Mitigasi Bencana Banjir di Kalsel dengan Bersihkan Sampah Sungai HST

Manfaatkan reruntuhan kayu besar untuk meningkatkan ekonomi

Balikpapan, IDN Times - Pasca banjir bandang yang melanda awal Januari 2021 lalu di Kalimantan Selatan (Kalsel), masyarakat pun turun berbenah membersihkan sisa-sisa sampah yang menumpuk.

Melalui program response toward COVID-19 resilience (Restore), warga bersama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalsel dan United Nations Development Programme (UNDP) mereka fokus membersihkan tumpukan sampah yang masih ada aliran sungai di Desa Batu Tunggal Desa Baru Desa Hantakan, dan Desa Alat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST)

"Selain pembersihan sungai, kegiatan ini juga untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di masa pandemik," ujar Direktur Walhi Kalsel Kisworo Dwi Cahyono, Rabu (20/10/2021).

1. Kegiatan bersama PBB

Mitigasi Bencana Banjir di Kalsel dengan Bersihkan Sampah Sungai HST(IDN Times/Dok. Walhi Kalsel)

Seperti yang diketahui, kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama dengan badan program pembangunan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Tentunya dari sini, diharapkan dampak positif yang mereka terima adalah membuat lingkungan semakin bersih dan mengurangi dampak negatif yang menjadi sumber penyakit.

Puing-puing kayu berukuran besar yang terdampar di sungai inilah yang dijadikan sasaran oleh warga.

"Dari kayu itu bisa diserahkan ke warga untuk dimanfaatkan sehingga bernilai ekonomis," kata dia.

Baca Juga: Kasus Investasi Bodong di Balikpapan dalam Pengembangan

2. Targetkan untuk normalkan sungai

Mitigasi Bencana Banjir di Kalsel dengan Bersihkan Sampah Sungai HST(IDN Times/dok. Walhi Kalsel)

Normalisasi sungai tentu menjadi hal terpenting, jika ingin mengurangi dampak munculnya banjir di Kalsel. Di sungai ini, Walhi menyoroti banyaknya potongan kayu gelondong di sana berpotensi membahayakan jiwa masyarakat. 

Apalagi saat terjadi bencana banjir di kemudian hari.

Selain itu, sampah dan potongan kayu menumpuk bisa menjadi pemicu peningkatan volume dan luapan air sungai lebih cepat. Karena di Desa Hantakan banyak warga yang memerlukan kayu dan bisa jadi barang ekonomis, program ini tentunya menjadi win win solution.

"Targetnya, dengan kegiatan ini bisa menormalkan sungai, mengurangi erosi dinding sungai juga," terangnya.

3. Puing beton jadi kendala

Mitigasi Bencana Banjir di Kalsel dengan Bersihkan Sampah Sungai HSTANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

Meski begitu, pembersihan ini sempat mengalami kendala dikarenakan di Desa Alat terdapat puing beton jembatan yang hancur akibat banjir lalu.

Apalagi masyarakat hanya mempergunakan palu dan linggis dalam membongkar sisa-sisa puing jembatan yang sudah hancur.

Dalam kesempatan itu,  Ketua Posko Meratus Kasman Susanto selaku koordinator lapangan mengaturkan terima kasih pada Walhi. Ia mengharapkan, upaya mitigasi bencana rutin dilakukan mengingat bencana banjir sempat melanda Kalsel. 

"Tentu kita pikirkan, banjir bandang kemarin itu bisa dikatakan yang paling besar dan merugikan dalam sejarah di HST," tuturnya. 

Sebagai informasi, program ini sebenarnya ditargetkan berjalan selama 3 bulan pasca kejadian. Tetapi karena dampak yang meluas, program ini masih terus diupayakan berjalan dan membantu masyarakat Kalsel. 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya