baru mereka masuk," tukasnya.

5. Dilema pasien meninggal tapi belum diketahui positif COVID-19 atau tidak

COVID-19 Melonjak, RSKD Balikpapan Tambah 40 Tempat Tidur dan Nakes RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan (IDN Times/Hilmansyah)

Ia mengakui ada beberapa kasus pasien dengan gejala berat yang akhirnya tidak tertolong dan meninggal dunia, akibat terlambat penanganan.

"Minggu kemarin kan sempat stagnan tuh. Isolasi penuh, ICU juga penuh. Jadi masuk dalam kondisi berat. Diobservasi di UGD akhirnya tidak tertolong. Ada 2 atau 3 orang," ujarnya.

Ia menyebut kasus seperti itu dilema dengan pihak keluarga yang bersangkutan. Pihaknya sudah melakukan upaya penanganan mulai dari swab PCR (polymerase chain reaction) atau CTM, hingga proses rontgen. Namun kendalanya adalah lambat untuk mendapatkan hasil diagnosa, sementara proses pemulasaran jenazah harus sudah mulai dilakukan.

"Ini yang akhirnya menjadi masalah. Karena belum sempat ditegakkan diagnosisnya. Tapi akhirnya kita kompromi dengan keluarga (boleh) dibawa tapi mohon menjaga protokolnya," tutupnya.

Baca Juga: Waspada, Virus D614G Mutasi COVID-19 Sudah Masuk Balikpapan

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya