Cegah COVID-19, Ibu Hamil di Balikpapan Bakal Jalani Rapid Test
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Kasus terkonfimasi positif COVID-19 di Balikpapan kian hari terus bertambah. Pada Selasa tercatat ada 3 kasus pasien ibu hamil dengan status suspect. Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 pun berencana melakukan rapid test massal kepada seluruh ibu hamil di Balikpapan.
"Itu yang perlu menjadi perhatian kita, rencananya akan dilakukan rapid test untuk ibu hamil," terang Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 sekaligus Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, saat jumpa pers di kantornya pada Selasa (15/9/2020).
1. Rapid test untuk ibu hamil di trimester 3
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty menjelaskan rapid test ditujukan bagi ibu hamil yang telah masuk trimester ketiga. Para ibu hamil ini akan diperiksa dua minggu sebelum persalinan.
Jadi seandainya ditemukan reaktif dalam pemeriksaan rapid test masih ada waktu sekitar dua minggu sebelum kelahiran untuk melakukan pemeriksaan ulang dan perawatan kepada ibu hamil tersebut.
"Jadi kalau reaktif, masih ada dua minggu untuk melakukan pemeriksaan swab. Ini program untuk ibu hamil," ujar Dio, sapaan akrabnya.
Jika ibu hamil diketahui terkonfirmasi positif COVID-19 setelah menjalani pemeriksaan swab, maka dokter yang akan menentukan apakah ibu tersebut dapat melahirkan secara normal atau perlu dioperasi caesar.
Baca Juga: Perwali Pencegahan COVID-19 di Balikpapan, 1.325 Orang Terjaring Razia
2. Ibu hamil dan balita kini menjadi fokus utama
Dio menyebut, bahwa pemerintah pusat memberikan baru saja mengirimkan sejumlah masker untuk ibu hamil dan balita. Total yang dikirim, yakni masker balita sebanyak 927 buah dan bagi ibu hamil sebanyak 1.869 masker.
"Jadi maksud saya, jika pusat telah mengirim itu artinya ini telah menjadi atensi dan dibutuhkan di daerah-daerah," jelasnya.
Ia menjelaskan hingga kini tercatat ada 10 ibu hamil dan 37 balita diketahui hasil rapid test-nya reaktif.
3. RSKD juga mengalami kewalahan menerima ibu bersalin
Terkait ruang persalinan khusus COVID-19, baru Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo (RSKD) yang memiliki ruang tersebut. Hanya saja karena kondisi rumah sakit yang mulai penuh dikhawatirkan tak dapat menampung pasien jika melebihi kapasitas.
Dio menjelaskan Direktur RSUD Kanujoso Djatiwibowo dr. Edy Iskandar juga telah menyampaikan kepada pihaknya agar rumah sakit lainnya juga menyiapkan ruangan bersalin khusus pasien COVID-19.
"RSKD ini, kan rumah sakit rujukan utama, yang lain tinggal mengirim. Tetapi sebenarnya harus ada juga (ruang bersalin COVID-19 di rumah sakit lain) karena era adaptasi kebiasaan baru," ucapnya.
Untuk itu, Dio menjelaskan pemerintah akan mendorong agar rumah sakit lain di Balikpapan juga dapat menyiapkan ruang bersalin khusus COVID-19.
4. Perkembangan kasus COVID-19 di Balikpapan
Secara rinci disebutkan oleh Dio, jumlah terkonfirmasi positif di Kota Balikpapan ada penambahan sebanyak 38 kasus. Pasien terbagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu pasien suspect atau masuk rumah sakit dengan gejala sebanyak 24 orang, 6 kasus riwayat OTG (orang tanpa gejala), dan 6 kasus lainnya merupakan hasil perluasan tracing di tempat kerja.
Selain itu, terdapat satu kasus probable meninggal dunia dan 32 kasus telah selesai isolasi. Dio menjelaskan ruang perawatan di rumah sakit untuk pasien COVID-19 sudah penuh.
"Dengan jumlah kasus yang dirawat sebanyak 319 pasien, ini semua sudah full ruang rawatnya," pungkasnya
Baca Juga: Kehilangan Job, Kisah Seniman Balikpapan Bertahan saat Pandemik