Banyak yang Tak Tahu, BKSDA: Jika Ketemu Monyet, Jangan Diberi Makan

Hakikat satwa liat mencari mencari makanannya sendiri

Balikpapan, IDN Times - Wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) satwa liar seperti monyet masih dapat dijumpai muncul di pinggir jalan kota. Biasanya monyet-monyet ini turun sekadar untuk bermain atau mencari makanan. Untuk wilayah Balikpapan hingga Kutai Kartanegara, ada dua tempat asri yang masih banyak monyetnya. 

Yakni di Hutan Kota Jalan Minyak, Kota Balikpapan dan di hutan bukit Kilometer 38, akses menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Jika diperhatikan, di Jalan Minyak monyet-monyet sudah jarang terlihat. Tetapi di Kilometer 39, gerombolan monyet akan berlarian di jalan pada waktu siang dan sore hari.

Meski banyak kendaraan lalu lalang ingin menuju ke arah Sepaku, nampaknya monyet-monyet di sana tak takut. Rupanya, satwa yang ada di sana adalah monyet ekor panjang. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim Ivan Yusfi.

"Jadi monyet ekor panjang ini memang terkenal paling adaptif, bisa hidup di lingkungan manusia yang tidak ada hutannya," ujar Ivan

1. Tak boleh diberi makan

Banyak yang Tak Tahu, BKSDA: Jika Ketemu Monyet, Jangan Diberi MakanMonyet di Taman Nasional Ujung Kulon. (commons.wikimedia.org)

Kemunculan gerombolan satwa bernama latin Macaca fascicularis ini ke jalan pun sebenarnya tak perlu dikhawatirkan. Karena, kata Ivan, lokasi di kilometer 38 memang merupakan kawasan hutan untuk tujuan khusus yang dikelola oleh balai teknologi konservasi sumber daya alam Samboja, unit kerja dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Di mana kawasan hutan ini salah satunya diperuntukkan bagi satwa-satwa Kalimantan. 

Lanjutnya, ia menyebut meski banyak yang berlalu lalang tetapi tak akan berdampak bagi gerombolan monyet tersebut.

"Gangguan di sana minim, cuma masalah juga ada di manusia, begitu lihat ada monyet di pinggir jalan langsung dikasih makan," tuturnya.

Hal tersebut tak disarankan oleh Ivan, karena dapat mengubah perilaku satwa. Yang seharusnya bisa mencari makan sendiri, jadi bergantung kepada si pemberi makan.

"Salah (memberi makan) dan membuat monyet malas untuk mencari makan sendiri," ucapnya.

Baca Juga: Bertemu Jokowi, Ini yang Disampaikan para Tokoh Adat Kaltim

2. Pantauan monyet ekor panjang di Samboja

Banyak yang Tak Tahu, BKSDA: Jika Ketemu Monyet, Jangan Diberi MakanPapan peringatan yang di pasang di lokasi perlintasan satwa di jalan menuju Sepaku

Dari penjelasan Ivan, IDN Times pun mencoba menyambangi lokasi yang sering ditemukannya satwa ini pada Senin (31/1/2022). Jika sudah masuk pada persimpangan Jalan Samboja arah jalan masuk menuju Sepaku, sekitar 300 meter akan ada papan peringatan agar pengguna jalan berhati-hati karena di situ ada satwa liar. 

Benar saja, tak berselang lama, sekitar pukul 10.00 Wita, melintas di sana satu ekor monyet ekor panjang yang duduk di pinggir jalan. Hanya saja pemandangan yang ditemukan cukup miris karena monyet itu sedang memakan bekas makanan di tumpukan sampah.

Sesekali monyet itu kembali mengeluarkan makanan dari mulutnya untuk memisahkan sampah plastik yang membungkus bekas makanan tersebut.

3. Diberi makan oleh pengguna jalan

Banyak yang Tak Tahu, BKSDA: Jika Ketemu Monyet, Jangan Diberi MakanMonyet ekor panjang melintas sebelum diberi makan oleh mobil yang melintas di belakangnya

Kemudian pada sore hari, sekitar pukul 15.02 Wita, IDN Times melintas kembali di jalan yang sama. Sesampainya di sana, ada puluhan ekor monyet yang sudah berada di jalan sembari kejar-kejaran. Sekitar 5 menit berada di sana, tak lama datang satu kendaraan roda 4 yang memacu kendaraannya cukup pelan. Tak lama orang di dalam mobil itu melemparkan makanan ke kawanan monyet di sana.

Meski sudah ditegur tak boleh diberi makan, tetapi si pemilik mobil tak menghiraukan. Hal ini pun membuktikan penjelasan dari Kepala BKSDA jika alasan monyet ekor panjang di sana sering turun ke jalan karena sering mendapatkan makanan dari manusia.

Yang seharusnya tak boleh dilakukan.

Baca Juga: KSP: Pemindahan IKN ke Kaltim Rangsang Pemerataan Ekonomi

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya