Sejarah 'Kota Minyak' Balikpapan pada Perang Dunia hingga Kemerdekaan 

Terdapat 111 cagar budaya di Balikpapan

Balikpapan, IDN Times - Balikpapan merupakan kota penting yang diperebutkan oleh penjajah Belanda, Jepang, serta sekutu. Bukti nyata keterlibatan Kota Balikpapan di masa penjajahan adalah banyaknya situs peninggalan zaman perang. Seperti beberapa meriam, Gua dan bungker Jepang, yang sampai sekarang masih dapat dilihat secara langsung, juga telah menjadi situs Cagar Budaya.

Sejarawan Balikpapan, Ackmad Ryan Pratama mengisahkan, peninggalan sejarah tersebut tak lepas dari kondisi Kota Balikpapan pada abad ke-20, terutama di sekitar tahun 1900-an silam.

"Jadi, kalau misal sekarang kenapa banyak peninggalan Gua Jepang, karena pada zaman Perang Dunia ke II itu, Balikpapan ini sudah memegang posisi yang vital," jelas pria yang akrab disapa Ryan tersebut kemarin, Kamis (13/8/2020) melalui sambungan telepon.

1. Balikpapan diakui sebagai rute penting perdagangan global

Sejarah 'Kota Minyak' Balikpapan pada Perang Dunia hingga Kemerdekaan Balikpapan pada masa Perang Dunia II (Dok.Dahor Heritage Museum/Flickr Skeeter1965)

Kota Balikpapan di era 1900-an telah menjadi tempat perkembangan dan eksploitasi minyak bumi sehingga para penjajah berusaha untuk menguasai Balikpapan.

"Karena merupakan salah satu tempat yang harus diduduki, karena strategis. Juga mengandung banyak sekali bahan bakar yang digunakan untuk kepentingan perang masa itu," katanya.

Ryan melanjutkan, "Jadi Balikpapan tempo dulu, cukup ramai. Pelabuhannya untuk eksplor minyak, dan Balikpapan merupakan pelabuhan penting dalam rute perdagangan global," jelasnya.

Baca Juga: Konsisten Berjuang, Ini Alasan Abdoel Moeis Hassan Layak Jadi Pahlawan

2. Penyampai pesan kemerdekaan Indonesia dan pejuang adalah para buruh minyak

Sejarah 'Kota Minyak' Balikpapan pada Perang Dunia hingga Kemerdekaan Perang antara tentara sekutu dengan tentara Jepang di Balikpapan (Dok. Dahor Heritage Museum/Australian War Memorial)

Untuk diketahui, Jepang masuk ke Balikpapan pada tahun 1942 dan terjadi Pertempuran Balikpapan pada 23-24 Januari 1942.  Perang terjadi antara tentara Belanda, sekutu, dan Jepang untuk memperebutkan kilang minyak di Balikpapan. Tentara Jepang memenangkan pertempuran ini. Jepang menguasai Balikpapan hingga Juli 1945,  kemudian dikalahkan oleh tentara Australia.

Sejak masa orang Belanda menguasai industri minyak, mereka telah mempekerjakan rakyat sebagai tenaga kerja untuk membantu jalannya operasional industri minyak. Warga Balikpapan dapat mengetahui berita yang ada di luar daerah, melalui buruh-buruh tersebut, termasuk berita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

"Itulah mengapa berita proklamasi itu bisa diterima, karena buruh-buruh minyak. Merekalah yang pertama kali mengetahui adanya kabar proklamasi kemerdekaan Indonesia, karena ada dari profesi mereka sebagai operator yang mengirim sinyal radio, dan mereka mendapat kiriman berita dari Jawa bahwa Indonesia ini sudah memproklamasikan Kemerdekaan," terangnya.

Dari situlah, para buruh tersebut juga langsung bergerak cepat untuk mengambil alih, dan mendominasi saat sudah diumumkan kemerdekaan Indonesia. Mereka juga bahkan yang melakukan perang dengan cara gerilya, sehingga daerah Balikpapan dapat mengumumkan kemenangannya di awal bulan September 1945.

3. Sebanyak 111 situs peninggalan jaman Perang Dunia II kini dijadikan sebagai cagar budaya

Sejarah 'Kota Minyak' Balikpapan pada Perang Dunia hingga Kemerdekaan Tentara Australia saat masuk ke Pantai Balikpapan pada tahun 1945 (dok. Dahor Heritage Museum/Australian War Memorial)

Sementara itu, Kepala Seksi Kebudayaan Balikpapan, Sunaji menjelaskan di Kota Minyak ini masih banyak peninggalan bersejarah yang kemudian dijadikan sebagai situs cagar budaya Balikpapan.

Kebanyakan cagar budaya tersebut juga masih dalam keadaan asli, dan telah dilakukan penambahan berupa pagar untuk melindungi situs tersebut. Situs yang mendapat renovasi, yakni Tugu Australia di Lapangan Merdeka, Tugu Makam Jepang di Lamaru dan di Kilometer 13, serta Tugu Demonstrasi Rakyat di Karang Anyar, Balikpapan.

"Cagar budaya peninggalan sejarah PD II yang ada di Balikpapan ada 111 cagar. Menyebar di seluruh pantai Balikpapan, yang paling jauh berada di Lamaru dan di Kilometer 15. Tetapi semuanya terbuka untuk umum, kecuali yang berada di lahan Pertamina, harus melalui protokoler karena berada di area vital," jelas Sunaji, Jumat (14/8/2020), melalui pesan tertulis.

Seluruh peninggalan tersebut, lanjut dia, dilestarikan dan selalu dilakukan perawatan oleh Pemerintah Kota Balikpapan, agar bisa menjadi pengingat dan pembelajaran bagi generasi berikutnya.

Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalamanan unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di saat mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa dicapai.

Baca Juga: Menilik 6 Jejak Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Balikpapan

https://www.youtube.com/embed/szsxkHb8EUo

Topik:

  • Mela Hapsari
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya